Dikutip di laman guru.kemdikbud.go.id, definisi penilaian formatif adalah penilaian atau asesmen yang bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan penilaian formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.
Maksud dari penilaian formatif ini lebih menunjukkan informasi perkembangan dan kendala apa saja yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dan asesmen ini dilakukan sejak tahun ajaran dimulai tanpa menggunakan indeks angka untuk mengukur pemahaman siswa.
Lalu, apa itu penilaian sumatif ? Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan.
Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Perbedaan lainnya mengenai asesmen formatif dan sumatif terletak pada waktu penilaian itu dilakukan, jika formatif dilakukan sejak awal maka penilaian sumatif diberikan setelah proses pembelajaran berakhir.
Fungsi Penilaian Formatif dan Sumatif
Adapun fungsi-fungsi dari kedua asesmen di atas dapat diuraikan dalam beberapa poin di bawah ini, seperti:
Fungsi Penilaian Formatif
- Untuk mengidentifikasi apakah siswa sudah menguasai pembelajaran secara menyeluruh atau hanya sebagian saja.
- Sebagai bahan evaluasi apakah materi yang diajarkan sudah sesuai kapasitas dan keterampilan siswa.
- Memantau kemajuaan proses belajar mengajar.
- Dapat dijadikan umpan balik.
Fungsi Penilaian Sumatif
- Sebagai alat ukur hasil pembelajaran siswa secara kuantitatif.
- Sebagai penentu apakah siswa layak untuk naik ke jenjang kelas berikutnya.
- Sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran yang digunakan dalam satu semester atau periode tertentu.
- Untuk mengukur pemahaman dan kompetensi akademik peserta didik.
- Pengukuran kemampuan dan pemahaman siswa.
- Mendapatkan nilai pencapaian yang konkrit.
- Sarana untuk memotivasi siswa.
Instrumen Penilaian Formatif dan Sumatif
Ketika melakukan penilaian secara menyeluruh, Anda mungkin masih bingung harus menggunakan teknik seperti apa untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Berikut ini beberapa instrumen formatif dan sumatif yang bisa digunakan oleh guru, yakni:
1. Melakukan Observasi
Dalam asesmen formatif, instrumen observasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui perilaku peserta didik secara bertahap. Observasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tugas kelompok maupun individu. Dengan cara ini, seorang guru bisa menganalisis bagaimana sifat peserta didik dalam bekerjasama maupun menyelesaikan tugas seorang diri.
2. Projek atau Penugasan
Instrumen penilaian selanjutnya adalah memberikan proyek atau tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dalam waktu tertentu. Projek tersebut dapat berupa hasil karya seni, penelitian di bidang sains, atau projek kelompok pentas teater. Hasil dari penilaiannya ini dapat berupa angka dan perkembangan siswa dalam menyelesaikan suatu tantangan.
3. Tes tertulis dan Tes Lisan
Untuk mengukur pemahaman siswa lebih lanjut dan sifatnya akurat, tentu saja menggunakan tes dengan soal tertulis dan tes lisan. Kedua tes ini dapat mengukur kompetensi siswa dan menjadi rujukan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi selama satu semester. Adapun bentuk-bentuk tes yang bisa dipilih yakni dengan soal pilihan ganda, esai, atau hafalan.
4. Portofolio
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, semua tugas-tugas yang diberikan dapat dikumpulkan dan dijadikan portofolio. Bisa dikatakan bahwa portofolio tersebut sebagai bentuk apresiasi atau pencapaian siswa dalam menyelesaikan semua tugas dalam kurun waktu tertentu.
Contoh Penilaian Formatif dan Sumatif
Pada contoh penilaian formatif, Anda dapat memberikan tugas kepada siswa berupa projek dengan materi yang diajarkan. Projek ini bisa dilakukan berkelompok maupun sendiri.
Setelah projek atau tugas selesai, Anda bisa mengecek dan memberikan tanggapan mengenai tugas tersebut. Apabila tugas tersebut belum sesuai dengan harapan Anda, maka berikan saran dalam penyusunan laporannya.
Sedangkan contoh penilaian sumatif dapat dilakukan dengan memberikan kuis atau ujian harian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan para siswa dalam memahami materi yang sudah disampaikan.
Setelah tes selesai, guru menganalisis hasil tes tersebut dan memberikan nilai akhir bagi setiap siswa. Nilai akhir tersebut akan menjadi acuan untuk menentukan kelulusan siswa pada semester tersebut.
Adapun contoh soal ujian yang bisa diberikan, bisa dilihat di bawah ini.
Langkah-langkah Melakukan Penilaian Formatif dan Sumatif
Hal apa yang harus diperhatikan ketika melakukan penilaian formatif dan sumatif? Langkah-langkah yang harus diperhatikan dapat dimulai dari:
- Menentukan tujuan penilaian.
- Pilih indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
- Tentukan instrumen atau teknik yang digunakan untuk penilaian. Setelah memilih instrumen yang digunakan, Anda harus menjelaskan terlebih dahulu cara pengerjaan instrumen tersebut.
- Analisis dan evaluasi hasil dari tugas yang sudah diberikan berdasarkan tujuan penilaian yang sudah diberikan.
- Berikan tanggapan dan saran mengenai hasil akhirnya. Umpan balik dari penilaian formatif dapat berupa pujian dan saran perbaikan. Sedangkan penilaian sumatif bisa menggunakan sistem peringkat. Apabila siswa tidak berhasil menyelesaikan ujian dengan baik, guru dapat memberikan remedial.
- Evaluasi. Setelah semua penilaian selesai, guru dapat melakukan evaluasi dengan memperbaiki materi atau teknik pengajaran jika hasilnya tidak sesuai harapan.
Itu dia informasi mengenai penilaian formatif dan sumatif yang perlu diketahui guru sebelum melakukan penilaian. Semoga artikel ini membantu.