Puisi Baru – Bahasa Indonesia Kelas 10

Foto: pixabay.com

Hai, Quipperian!

Kamu masih #dirumahaja kan? Dengan tetap berada di rumah, kamu sangat membantu, lho. Tapi, mulai jenuh enggak, sih? Apa aja nih kegiatanmu selama melakukan self quarantine karena pandemi ini?

Salah satu kegiatan yang paling banyak dipilih untuk mengusir rasa jenuh adalah menonton film! Bulan lalu, kita baru saja memperingati Hari Film Nasional pada tanggal 30 Maret. Ngomong-ngomong soal film dan nasional, apa sih film nasional yang jadi favoritmu?

Kalau kamu suka film-film dengan genre romantis, mungkin terbesit Ada Apa dengan Cinta (AADC) yang super hits! Atau malah yang lebih baru, Dilan 1990 yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Pidi Baiq?

Dalam film-film tersebut, kamu mungkin cukup sering mendengar puisi yang disebutkan oleh pemeran utamanya. Ngomongin tentang puisi, sudah tahukah kamu bahwa puisi terbagi menjadi puisi lama dan baru?

Kali ini, Quipper Blog akan mengajakmu kenalan dengan yang baru.

Apa Itu Puisi Baru?

Foto: pixabay.com

Puisi sendiri adalah salah satu bentuk dari karya sastra yang paling tua. Nah, puisi baru adalah puisi yang muncul dan disukai pada masa angkatan Pujangga Baru, kira-kira tahun 1930-an.

Puisi baru memiliki irama yang lebih dinamis dan menarik, sesuai dengan pikiran dan perasaan penulis, daripada puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata serta suku kata dalam setiap baris ataupun jumlah baris dalam setiap bait.

Bagaimana Karakteristik dari Puisi Baru?

Foto: pixabay.com

Puisi baru punya beberapa karakteristik yang membedakannya dari puisi lama, di antaranya:

1. Tidak Terikat oleh Aturan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, aturan yang begitu mengikat dalam puisi lama tidak lagi digunakan, sehingga hasil puisinya lebih dinamis.

2. Nama Pengarang Dapat Diketahui

Penyair puisi baru yang kita ketahui misalnya Amir Hamzah, Sutan Takdir ALisjahbana, J.E. Tatengkeng, dan Asmara Hadi.

Hal ini sungguh berbeda dengan puisi lama yang biasanya anonim. Pada masa puisi lama, yang dianggap penting adalah karya, bukan pengarangnya. Beberapa puisi lama juga diakui sebagai milik bersama sehingga tidak memiliki nama pengarang.

3. Berkembang Secara Lisan dan Tertulis

Alasan di balik diketahuinya nama pengarang puisi baru ialah perkembangannya.

Hal ini berbeda dengan puisi lama yang sifatnya hanya lisan, disampaikan langsung kepada pendengarnya, lalu diteruskan kepada yang lain dari mulut ke mulut.

4. Pemilihan Kata yang Indah

Puisi baru seringkali ditujukan tak lebih dari menyampaikan perasaan pengarang melalui bahasa yang indah.

Hal ini berbeda dengan puisi lama yang mengharuskan untuk mengolah kata agar terbentuk rima yang tepat namun tidak mengurangi pesan yang ingin dinyatakan.

5. Menggunakan Majas 

Puisi baru menggunakan majas yang dinamis dan bahasa kiasan perbandingan. Pada puisi baru, dipilih penggunaan majas yang lebih dinamis disertai dengan bahasa kiasan yang menunjukkan perbandingan.

6. Pada Umumnya Berisi tentang Kehidupan

Dalam puisi baru, hal yang biasa dibicarakan adalah terkait kehidupan sekitar, baik tentang cinta, kesedihan, legenda, kritikan, atau bahkan pengalaman spiritual.

Jenis Puisi-Puisi Baru

Foto: pixabay.com

Puisi baru terdiri atas dua macam, berdasarkan isinya dan berdasarkan jumlah baris.

1. Berdasarkan Isinya

Jenis puisi baru berdasarkan isinya dibagi ke dalam 7 kelompok, yakni:

  • Himne, yakni puisi pujaan yang ditujukan kepada Tuhan, pahlawan, atau tanah air.
  • Ode, yakni puisi sanjungan kepada orang-orang berjasa dengan nada atau irama yang sangat resmi.
  • Romansa, yakni puisi luapan perasaan cinta serta kasih sayang.
  • Epigram, yakni puisi ajaran hidup atau tuntutan ke arah kebenaran.
  • Elegi, yakni puisi ratap tangis atau kesedihan.
  • Balada, yakni puisi cerita atau kisah dari sebuah karangan pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya.
  • Satire, yakni puisi sindiran atau kritikan.

2. Berdasarkan Jumlah Barisnya

Sedangkan berdasarkan jumlah barisnya, jenis puisi baru dibagi ke dalam 8 kelompok:

  • Distikon, dengan tiap baitnya terdiri dari dua baris dan pola persajakannya (a-a).
  • Terzina, dengan tiap baitnya terdiri dari tiga baris dan pola persajakannya (a-a-a, a-a-b, a-b-c, atau a-b-b).
  • Kuatrain, dengan tiap baitnya terdiri dari empat baris dan pola persajakannya (aa-aa, ab-ab, atau aa-bb).
  • Kuin, dengan tiap baitnya terdiri dari lima baris dan pola persajakannya (a-a-a-a-a).
  • Sektet, dengan tiap baitnya terdiri dari enam baris dan pola persajakan tidak beraturan (awal mula kelahiran puisi yang lebih variatif).
  • Septima, dengan tiap baitnya terdiri dari tujuh baris dan pola persajakan tidak beraturan.
  • Oktaf (stanza), dengan tiap baitnya terdiri dari delapan baris dan pola persajakan tidak berpola.
  • Sonata, dengan empat belas baris yang terbagi menjadi dua: dua bait pertama, masing-masing empat baris, dan dua bait kedua, masing-masing tiga baris.

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menulis Puisi Baru

Foto: pixabay.com

Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan jika kamu ingin menulis puisi baru, yaitu:

  • Tema, yaitu gagasan pokok yang dikembangkan beriringan dengan kesan dan imajinasi subjektif untuk menghasilkan luapan perasaanmu.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata yang harus betul-betul mewakili gagasan yang ingin kamu sampaikan.
  • Gaya bahasa yang khas, dapat berupa ungkapan, peribahasa, atau majas.
  • Rima dan irama

Bagaimana, Quipperian? Sekarang kamu sudah bisa menambahkan aktivitasmu selama self quarantine ini, deh: menulis puisi baru! Kamu tertarik? Apabila kamu masih mau lanjut membaca materi ini atau materi lainnya, langsung saja yuk gabung bersama Quipper Video. Di sana kamu bisa belajar bareng pengajar-pengajar kompeten lewat tayangan video, latihan soal, dan rangkuman. Seru banget, deh!

Penulis: Evita

Lainya Untuk Anda

Materi Stoikiometri Rumus, Persamaan dan Contoh Soal

Contoh Teks Tanggapan Berdasarkan Strukturnya

25 Contoh Cerita Legenda (Cerita Rakyat) dari Berbagai Daerah