Home » UNTUK GURU » Asesmen Kurikulum Merdeka: Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya

Asesmen Kurikulum Merdeka: Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya

Bapak/Ibu guru, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata asesmen, bukan? Pasalnya, asesmen ini cukup sering digunakan, baik dalam Kurikulum Merdeka maupun kurikulum terdahulu. 

Asesmen Kurikulum Merdeka sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Ada dua jenis asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka. 

Nah, apa saja itu? Apa tujuan dilakukannya asesmen? Bagaimana langkah-langkah untuk melakukan asesmen dalam Kurikulum Merdeka? Berikut ulasan selengkapnya. 

Pengertian Asesmen

Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris, yaitu assessment yang artinya penilaian. Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran.

Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini dilakukan oleh masing-masing guru pengampu mata pelajaran. 

Tujuan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Selain bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran, asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi terhadap suatu proses pembelajaran. 

Nantinya, hasil evaluasi ini bisa menjadi acuan guru dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa. 

Adapun tujuan lain dari asesmen Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

  • Memberikan informasi kepada guru mengenai gaya belajar siswa.
  • Memberikan informasi yang lebih rinci mengenai kemajuan siswa dalam pembelajaran.
  • Memperlihatkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dari proses pembelajaran yang diikutinya.
  • Memberikan informasi mengenai efektivitas pembelajaran yang dilakukan.
  • Memberikan ruang kepada guru untuk dapat memberikan umpan balik kepada siswa.
  • Memotivasi siswa untuk meningkatkan atau mempertahankan hasil belajarnya.
  • Memudahkan guru untuk mengetahui potensi dan minat siswa. 

Jenis-jenis Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Ada dua asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu asesmen formatif dan sumatif. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kedua jenis asesmen Kurikulum Merdeka tersebut. 

Asesmen Formatif 

Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan informasi atau umpan balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun sepanjang pembelajaran berlangsung. 

Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekaligus kesiapan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Artinya, asesmen ini tidak digunakan untuk keperluan penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan dalam rapor.

Sementara jika asesmen formatif dilakukan di pertengahan, akhir, atau sepanjang pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa sekaligus memberikan umpan balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan. 

Jika siswa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat melanjutkan ke tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka guru perlu melakukan penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan pembelajaran. 

Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kemendikbud, asesmen formatif adalah asesmen yang diutamakan daripada asesmen sumatif. Hal ini dikarenakan, asesmen ini lebih berfokus pada perkembangan kompetensi siswa daripada hasil akhir.

Harapannya, asesmen ini akan meningkatkan kesadaran siswa bahwa proses pembelajaran lebih penting daripada hasil akhir. 

Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan di akhir proses pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang pendidikan. 

Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat mempengaruhi nilai rapor siswa dan menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Itu artinya, siswa yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak memenuhi standar pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan, bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. 

Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat menggunakan teknik atau instrumen tertentu untuk melakukan asesmen sumatif, seperti tes tertulis, tapi juga bisa menggunakan teknik lain, seperti observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan membuat portofolio. 

Manfaat Asesmen Kurikulum Merdeka

Tak hanya untuk guru saja, asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga bisa memberikan manfaat untuk siswa. Berikut manfaat asesmen Kurikulum Merdeka untuk guru maupun siswa. 

Manfaat asesmen formatif

Adapun manfaat asesmen formatif untuk guru adalah sebagai berikut. 

  • Memberikan informasi mengenai kebutuhan belajar siswa.
  • Mengetahui tingkat penguasaan materi dan kelemahan serta unit materi yang belum dikuasai siswa.
  • Mengetahui tingkat pemahaman siswa sekaligus memudahkan guru untuk meramalkan seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa saat asesmen sumatif.
  • Dapat memperkirakan berhasil atau tidaknya suatu program pembelajaran saat diberikan pada siswa.
  • Memudahkan guru dalam merencanakan dan menetapkan topik-topik pembelajaran.
  • Menjadi bahan evaluasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik. 

Sementara untuk siswa, asesmen formatif dapat memberikan manfaat, seperti:

  • Memberikan informasi tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran.
  • Memudahkan siswa untuk mengetahui tantangan atau hal-hal apa saja yang membuatnya kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
  • Memudahkan siswa untuk menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik.
  • Membuat siswa lebih menghargai proses pembelajaran dan tidak hanya berfokus pada hasil saja. 

Manfaat asesmen sumatif

Sama seperti asesmen formatif, asesmen sumatif dalam Kurikulum Merdeka juga dapat memberikan manfaat untuk siswa maupun guru. Berikut adalah beberapa manfaat asesmen sumatif untuk guru. 

  • Memudahkan guru dalam menentukan nilai atau grade setiap siswa agar dapat membandingkannya dengan siswa yang lain.
  • Sebagai umpan balik untuk guru.
  • Sebagai dasar untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa di jenjang pendidikan.
  • Sebagai informasi kemajuan belajar siswa sekaligus bahan laporan ke orang tua dan tenaga kependidikan lainnya.

Adapun manfaat asesmen sumatif untuk siswa adalah sebagai berikut. 

  • Sebagai umpan balik untuk siswa agar dapat meningkatkan atau mempertahankan hasil belajarnya. 
  • Memberikan informasi pada siswa apakah dapat naik kelas atau lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya. 
  • Sebagai bukti apa saja yang sudah berhasil dikuasai siswa selama pembelajaran tertentu. 

Prinsip Dasar Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Pemerintah sudah mengatur pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka secara lengkap dan detail. Dengan harapan, pembelajaran dan asesmen yang telah diatur ini dapat menjadi acuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna sehingga dapat menciptakan siswa yang lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. 

Adapun prinsip-prinsip dasar asesmen Kurikulum Merdeka yang harus diperhatikan guru adalah sebagai berikut. 

  • Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
  • Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
  • Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
  • Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
  • Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Langkah-langkah Menyusun Rencana Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Sebelum menyusun rencana asesmen, guru harus menentukan terlebih dahulu asesmen yang akan digunakan, apakah asesmen formatif atau sumatif. Pasalnya, kedua jenis asesmen Kurikulum Merdeka memiliki langkah-langkah penyusunan rencana yang berbeda. 

Untuk lebih jelasnya, mari simak langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif dan sumatif berikut ini. 

Langkah-langkah menyusun rencana asesmen formatif

  • Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, ingin mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja dijelaskan. 
  • Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Misalnya, tes tertulis.
  • Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan tes tertulis kepada siswa. Setelah selesai, guru memberikan kunci jawaban kepada siswa sebagai acuan melakukan penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. 
  • Jika dari hasil asesmen formatif ini, banyak siswa yang berhasil menguasai materi pelajaran, maka dapat dilanjutkan ke materi berikutnya. 
  • Jika dari hasil asesmen formatif masih banyak atau ada beberapa siswa yang masih belum menguasai materi pelajaran, maka guru dapat melakukan perbaikan. 

Langkah-langkah menyusun rencana asesmen sumatif

  • Guru merumuskan tujuan asesmen. Misalnya, menentukan kenaikan kelas atau kelulusan siswa di jenjang pendidikan.
  • Guru memilih atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. 
  • Setelah itu, guru menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa. 
  • Guru juga harus menentukan skor, kriteria tercapainya tujuan pembelajaran, serta  durasi waktu pelaksanaan kegiatan asesmen. Misalnya, kriteria baik antara 71-80.
  • Selanjutnya, guru akan memeriksa tugas atau tes yang sudah dikerjakan siswa sehingga diperoleh sebuah data yang dapat diolah dan dianalisis.
  • Setelah data diolah dan dianalisis, langkah berikutnya adalah menginterpretasikan dan menarik kesimpulan data tersebut. Misalnya, siswa A dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. 

Tips Mengembangkan Asesmen Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan asesmen, baik dari segi instrumen yang digunakan hingga tata cara pelaksanaannya. 

Berikut adalah beberapa tips mengembangkan asesmen Kurikulum Merdeka yang mungkin bisa Bapak/Ibu guru terapkan. 

1. Memilih teknik atau instrumen yang sesuai dengan kebutuhan

Asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari dua macam, yakni asesmen formatif dan sumatif yang mana keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Maka dari itu, sebelum memutuskan teknik atau instrumen apa yang akan digunakan, Bapak/Ibu guru harus mengetahui dulu tujuan dilakukannya asesmen sehingga dapat memilih teknik atau instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan. 

Tak hanya itu saja, teknik atau instrumen yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kemudahannya dalam memberikan umpan balik pada guru maupun siswa. 

2. Gunakan teknik asesmen yang bervariatif

Teknik asesmen tidak hanya sebatas tes tertulis atau tes lisan saja, tapi ada berbagai teknik asesmen yang bisa guru gunakan, seperti observasi, penilaian diri dan penilaian antarteman (self- dan peer-assessment), kuis konstruktif, penugasan proyek, dan sebagainya. 

Dengan memvariasikan teknik asesmen, dapat membuat siswa lebih bersemangat sekaligus mengasah kemampuan mereka. Misalnya, Bapak/Ibu guru memilih teknik asesmen berupa penugasan proyek secara berkelompok. 

Selama mengerjakan tugas tersebut, kemampuan kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah siswa akan lebih terlatih. 

3. Manfaatkan teknologi

Saat ini, ada berbagai aplikasi kuis online yang bisa Bapak/Ibu guru manfaat untuk melakukan asesmen, seperti Quizizz, Kahoot, dan masih banyak lagi. 

Memanfaatkan teknologi dalam pengembangan asesmen ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan pada siswa. Apalagi, setiap aplikasi memiliki keunggulannya masing-masing yang mungkin dapat memudahkan Bapak/Ibu guru dalam melakukan asesmen. 

Itulah pembahasan Quipper Blog mengenai asesmen Kurikulum Merdeka. Semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan Bapak/Ibu guru, ya.

Lainya untuk Anda