Pengertian Kurikulum beserta Jenis, Tujuan, Komponen, Fungsi, dan Manfaatnya untuk Guru

Apa yang dimaksud dengan kurikulum? Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan, karena sebuah kurikulum tidak hanya dirumuskan mengenai tujuan yang harus dicapai untuk memperjelas arah pendidikan. Namun, sebuah kurikulum juga wajib memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. 

Agar dapat menerapkan kurikulum dengan baik, mari pahami terlebih dahulu tentang serba-serbi kurikulum di artikel ini. Mulai dari pengertian, tujuan, fungsi, manfaat, hingga kurikulum yang ada di Indonesia.

Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut bahasa dan istilah

Istilah kurikulum (curriculum) digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Kala itu, kurikulum diartikan sebagai jarak yang perlu ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan.

Kemudian, pengertian itu diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang perlu ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pendidikan untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.

Selanjutnya pengertian kurikulum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum diartikan sebagai perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.

Pengertian kurikulum menurut para ahli

Pengertian istilah kurikulum di atas sejalan dengan penuturan Zais (Asnyar, 2015:24) yang menyatakan, kurikulum berasal dari Bahasa Latin Currere yang berarti berlari di lapangan pertandingan (race cource). Zais mendefinisikan kurikulum adalah suatu “arena pertandingan” sebagai tempat siswa “bertanding” untuk menguasai suatu atau lebih keahlian guna mencapai “garis finish” yang ditandai dengan pemberian diploma, ijazah, atau gelar kesarjanaan.

Defenisi kurikulum yang dijelaskan oleh Zais ini memiliki pengaruh yang sangat besar dan bertahan lama di dunia pendidikan, sehingga menentukan orientasi kurikulum di hampir semua negara di dunia. Walau begitu, masih banyak definisi-definisi kurikulum lainnya yang dipaparkan oleh para ahli.

Saylor Alexander & Lewis menjelaskan, pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Definisi ini juga menghasilkan konsep kurikulum yang sampai sekarang banyak mewarnai teori-teori dari praktek pendidikan.

Didin Nurdin dan Sibaweh (2015,127) menjelaskan, kurikulum adalah program belajar yang diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung jawab sekolah dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar, sehingga bagi siswa juga harus memiliki tujuan yang ingin dicapai. Berisi program yang harus diberikan dan strategi bagaimana melaksanakan program tersebut.

Dari definisi-definisi di atas, terdapat banyak kesamaan tentang kurikulum. Kesamaan tersebut adalah kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian kurikulum berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Definisi kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Apa saja jenis-jenis kurikulum?

Kurikulum Ideal

Kurikulum Ideal adalah kurikulum yang bertujuan untuk dapat dilakukan dan menjadi acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Oleh sebab itu, kurikulum ideal merupakan pedoman wajib bagi guru. 

Kurikulum ini juga disebut dengan kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). Guru pun dituntut untuk memahami dengan benar kurikulum ideal ini. Bukan hanya tentang tujuan yang harus dicapai, tapi juga berbagai hal yang berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan tersebut.

Kurikulum Aktual

Kurikulum Aktual adalah kurikulum nyata yang dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan kondisi yang ada. Misalnya, saja jika dalam praktik di sebuah sekolah dalam mengamati mikro organisme, maka setiap anak akan dapat menggunakan mikroskop.

Apabila kurikulum tersebut diterima di sekolah yang telah memiliki peralatan semacam itu, maka tentu saja guru dapat melaksanakan sesuai tuntutan kurikulum yang ada. Akan tetapi, seandainya kurikulum itu harus dijadikan pedoman bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki peralatan semacam itu, tentu sekolah lain tidak dapat melaksanakan kurikulum ideal seperti itu.

Faktor lain yang memengarui apakah kurikulum tersebut ideal atau aktual, dapat dilihat juga dari kebijakan masing-masing sekolah. Misalnya, sekolah harus menyediakan fasilitas laboratorium yang lengkap sesuai dengan tuntutan kurikulum, tetapi fasilitas tersebut tidak bisa disediakan karena kebijakan kepala sekolah. Akhirnya, kebijakan sekolah lah yang menentukan bisa atau tidaknya kurikulum ideal dilaksanakan oleh seorang guru.

Kesimpulannya, semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual, maka akan semakin rendah kualitas suatu sekolah. Agar lebih mudah, pahami dan perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar tersebut menjelaskan bahwa, jika kurikulum aktual yang dilaksanakan guru menyentuh atau sesuai dengan kurikulum ideal, atau bahkan melebihi kurikulum ideal, maka dapat dipastikan pendidikan akan semakin meningkatkan dan kualitas semakin baik. Sebaliknya, apabila kurikulum aktual yang dilaksanakan guru seperti yang tergambar di garis kedua, tidak pernah menyentuh bahkan melenceng dari kurikulum ideal, maka dapat dipasitkan kualitas pendidikan akan rendah.

Kurikulum Tersembunyi

Kurikulum Tersembunyi adalah kurikulum yang pada dasarnya hasil dari suatu proses pendidikan yang tidak direncanakan. Artinya, suatu perilaku yang muncul di luar tujuan yang telah dideskripsikan oleh guru. 

Pada hakekatnya kurikulum ini berisi ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan logis, dengan memerhatikan unsur scope dan seguence. Selanjutnya, dokumen tertulis itulah yang disebut dengan kurikulum yang terencana (curriculum document or written curriculum). Berikut gambaran kurikulum tersembunyi.

Dari gambar di atas menunjukkan, bahwa sekolah berisi pelajaran-pelajaran yang diperuntukan bagi anak didik di bawah tanggungjawab dan perlindungan sekolah. Namun, melalui sekolah juga anak didik bisa mendapatkan pelajaran yang banyak tidak direncanakan. Hal ini lah yang kemudian diketahui sebagai hidden curriculum.

Apa tujuan dibuatnya kurikulum?

Pengembangan kurikulum di Indonesia tentunya tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pasal (3), yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak, dan peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan agar potensi peserta didik berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.”

Berdasarkan UU Sisdiknas tersebut, maka dalam skala makro, tujuan dibuatnya kurikulum adalah agar menjadikan suatu masyrakat yang dicita-citakan. Namun, dalam skala mikro, tujuan dibuatnya kurikulum lebih berfokus dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Apa saja komponen kurikulum?

Dari berbagai ahli, berikut gambaran bagan komponen kurikulum.

Bagan tersebut menggambarkan bahwa, keempat komponen kurikulum di atas adalah suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain. Apabila salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum juga akan terganggu. Adapun komponen pembentuk kurikulum, yaitu: 

  1. Tujuan. Tujuan apa yang harus dicapai sekolah,
  2. Bahan ajar. Bagaimana memilih bahan pembelajaran guna mencapai tujuan tersebut,
  3. Metode/Proses belajar mengajar. Bagaimana bahan ajar disajikan, agar efektif ketika diajarkan kepada peserta didik,
  4. Evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui efektivitas dari proses yang dilakukan.

Untuk memudahkan mengingat komponen-komponen tersebut dapat disingkat menggunakan kata “TIME”, yakni Tujuan, Isi, Metode, dan Evaluasi.

Apa fungsi dari kurikulum?

Ada empat fungsi kurikulum menurut McNeil (1990), yaitu:

  1. Fungsi pendidikan umum (common and general education), yaitu fungsi kurikulum untuk memberikan pengalaman hidup, seperti mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
  2. Suplementasi (supplementation), yaitu fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan yang dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan kemampuan, minat, dan bakat.
  3. Eksplorasi (exploration), bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat serta bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi eksplorasi, siswa diharapkan bisa belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
  4. Keahlian (specialization), kurikulum juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahlian yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Oleh sebab itu, kurikulum pun harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik.

Berdasarkan keempat fungsi di atas, maka jelas kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Namun, bagaimana fungsi kurikulum untuk guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan masyarakat? Asep Herry Hernawan dan Riche Cynthia menjelaskan fungsi kurikulum tersebut melalui tabel berikut.

Kenapa kurikulum penting?

Kurikulum sangatlah penting bagi berlangsungnya pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan harus ada.

Tanpa adanya kurikulum maka pendidikan jadi tidak terarah, dan tujuan pendidikan nasional pun tidak akan tercapai. Akan tetapi, dengan adanya kurikulum akan mempermudah pelaksanaan dan pengimplementasian pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Apa manfaat kurikulum bagi guru?

  1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman kepada kurikulum, maka tidak akan berjalan dengan efektif, karena pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan.
  2. Membuat guru bisa lebih leluasa dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dalam menjalankan profesinya, guru akan merasa lebih nyaman.
  3. Membantu guru dalam membangun suasana pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak terasa membosankan.
  4. Memberikan kesempatan dan ruang yang luas untuk berekspresi, baik untuk guru maupun siswa. Mulai dari kebebasan menyatakan pendapat, berdiskusi tanpa harus terbangun kesan tekanan psikologis, khususnya bagi siswa.
  5. Mengembangkan kemampuan serta kompetensi bagi masing-masing guru sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi bidangnya. Dengan begitu, kualitas pendidikan pun akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional, yang tak hanya untuk mencerdaskan peserta didik, tapi juga mampu memberikan manfaat yang baik pula untuk guru.

Kurikulum apa saja yang ada di Indonesia?

Berikut kurikulum yang ada dan pernah diterapkan di Indonesia.

No.KurikulumTujuan atau Ciri Pembelajaran
1.Kurikulum Rencana Pelajaran (1947)Menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
2.Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952)Terdapat silabus mata pelajaran yang lengkap dengan satu pelajaran diajarkan oleh seorang guru.
3.Kurikulum 1964Pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan dan jasmani.
4.Kurikulum 1968Perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
5.Kurikulum 1975Menggunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) untuk merencanakan metode, materi, dan tujuan pembelajaran.
6.Kurikulum 1984Mengusung process skill approach dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan berorientasi pada tujuan instruksional.
7.Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
8.Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
9.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006Departemen Pendidikan Nasional pada saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD).
10.Kurikulum 2013 (K-13)Guru dituntut untuk mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya karena perkembangan teknologi cepat membuat siswa lebih mudah dalam mendapatkan informasi.
11.Kurikulum MerdekaKurikulum Merdeka bertujuan agar terciptanya pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Ciri Kurikulum Merdeka, yaitu guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Itulah dasar-dasar kurikulum pendidikan yang perlu diketahui. Bapak/Ibu dapat mempelajari lebih lengkap lagi tentang kurikulum melalui Quipper School Premium. Ayo, bergabung sekarang juga!

Lainya Untuk Anda

Quipper Bersinergi dengan Kemendikbudristek Dukung Merdeka Belajar

Strategi Diferensiasi dalam Persiapan SNPMB: Memahami Kebutuhan Siswa secara Individu

Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa untuk Hadapi SNBP dan SNBT