Home » UNTUK GURU » Penerapan Perenialisme dalam Dunia Pendidikan yang Wajib Guru Ketahui

Penerapan Perenialisme dalam Dunia Pendidikan yang Wajib Guru Ketahui

Bapak/Ibu, apakah pernah mendengar istilah perenialisme? Apa itu, bagaimana sejarahnya, dan apa hubungannya dengan dunia pendidikan? Quipper Blog akan membahasnya tuntas di sini.

Hidup itu selalu berjalan dinamis. Artinya, perubahan di dalam kehidupan itu suatu hal yang tidak selalu sama. 

Terlebih, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat tatanan kehidupan sedikit berbeda dengan masa lampau, yaitu masa di mana teknologi masih sangat terbatas. 

Membahas masalah lampau, ada suatu aliran yang menekankan pada perlunya kembali ke tatanan budaya masa lampau yang sudah teruji kebenarannya. 

Nah, aliran ini biasa disebut perenialisme. 

Pengertian Perenialisme

Perenialisme adalah aliran yang berpedoman pada nilai-nilai norma yang sifatnya kekal atau abadi. Aliran ini lahir sebagai bentuk penentangan terhadap aliran progresif, yaitu kehidupan harus selalu berpedoman pada perubahan yang baru. 

Jika diimplementasikan di bidang pendidikan, perenialisme mengajarkan pengetahuan yang sifatnya absolut dan sudah terbukti berhasil di kehidupan masa lampau. 

Pendidikan dianggap sebagai jalan untuk mengembalikan kebudayaan sekarang seperti masa lampau. 

Perenialisme Menurut Para Ahli

Adapun pengertian perenialisme menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Syam

Aliran untuk mengembalikan keyakinan akan nilai asasi masa silam untuk menghadapi problema kehidupan manusia saat sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun.

2. Assegaf 

Pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai kultural masa lampau karena kehidupan modern saat ini banyak menimbulkan krisis.

3. Muhmidayeli

Segala sesuatu yang ada di sepanjang sejarah, melihat bahwa tradisi perkembangan intelektual yang ada pada zaman Yunani Kuno dan abad pertengahan telah terbukti dapat memberikan solusi bagi berbagai problema kehidupan masyarakat.

4. Djumransjah

Prinsip aksiomatis yang tidak terikat waktu dan tetap berlaku dalam perjalanan sejarah.

Sejarah Perenialisme

Munculnya aliran ini dilatarbelakangi oleh berbagai kekacauan dan krisis yang terjadi dalam kehidupan manusia modern. 

Menurutnya, kekacauan ataupun krisis yang berkepanjangan bisa diatasi, yaitu dengan mengembalikan nilai kehidupan pada kebudayaan masa lampu yang sudah terbukti ideal (regresive road to culture). 

Bagi sebagian kalangan, budaya masa lampau sudah dianggap final dan ideal. Salah satu cara untuk mengembalikannya adalah melalui pendidikan. 

Menurut Syam, kembali ke masa lampau tidak hanya sekadar mengingat-ingat saja namun harus ada upaya untuk membina nilai asasi yang terkandung di dalamnya.

Kehidupan zaman modern masih memberikan ruang untuk pemikiran ini. Oleh karena itu, setiap individu diharapkan bisa meyakinkan diri bahwa perenialisme merupakan pandangan hidup yang sudah final, kekal, universal, transendental, dan reliable.

Perenialisme Pendidikan

Lantas, bagaimana jika aliran ini diterapkan dalam pendidikan?

Jika ditinjau dari sisi pendidikan, perenialisme selalu berpusat pada guru. Artinya, guru harus bisa menyampaikan ide dan kebenaran yang sifatnya mutlak pada para peserta didiknya. 

Konsep pendidikan hanya tertuju pada pemikiran-pemikiran yang sudah bertahan lama dan berhasil diterapkan di masa lampau. 

1. Teori dasar belajar

Menurut aliran ini, teori dasar pada proses belajar mencakup hal-hal berikut.

  • Mental yang disiplin, artinya hal utama dan wajib yang harus ada pada proses belajar adalah bagaimana cara membina suatu pemikiran dan intensitas latihan.
  • Rasionalitas dan asas kemerdekaan, artinya setiap pembelajar atau peserta didik harus bisa menjadi dirinya sendiri.
  • Belajar melalui pengajaran, artinya guru bertanggungjawab untuk memaksimalkan potensi pada setiap peserta didiknya.
  • Belajar sebagai upaya persiapan hidup, artinya proses belajar harus mampu mengubah kehidupan individu menjadi lebih baik.

2. Peran guru dan peserta didik

Lantas, bagaimana peran guru dan peserta didik menurut aliran perenialisme?

  • Guru merupakan penanggungjawab sekaligus pembimbing jalannya pembelajaran di kelas. Artinya, guru harus selalu aktif dan dominan daripada peserta didiknya. Dalam memberikan pembelajaran, guru tidak harus mempertimbangkan minat peserta didik karena tujuan utamanya adalah bagaimana mentransfer pengetahuan.
  • Peserta didik merupakan pihak yang harus diarahkan dalam pembelajaran agar mereka bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Melalui pembelajaran itu diharapkan peserta didik mampu mengidentifikasi sebuah kebenaran secara tepat.

3. Kurikulum

Pada pendidikan berbasis perenialisme, kurikulum dibagi ke dalam empat tingkatan seperti berikut.

  • Kurikulum pendidikan dasar

Pada kurikulum ini, peserta didik diarahkan untuk fokus pada kegiatan dasar seperti membaca, berhitung, dan menulis.

  • Kurikulum pendidikan menengah

Pada kurikulum ini, peserta didik sudah mulai fokus pada aspek kognitif, seperti memainkan logika, belajar bahasa asing, retorika, dan sebagainya.

  • Kurikulum pendidikan universitas

Di tingkat universitas, peserta didik sudah mulai diarahkan untuk bagaimana menjadi individu yang berintelektual, sehingga bisa mencapai tujuan hidupnya.

  • Kurikulum pendidikan orang dewasa

Pendidikan orang dewasa fokus pada pengembangan dan implementasi karakter agar seseorang bisa berperan secara aktif dalam mendidik generasi setelahnya.

Perbedaan Perenialisme dengan Esensialisme

Aliran perenialisme berbeda dengan esensialisme. Perbedaannya dengan esensialisme adalah sebagai berikut.

  • Aliran perenialisme berpendapat pendidikan merupakan jalan untuk menuju kebudayaan lampau yang dianggap final dan ideal.
  • Sementara itu, aliran esensialisme berpendapat bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai yang sudah ada di masa lampau. Dengan demikian, nilai-nilai pijakannya jelas dan tahan lama.

Jadi, sudah mendapat gambaran tentang arti perenialisme ya, Bapak/Ibu? Semoga ulasan Quipper Blog tadi bisa menambah informasi menarik untuk Bapak/Ibu.

Pantau terus artikel terbaru di Quipper Blog, ya!

Penulis: Eka Viandari

Lainya untuk Anda