Home » UNTUK GURU » Kognitif – Pengertian, Fungsi, Teori Belajar, Perkembangan

Kognitif – Pengertian, Fungsi, Teori Belajar, Perkembangan

Kognitif

Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga tetap semangat dan selalu optimis menjalani hari-hari di tengah pandemi yang belum juga usai.

Belajar merupakan kegiatan utama seorang manusia. Belajar tidak hanya berpusat di lingkungan sekolah, namun juga melalui lingkungan sekitar. 

Sebagai seorang guru, Bapak/Ibu bertanggung jawab untuk membimbing individu-individu untuk terus belajar agar yang awalnya tidak tahu menahu menjadi ahli dan berilmu. 

Proses belajar semacam itu merupakan bentuk penempaan di ranah kognitif individu. Itulah mengapa, dari yang awalnya tidak tahu menjadi ahli dan berilmu. Lantas, apa itu kognitif?

Pengertian Kognitif

Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. 

Kognitif ini erat sekali dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh kognitif bisa ditunjukkan ketika seseorang sedang belajar, membangun sebuah ide, dan memecahkan masalah.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertiannya menurut para ahli adalah sebagai berikut.

  1. Menurut Williams dan Susanto, yaitu cara individu bertingkah laku, bertindak, dan cepat lambatnya individu saat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
  2. Menurut Neisser, yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
  3. Menurut Gagne, yaitu proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf ketika manusia sedang berpikir.
  4. Menurut Drever, yaitu istilah umum yang melingkupi metode pemahaman, yakni persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna.
  5. Menurut Piaget, yaitu bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.

Fungsi Kognitif

Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu sama lain. Adapun fungsinya yang harus Bapak/Ibu ketahui, check this out!

1. Perhatian

Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa berupa bau, suara, maupun gambar.

2. Memori atau Daya Ingat

Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin fokus, semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu informasi akan ditransfer dan disimpan di dalam otak.

3. Fungsi eksekutif

Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi perencana dan melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah seseorang terlihat bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.

4. Kemampuan berbahasa

Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun kata-kata saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan bahasa yang berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.

5. Merasakan dan mengenali

Kehadiran fungsi kognitif membuat seseorang bisa merasakan dan mengenali segala sesuatu di sekitarnya. Misalnya membedakan antara jeruk dan lemon, semangka dan melon, dan seterusnya.

Teori Belajar Kognitif

teori belajar kognitif

Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang mementingkan proses belajar daripada hasilnya. Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya cenderung pada hubungan antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya. 

Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Proses belajar lebih penting daripada hasil.
  2. Persepsi dan pemahaman dalam mencapai tujuan belajar menunjukkan tingkah laku seorang individu.
  3. Materi belajar dipisahkan menjadi komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah.
  4. Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan.
  5. Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks.

Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif merupakan suatu istilah yang menyatakan bahwa melalui tingkah lakulah seorang individu akan mengalami proses mental yang nantinya bisa meningkatkan kemampuan menilai, membandingkan, atau menanggapi stimulus sebelum terjadinya reaksi. 

Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi pikiran manusia agar manusia tersebut mendapatkan pengalaman, pemahaman, standar moral, dan sebagainya.

Perkembangan Kognitif

Setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Hal itu karena perkembangan kognitifnya juga berbeda-beda. Namun demikian, ada hal-hal umum yang bisa dijadikan acuan perkembangan kognitif pada anak. 

Teori Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)

Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami dunia luar melalui indra sensorik dan kegiatan motoriknya.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut. Artinya, anak belum bisa melogika sesuatu.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya, anak sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di sekitarnya.

4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)

Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih luas, menalar dan menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak tergantung dengan manipulasi konkret.

Level Kognitif

Di pembahasan sebelumnya, Quipper Blog sudah membahas hal-hal terkait pengertian dan hal-hal terkait kognitif. Nah, lantas bagaimana penerapannya dalam pembelajaran?

Membahas masalah kognitif, tentu tak bisa dilepaskan dari bagaimana peserta didik dalam menghadapi soal-soal ujian yang dibebankan padanya. Oleh karena itu, sebelum membuat soal seorang guru harus mempertimbangkan level kognitifnya.

Level kognitif ini dibagi menjadi tiga level, yaitu sebagai berikut.

1. Level 1

Level ini menunjukkan tingkat kemampuan yang paling rendah karena hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 1 ini mencakup soal C1 (mengingat) dan C2 (memahami).

2. Level 2

Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1 karena menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 2 mencakup soal C3 (mengaplikasikan).

3. Level 3

Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level sebelumnya karena menuntut peserta didik untuk bisa menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini mencakup soal C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).

Ranah dan Aspek Kognitif

Pembelajaran di ranah kognitif mengacu pada tingkat kecerdasan seseorang, misalnya pengetahuan dan keterampilan berpikir. Untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang di lingkungan sekolah, biasanya diadakan ujian. 

Di pembahasan level kognitif, Quipper Blog sudah membahas tentang taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom merupakan pengelompokan suatu soal berdasarkan aspek kognitifnya. Nah, menurut Benjamin Bloom, soal-soal di ranah kognitif memiliki enam aspek sebagai berikut.

  1. Pengetahuan (C1)
  2. Pemahaman (C2)
  3. Aplikasi (C3)
  4. Analisis (C4)
  5. Evaluasi (C5)
  6. Mencipta (C6)

Intinya, ranah dan aspek kognitif mengarah pada substansi pokok dalam materi pembelajaran beserta soal-soal yang dikembangkan dari materi tersebut.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang kognitif. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu dalam mengembangkan pembelajaran di kelas. Apabila Bapak/Ibu ingin mendapatkan informasi lain tentang dunia pendidikan, silakan stay tune bareng Quipper Blog. Tetap semangat dan jaga terus kesehatan dengan tetap mematuh protokol kesehatan 3M. Salam Quipper!

Lainya untuk Anda