Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat, ya.
Sebagai salah satu upaya pemulihan sistem pendidikan pasca pandemi, di awal tahun 2022 pemerintah resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar yang sebelumnya masih berupa Kurikulum Prototipe. Dalam implementasinya, Kemendikbudristek tidak memaksa setiap sekolah untuk menggunakan kurikulum ini. Itulah mengapa, dibuka sistem pendaftaran bagi sekolah-sekolah yang dirasa sudah siap. Sebelum mendaftar, setiap sekolah harus memahami betul pilihan implementasi Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan kondisi sekolahnya. Lalu, apa saja pilihan Kurikulum Merdeka yang dimaksud? Mari simak ulasannya berikut ini.
Tahap Implementasi Kurikulum Merdeka
Beberapa waktu lalu, Kemendikbudristek telah meluncurkan program Merdeka Belajar episode ke-15. Program itu memuat Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar. Seiring dengan peluncuran program itu, Kemendikbudristek mulai membuka pendaftaran bagi setiap sekolah atau satuan pendidikan yang ingin menerapkan kurikulum ini di sekolahnya. Adapun jalur pendaftarannya dilakukan secara mandiri.
Sebagai bentuk dukungan, Kemendikbudristek akan memberikan pembelajaran dan pendataan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri. Dengan adanya pendataan tersebut, Kemendikbudristek bisa memetakan daftar sekolah yang memang berminat, sehingga akan diberikan pendampingan.
Bagi sekolah yang berminat akan diberi angket kesiapan terkait implementasi Kurikulum Merdeka. Angket tersebut berisi pilihan implementasi Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan kondisi setiap sekolah, sehingga tidak ada jawaban salah atau benar.
Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka
Sesuai dengan tahap implementasi seperti pembahasan sebelumnya, sekolah yang berminat akan diberi angket yang memuat pilihan implementasi Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan kondisi dan kesiapan setiap sekolah. Adapun pilihan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Mandiri Belajar
Pilihan Mandiri Belajar adalah pilihan yang menunjukkan kebebasan setiap satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD, SD Kelas 1 dan 4, SMP Kelas 7, dan SMA Kelas 10 tanpa harus mengganti kurikulum yang diterapkan sebelumnya. Pilihan pertama ini merupakan pilihan dasar dari implementasi Kurikulum Merdeka. Sekolah yang memilih Mandiri Belajar masih bisa menerapkan Kurikulum 2013, namun harus mengacu pada prinsip dasar Kurikulum Merdeka, seperti penekanan pada pemahaman literasi dan numerasi serta penguatan karakter.
Mandiri Berubah
Pilihan Mandiri Berubah adalah pilihan yang menunjukkan kebebasan setiap satuan pendidikan atau sekolah untuk menerapkan perangkat ajar yang telah disediakan pada jenjang PAUD, SD Kelas 1 dan 4, SMP Kelas 7, serta SMA Kelas 10. Pada pilihan ini, setiap sekolah bisa menentukan perangkat ajar yang sesuai dengan kondisi atau karakter peserta didik di tiap jenjang yang telah ditentukan. Dengan adanya keleluasaan ini diharapkan guru bisa lebih maksimal dalam mengajar dan peserta didik bisa memaksimalkan pemahamannya.
Mandiri Berbagi
Pilihan Mandiri Berbagai adalah pilihan yang menunjukkan kebebasan setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan perangkat ajar yang sesuai dengan kondisi sekolahnya pada jenjang PAUD, SD Kelas 1 dan 4, SMP Kelas 7, serta SMA Kelas 10. Pilihan ketiga ini bisa diterapkan pada satuan pendidikan yang memiliki kesiapan SDM dalam mengembangkan perangkat ajar yang inovatif. Selanjutnya, satuan pendidikan bisa berbagi perangkat ajar tersebut pada sekolah-sekolah lain.
Seiring dengan perkembangan implementasi Kurikulum Merdeka, setiap satuan pendidikan bisa mengganti pilihannya sesuai dengan kesiapan di sekolahnya. Misalnya, sekolah yang memilih Mandiri Belajar bisa mengganti pilihannya menjadi Mandiri Berubah jika sudah dirasa mampu dan siap. Adapun cara mengubah pilihan implementasi Kurikulum Merdeka bisa dilakukan melalui website pendaftaran di laman https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/.
Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka
Keputusan sekolah dalam memilih salah satu dari tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari strategi untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap. Lalu, apa saja urutan strategi implementasi Kurikulum Merdeka?
Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap
Strategi pertama dimulai dengan mengenali kesiapan sekolah sebagai upaya untuk menentukan pilihan yang tepat. Setiap sekolah diberi waktu 3 bulan untuk memberikan umpan balik berupa pemetaan kebutuhan implementasi Kurikulum Merdeka dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Menyediakan Asesmen dan Perangkat Ajar
Strategi kedua ini melibatkan peran teknologi informasi dan komunikasi melalui platform Merdeka Belajar yang telah diluncurkan oleh pemerintah pusat. Pada platform tersebut telah tersedia beragam perangkat ajar mulai modul ajar, buku teks, contoh kurikulum, hingga contoh proyek. Setiap sekolah diberi kebebasan untuk memanfaatkan perangkat ajar digital tersebut untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Untuk sekolah dengan tingkat kesiapan yang sudah cukup matang bahkan bisa ikut berbagi perangkat ajar melalui platform tersebut. Dengan demikian, diharapkan tidak ada sekolah yang kesulitan mendapatkan perangkat ajar.
Menyediakan Pelatihan Mandiri dan Sumber Belajar Guru
Sebagai upaya untuk mewujudkan kesuksesan Kurikulum Merdeka, pemerintah aktif mengadakan pelatihan mandiri secara daring, sehingga lebih mudah untuk diikuti oleh guru maupun tenaga kependidikan. Selama pelatihan, pemerintah juga menyediakan banyak sumber belajar, baik dalam bentuk video, ebook, maupun podcast. Selanjutnya, sumber belajar digital tersebut bisa dibagikan pada komunitas atau guru-guru lain melalui media penyimpanan seperti flashdisk maupun cloud.
Menyediakan Narasumber
Strategi keempat adalah menyediakan narasumber atau pihak yang bisa memberikan informasi serta wawasan terkait implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan dengan melibatkan narasumber ini biasa disebut sebagai pengimbasan. Narasumber tersebut berasal dari Sekolah Penggerak ataupun SMK Pusat Keunggulan, di mana keduanya merupakan sekolah terpilih yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Pengimbasan bisa dilakukan secara luring melalui seminar atau workshop dan daring melalui webinar.
Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar
Strategi terakhir ini dilakukan oleh lulusan Guru Penggerak dengan membentuk suatu komunitas. Selanjutnya, komunitas tersebut dijadikan sebagai tempat berbagi praktik maupun adopsi Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan.
Dari pembahasan di atas, pilihan apa yang sesuai dengan sekolah Bapak/Ibu? Apapun pilihannya, semoga kehadiran Kurikulum Merdeka ini bisa membawa perubahan positif bagi sistem pendidikan di sekolah Bapak/Ibu.
Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bermanfaat. Jika Bapak/Ibu mencari solusi terpadu agar KBM lebih optimal, Quipper School Premium jawabannya. Yuk, buruan gabung komunitas guru Quipper!