Home » UNTUK GURU » Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw beserta Tujuan, Ciri-Ciri, Langkah-Langkah dan Contoh Sintaks

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw beserta Tujuan, Ciri-Ciri, Langkah-Langkah dan Contoh Sintaks

Bapak/Ibu Guru sekalian, apa itu model pembelajaran jigsaw? Model pembelajaran jigsaw dikembangkan sebagai metode pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, bahasa dan lain-lain. Model pembelajaran ini pun cocok untuk semua kelas.

Model pembelajaran jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkins. Berikut penjelasan selengkapnya tentang model pembelajaran jigsaw.

Pengertian model pembelajaran jigsaw

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada bentuk struktur multi fungsi kelompok belajar, yang dapat digunakan pada semua pokok bahasan dan semua tingkatan, untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan setiap kelompok. Model jigsaw ini dapat digunakan dalam beberapa hal untuk mencapai berbagai tujuan, terutama digunakan untuk persentasi dan mendapatkan materi baru. Struktur jigsaw ini pun menciptakan saling ketergantungan karena bersifat kooperatif.

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu variasi model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok, yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar, dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran ini dilaksanakan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 siswa.

Dimuat secara heterogen, dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota, sehingga mereka pun harus bekerjasama, saling ketergantungan yang positif, dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari, serta bisa menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Model pemebelajaran jigsaw menurut para ahli

Menurut Lie (2008), model pembelajaran jigsaw merupakan sistem pelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Menurut Slavin (2008), model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran.

Menurut Johnson dan Johnson dalam Isjoni (2009), model pembelajaran jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Menurut Sudrajat (2008), model pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok, yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar, dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Berdasarkan dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jigsaw adalah proses belajar siswa secara kelompok, dan saling bekerja sama dalam mempelajari suatu materi yang di berikan, serta materi yang sudah dikuasai harus disampaikan kepada anggota kelompok lain.

Tujuan model pembelajaran jigsaw

Ada tiga tujuan model pembelajaran jigsaw menurut Ibrahim & Nana (2000), yaitu:

  1. Hasil belajar akademik, dalam belajar kooperatif salain mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis.
  2. Penerimaan terhadap perbedaan individu, penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, dan kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya.
  3. Pengembangan keterampilan sosial, mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi dengan siswa lainnya.

Hal tersebut pun sejalan dengan yang dikemukakan oleh Trianto (2010:57), yaitu tujuan model pembelajaran jigsaw adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman, baik secara individu maupun secara kelompok. Karena para siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya mereka dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang, etnis dan kemampuan, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan kelompok dan pemecahan masalah.

Ciri-ciri model pembelajaran jigsaw

Secara rinci, karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran jigsaw, antara lain:

  1. Cara siswa bekerja sama dalam kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi yang dipelajari.
  2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, sedang, dan rendah.
  3. Bila memungkinkan, anggota kelompok dibentuk berdasarkan siswa dengan ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda dan,
  4. Penghargaan diberikan pada kelompok daripada individu.

Esensi dari model pembelajaran jigsaw adalah tanggung jawab individu, sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin (2015:2) tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu (1) penghargaan kelompok, (2) pertanggungjawaban individu, dan (3) kesempatan yang sama untuk berhasil.

Manfaat model pembelajaran jigsaw

Penerapan model pembelajaran jigsaw ini tentunya memiliki segudang manfaat, seperti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan kerja sama antara siswa, tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan, melatih keterampilan berkomunikasi siswa dengan anggota kelompoknya, serta menjadi siswa yang ahli dalam tugas yang diberikan. Berikut manfaat model pembelajaran jigsaw yang memiliki pengaruh posistif terhadap perkembangan anak.

  1. Meningkatkan hasil belajar,
  2. Meningkatkan daya ingat,
  3. Dapat digunakan untuk mencapai daya penalaran siswa dalam tingkat tinggi,
  4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individual),
  5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen,
  6. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap sekolah dan guru,
  7. Meningkatkan harga diri anak,
  8. Meningkatkan perilaku siswa terhadap penyesuaian sosial yang positif dan meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

Langkah-Langkah model pembelajaran jigsaw

Selanjutnya, cara terbaik untuk memahami model pembelajaran jigsaw adalah dengan mengetahui langsung bagaimana contoh sintaks, serta langkah atau prosedur penerapannya. Mengadopsi Arends (1997), adapun langkah-langkah model pembelajaran jigsaw disajikan pada tabel berikut:

FaseKegiatan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswaGuru memberikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa.
Fase 2: Menyajikan informasiGuru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau dengan bahan bacaan.
Fase 3: Mengorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan komunikasi secara efisien, menentukan kelompok asal dan membentuk kelompok ahli.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok ahli dan memberi tanggung jawab mengajarkannya kepada kelompok asal.
Fase 5: MengevaluasiMasing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya dan guru mengevaluasi hasil belajar, tentang materi yang telah dipelajari.
Fase 6: Memberikan penghargaanGuru memberi pujian kepada kelompok yang terbaik dan memberi arahan kepada kelompok yang lain, mencari cara untuk menghargai baik ujian maupun hasil individu/ kelompok.

Perlu diperhatikan, jika menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk belajar materi baru, maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Materi yang akan dipelajari sebaiknya secara alami dapat di bagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran jigsaw

Menurut Elliot Aronson, ada 10 tahapan dalam pelaksanaan kelas jigsaw.

  1. Membagi siswa kedalam kelompok Jigsaw dengan jumlah 4-6 orang.
  2. Menugaskan satu orang siswa sebagai pemimpin di masing-masing kelompok.
  3. Membagi pelajaran yang akan dibahas ke dalam 4-6 segmen.
  4. Menugaskan tiap siswa untuk mempelajari satu segmen materi dan menguasai segmen tersebut.
  5. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk membaca cepat bagian mereka. Paling sedikit dua kali, agar mereka terbiasa dan tidak ada waktu untuk menghafal.
  6. Membentuk kelompok ahli, yang merupakan gabungan dari siswa ahli masing-masing kelompok jigsaw. Mereka digabungkan dengan siswa lain yang memiliki segmen serupa, untuk mendiskusikan poin-poin yang utama dari segmen mereka, dan berlatih presentasi kepada kelompok jigsaw mereka.
  7. Setiap siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok jigsaw asal mereka.
  8. Meminta masing-masing siswa untuk menyampaikan segmen yang dipelajari-nya kepada anggota kelompoknya, dan memberi kesempatan kepada siswa-siswa lain untuk bertanya.
  9. Guru berkeliling dari kelompok satu kekelompok yang lainnya, mengamati proses tersebut. Apabila ada siswa yang mengganggu, segera buat intervensi yang sesuai oleh pemimpin kelompok yang di tugaskan.
  10. Pada akhir pembelajaran, beri ujian atas materi sesuai segmen-segmen yang telah dibagi tadi, sehingga siswa tahu bahwa pada bagian ini bukan hanya sekedar kuis biasa saja, tapi benar-benar menguji pemahaman mereka. Lalu berikan penghargaan kelompok terhadap hasil skor kuis masing-masing kelompok.

Contoh Sintaks model pembelajaran jigsaw

Berikut contoh sintaks model pembelajaran jigsaw yang bisa Bapak/Ibu Guru terapkan.

Kegiatan GuruLangkahKegiatan Siswa
1.       Siapkan materi.Kajian materi.Duduk dalam kelas.
2.       Bentuk kelompok.Kelompok asal, terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.Berbagi tugas, setiap anggota mengkaji materi yang berbeda.
3.       Kelompokkan siswa berdasarkan tugas kajian materi.Diskusi kelompok ahli.Keluar dari kelompoknya menuju tim ahli.
4.       Bimbingan diskusi. Diskusi dengan kelompok lain yang mendapat tugas sama.
5.       Kelompokkan siswa pada kelompok asal.Laporan kelompok asal.Kembali ke kelompok asal.
6.       Bimbingan diskusi kelompok. Setiap anggota menyajikan materi yang sudah dikaji kepada anggota lain.
7.       Guru melakukan pengundian kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan.Presentasi.Satu kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan.
8.       Guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk bertanya.Menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.Siswa bertanya kepada guru tentang apa yang tidak dimengerti.
9.       Berikan kuis.Kuis.Ikuti kuis.
10.   Hitung skor kuis/ berikan penghargaan.Penghargaan kelompok.Menerima penghargaan.
Sumber: Jurnal As-Salam Vol. 1 (1), 2016:96-102 Nur Ainun Lubis dan Hasrul Harahap.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran jigsaw

Kelebihan model pembelajaran jigsaw

Roy Killen dalam Hamdayama (2014: 89-90) menyatakan bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Di antaranya sebagai berikut.

  1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang ditugaskan untuk dapat menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
  2. Pemerataan penguasaan materi bisa dicapai dalam waktu yang lebih cepat.
  3. Metode pembelajaran jigsaw dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Kekurangan model pembelajaran jigsaw

Namun, terdapat pula beberapa hal yang menjadi kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu:

  1. Prinsip utama pembelajaran ini adalah peer teaching, yaitu pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.
  2. Apabila terdapat peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.
  3. Butuh waktu yang cukup lama dan persiapan yang matang sebelum akhirnya model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik di kelas.
  4. Siswa yang biasa aktif di kelas akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
  5. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai ahli dalam kelompok.
  6. Pembagian kelompok yang tidak heterogen, memungkinkan kelompok tersebut anggotanya lemah semua.
  7. Siswa yang tidak terbiasa dalam berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran..
  8. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

Mengapa model pembelajaran jigsaw sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar?

Dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw ini, guru dapat memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa, dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi, serta meningkatkan keterampilan komunikasi. Itulah mengapa model pembelajaran jigsaw sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Pada dasarnya, jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri, juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Kunci tipe jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim dalam memberikan infomasi yang diperlukan, dengan tujuan dapat mengerjakan tugas dengan baik.

Bapak/Ibu Guru, itulah penjelasan singkat mengenai model pembelajaran jigsaw. Semoga bermanfaat.

Lainya untuk Anda