Home » UNTUK GURU » Model Pembelajaran STAD Tujuan, Manfaat & Proses Penerapannya

Model Pembelajaran STAD Tujuan, Manfaat & Proses Penerapannya

Model Pembelajaran STAD Tujuan, Manfaat & Proses Penerapannya

Sebagai seorang pendidik, Bapak/Ibu guru memiliki tugas mulia untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sekaligus budi pekerti. Sayangnya menjadi guru tidak semudah yang orang kira. Tantangan terbesar seorang guru adalah membimbing murid-muridnya yang mana masing-masing peserta didik memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda.

Demi mendapatkan hasil belajar yang optimal, seorang guru tidak boleh kehabisan akal untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Dengan begitu para siswa akan merasa termotivasi dan semangat dalam belajar.

Lalu, apa sih yang bisa dilakukan Ibu dan Bapak guru agar bisa menghadirkan suasana belajar yang mengasyikkan dan interaktif? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba simak artikel terkait metode pembelajaran STAD berikut ini. Siapa tahu metode ini bisa membantu Bapak/Ibu guru untuk lebih kreatif dalam mengajar.

Pengertian & Prinsip Dasar Pembelajaran STAD Menurut Para Ahli

Menurut Robert E. Slavinn, STAD atau Student Team Achievement Divisions merupakan merupakan satu di antara beberapa metode belajar kooperatif yang dikenal sederhana sehingga bisa menjadi permulaan yang baik jika sebelumnya belum pernah mengaplikasikan pendekatan kooperatif.

Sementara itu, penulis bernama Miftahul Huda, M.Pd. dalam bukunya yang berjudul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran menyebut STAD sebagai proses belajar secara kooperatif yang melibatkan kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok tersebut berisi beberapa siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda dan saling bekerja sama agar sesuai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan siswanya untuk saling bekerja sama dalam kelompok.

Tujuan utamanya supaya masing-masing anggota lebih mudah untuk memahami materi hingga akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar.

Dalam mengaplikasikan metode STAD, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Inilah 5 prinsip pembelajaran kooperatif yang diterangkan oleh Roger dan David Johnson.

  1. Positive Interdependence: merupakan prinsip ketergantungan positif yang menyebutkan bahwa keberhasilan menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang diberikan.
  2. Individual Accountability: merupakan tanggung jawab perseorangan atau dengan kata lain masing-masing individu memiliki tanggung jawab untuk mencapai keberhasilan kelompok.
  3. Face to Face Promotion Interaction: yaitu kegiatan tatap muka yang bertujuan supaya setiap siswa dapat melakukan interaksi hingga berdiskusi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
  4. Participacion Communication: yaitu proses melatih siswa agar mampu berkomunikasi dan bersikap aktif selama kegiatan belajar-mengajar.
  5. Evaluasi Proses Kelompok: yaitu proses evaluasi untuk mencari tahu keberhasilan dan kekurangan yang ada selama belajar dalam kelompok.

Tokoh Pengembang Metode Pembelajaran STAD

STAD merupakan metode belajar yang dirancang oleh seorang psikolog asal Amerika bernama Robert E. Slavin bersama rekan-rekannya yang ada di Universitas John Hopkins. Slavin bahkan pernah menerbitkan sebuah buku berjudul Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice yang pertama kali diterbitkan tahun 1983.

Nah, bagi Ibu dan Bapak guru yang ingin mendapatkan penjelasan lebih lengkap seputar pembelajaran kooperatif bisa mengambil materi dari buku tersebut.

Tujuan & Manfaat Metode Pembelajaran STAD

Sebenarnya ada banyak metode pembelajaran kreatif di luar sana yang bisa Ibu dan Bapak guru terapkan di kelas. Tapi, metode pembelajaran STAD bisa menjadi salah satu pilihan yang layak untuk diaplikasikan.

Robert Slavin menjelaskan bahwa STAD merupakan strategi pembelajaran paling sederhana yang mengaplikasikan cooperative learning. Kesederhanaan ini bisa Anda lihat dari langkah-langkah penerapan STAD yang ringkas.

Selain itu, metode STAD juga bisa memberikan dampak positif bagi siswa. Hal ini senada dengan penjelasan Robert Slavin yang menyebutkan bahwa STAD memiliki tujuan positif seperti:

  • Mendorong siswa agar saling membantu satu sama lain dalam menguasai dan memahami keterampilan maupun materi belajar yang disampaikan oleh guru.
  • Meningkatkan hasil belajar para siswa.

Sementara itu, STAD juga bisa memberikan manfaat baik bagi siswa, di antaranya adalah:

  • Setiap siswa bisa saling memberikan motivasi agar lebih semangat selama belajar.
  • Setiap siswa akan saling berbagi pengetahuan sehingga dapat meminimalisasi ketimpangan pengetahuan.
  • Adanya diskusi mampu membangun komunikasi timbal balik.
  • Menumbuhkan beberapa sifat positif seperti berpikir kritis, saling menghargai, bertanggung jawab, bekerja sama, dan disiplin.

Kelebihan & Kekurangan Metode Pembelajaran STAD

Seperti halnya sebuah sistem, masing-masing pasti memiliki sisi positif dan negatif. Pun demikian dengan pembelajaran STAD yang juga mempunyai kekurangan dan kelebihan seperti di bawah ini:

Kelebihan

  1. Lewat metode STAD siswa bisa belajar bersosialisasi dan mempererat hubungan baik dengan teman sekelasnya.
  2. Pembelajaran kooperatif akan membantu siswa belajar cara berdebat dengan sehat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan belajar berkomunikasi.
  3. Kelompok belajar pada metode STAD akan mengasah kebersamaan dan sikap saling bekerja sama antar anggota kelompok.
  4. Memudahkan guru melakukan monitoring selama proses pembelajaran
  5. Jika terdapat siswa yang kurang cakap dalam berfikir, anggota kelompoknya akan membantunya supaya setiap siswa memiliki pemahaman yang sama.
  6. Adanya penghargaan akan mendorong siswa untuk meraih hasil yang lebih baik.

Kekurangan

  1. Apabila guru tidak memberikan perhatian penuh selama proses belajar-mengajar, siswa bisa saja menjadi pasif.
  2. Situasi pembelajaran STAD dapat berubah tidak kondusif apabila terjadi pembicaraan di luar pelajaran.
  3. Ada kemungkinan siswa meniru jawaban temannya hanya untuk mengejar poin. Padahal selain memberikan jawaban, metode ini diharapkan mampu menghasilkan output individu yang kreatif.

Proses Penerapan Pembelajaran STAD Menurut Slavin

Menurut Robert Slavin, inilah beberapa langkah model pembelajaran STAD yang bisa Ibu dan Bapak guru praktikkan di kelas.

1. Presentasi Tujuan dan Motivasi

Di tahap pertama, guru perlu menjelaskan terkait tujuan pembelajaran atau materi apa yang akan dipelajari. Dalam prosesnya, Anda bisa menggunakan metode ceramah untuk memaparkan tujuan. Setelah mengemukakan target belajar, Ibu dan Bapak guru juga perlu memberikan motivasi supaya peserta didik lebih semangat selama proses belajar-mengajar.

2. Pembagian Kelompok Belajar

Selanjutnya guru akan mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok berisi 4-5 orang yang bersifat heterogenitas atau beraneka ragam. Menurut sebuah penelitian, belajar bersama di kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang beragam mampu menambah motivasi dan pencapaian belajar peserta didik.
Begitu kelompok belajar sudah terbentuk, pendidik juga perlu membimbing peserta kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan setiap persoalan yang diberikan.

3. Tes dan Kuis

Setelah dirasa kelompok belajar sudah kompak, Ibu dan Bapak guru bisa memberikan kuis maupun tes individual. Nantinya, peserta yang berhasil menyelesaikan kuis dengan benar akan menerima skor dan skor tersebut akan dijumlahkan untuk menentukan grup mana yang menjadi pemenang.

4. Penghargaan Individual dan Tim

Kelompok dengan nilai kuis tertinggi akan keluar sebagai pemenang. Selanjutnya, jangan lupa untuk memberikan reward, baik secara tim maupun perorangan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, pemberian penghargaan dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Contoh Penerapan & Pengembangan Pembelajaran STAD di Kelas

Berdasarkan penjelasan di poin sebelumnya, sebetulnya langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengaplikasikan metode STAD sangat sederhana. Ibu dan Bapak guru pun bisa langsung menerapkan strategi tersebut di dalam kelas.

Ibu dan Bapak guru bisa memulai dari menyajikan materi yang akan dipelajari. Anda bisa menjelaskan materi sesuai kurikulum belajar ataupun sesuai minat para siswa. Adapun proses penyajian materi dapat dilakukan dengan metode ceramah atau diskusi.

Setelah itu, Anda bisa membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. Pada tahap ini guru akan berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi tiap kelompok.

Selanjutnya, adakan evaluasi untuk mencari tahu sejauh mana tingkat keberhasilan belajar dengan memberikan tes individual kepada murid. Lakukan penilaian dan berikan apresiasi untuk mereka yang dapat meraih skor tertinggi.

Cara Evaluasi Keberhasilan Pembelajaran STAD

Seperti penjelasan di atas, evaluasi keberhasilan pembelajaran STAD dapat dilakukan dengan cara pemberian tes individual kepada murid. Dengan begitu Anda bisa mendapatkan jawaban terkait efektif tidaknya metode STAD dalam membantu siswa memahami materi pelajaran yang ada.

Bagaimana? Apakah STAD bisa menjadi metode belajar yang tepat untuk murid-murid di kelas Anda? Semoga artikel di atas bisa membantu Ibu dan Bapak guru mendapatkan gambaran detail terkait aplikasi STAD di kelas, ya!

Lainya untuk Anda