Bapak/Ibu, pernah dengar istilah tripusat pendidikan? Berikut ini pembahasan lengkapnya, ya!
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah dan pemerintah. Lebih dari itu, keluarga serta lingkungan masyarakat juga memegang peranan penting bagi perkembangan pendidikan setiap individu.
Ketiga faktor tersebut harus saling bersinergi demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Nah, sinergi itu biasa disebut tripusat pendidikan. Ingin tahu selengkapnya? Check this out!
Pengertian Tripusat Pendidikan
Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang melibatkan tiga faktor atau elemen yang saling berhubungan, yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Konsep ini digagas oleh Bapak Pendidikan Nasional, sehingga biasa disebut sebagai tripusat pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Menurut beliau, anak-anak memiliki tiga tempat untuk bergaul dalam kehidupannya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan pergerakan pemuda.
Dari gagasan itulah, pemerintah menerbitkan undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003.
Menurut undang-undang tersebut ada tiga hal yang yang menjadi pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Fungsi Tripusat Pendidikan
Fungsi tripusat pendidikan bisa ditinjau dari fungsi setiap faktor berikut ini.
1. Fungsi keluarga
Keluarga merupakan tempat utama dan pertama anak mendapatkan tauladan.
Tauladan merupakan nilai kebaikan yang bisa diambil manfaatnya dan diterapkan di dalam kehidupan.
Adapun fungsi keluarga adalah sebagai berikut.
- Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama anak, sehingga melalui keluarga diharapkan anak bisa tumbuh menjadi individu yang tangguh, berintegritas, dan mandiri.
- Keluarga sebagai tempat untuk mengenalkan pentingnya sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
- Keluarga sebagai pemberi rasa aman bagi anak dari berbagai ancaman.
- Keluarga sebagai tempat untuk memupuk rasa kasih dan sayang.
2. Fungsi sekolah
Sekolah adalah tempat utama untuk menimba ilmu pengetahuan. Sekolah juga berfungsi sebagai tempat belajar hal-hal yang belum diketahui oleh anak.
Adapun fungsi sekolah adalah sebagai berikut.
- Sekolah sebagai tempat untuk menimba ilmu pengetahuan yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Sekolah sebagai tempat untuk mengenalkan beragam budaya.
- Sekolah sebagai tempat untuk menjajaki pendidikan berjenjang.
- Sekolah sebagai peletak dasar untuk membangun hubungan sosial yang harmonis, sehingga anak bisa mengaktualisasikan potensi dalam dirinya.
3. Fungsi masyarakat
Masyarakat merupakan komunitas kumpulan individu dalam suatu area tertentu. Adapun fungsi masyarakat adalah sebagai berikut.
- Pendidikan masyarakat sebagai pendukung dan melengkapi pendidikan formal anak.
- Masyarakat sebagai kontrol akan karakter anak. Hal itu karena kegiatan anak sehari-hari akan bersentuhan dengan masyarakat.
- Masyarakat sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.
Manfaat Tripusat Pendidikan
Adapun manfaat tripusat pendidikan adalah sebagai berikut.
- Orangtua menjadi semakin peduli pada perkembangan kehidupan anaknya. Artinya, orangtua terlibat dalam upaya pembentukan karakter anak.
- Masyarakat ikut secara aktif terlibat dalam mengaktualisasikan kemampuan seseorang.
- Anak menjadi semangat belajar karena merasa diperhatikan oleh orangtuanya.
- Anak terlatih untuk berpikir secara sistematis, efektif, dan efisien.
Konsep Tripusat Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara, konsep tripusat pendidikan adalah sebagai berikut.
- Tujuan pendidikan nasional tidak bisa dicapai hanya melalui satu jalur. Artinya, sekolah formal saja tidak akan bisa menunjang keberhasilan pendidikan.
- Tripusat pendidikan harus berjalan secara harmonis dan berkesinambungan.
- Keluarga merupakan tempat paling penting untuk membentuk perilaku dan budi pekerti anak.
- Perguruan atau sekolah merupakan tempat utama untuk menimba ilmu pengetahuan. Ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, namun juga orang lain.
- Alam pemuda atau istilahnya masyarakat merupakan tempat untuk menempa karakter anak. Pada akhirnya, anak akan berkarya dan bekerja untuk masyarakat. Oleh karena itu, baik buruknya karakter anak akan dikontrol langsung oleh masyarakat.
- Jiwa sosial anak harus selalu ditumbuhkan. Artinya, intelektual bersinergi dengan empati dan sosial.
Peran Tripusat Pendidikan
Sebagai sebuah konsep yang bersifat membangun dan berkesinambungan, tripusat pendidikan memiliki peran cukup signifikan, terlebih pada pembentukan karakter individu.
Peran tripusat pendidikan dalam pendidikan karakter dimulai dari keluarga. Sejak dini, keluarga adalah pihak yang paling dekat dengan anak.
Keluarga akan menjadi panutan pertama bagi anak. Nilai panutan itu diharapkan bisa tercermin dalam karakternya. Setelah masuk ke dunia pendidikan formal, anak akan mendapatkan ilmu pengetahuan baru.
Di lingkungan inilah sikap, perilaku, dan intelektual anak akan ditempa. Selanjutnya, masyarakat akan memberikan penilaian sekaligus menjadi kontrol atas setiap karakter anak.
Terkait pendidikan karakter, Dirjen GTK sudah pernah menyalurkan 2.000 modul PPK bagi guru. Pengembangan modul tersebut didasarkan pada sikap nasionalis, religius, integritas, gotong-royong, dan mandiri.
Jika disimpulkan, keterkaitan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah sebagai berikut.
- Orangtua atau keluarga merupakan sumber keteladanan pertama bagi anak. Namun, keluarga juga memiliki keterbatasan. Artinya, tidak semua pendidikan bisa diberikan orangtua di rumah.
- Keterbatasan pendidikan oleh keluarga bisa dimaksimalkan di sekolah. Sekolah menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan sekaligus pendidikan karakter secara formal.
- Keterampilan yang diperoleh anak, baik dari keluarga maupun sekolah, akan diimplementasikan di masyarakat. Jika ada kekurangan, masyarakat akan menjadi kontrol atas kekuarangan tersebut.
Kaitan antara ketiga faktor atau elemen di atas merupakan realita kehidupan yang selalu beriringan.
Itulah pembahasan Quipper Blog ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu ingin mendapatkan informasi lain tentang dunia pendidikan, silakan gabung bersamaan Quipper Blog.
Penulis: Eka Viandari