Siapa bilang membuat resensi gampang? Mungkin bisa jadi gampang kalau kamu ngerti sistematikanya. Kalau enggak ngerti, penulisan resensimu akan sangat dangkal dan membosankan.
Bagi sebagian orang, resensi sangat ketinggalan zaman. Namun, tak menutup kemungkinan juga masih ada khalayak ramai yang menganggap resensi tetap menarik. Maka enggak heran banyak media, dari cetak hingga online masih mempertahankan artikel resensi.
Resensi begitu penting bagi pembaca untuk tambahan informasi sebelum dirinya memulai menyaksikan objek resensi. Misal, seseorang akan tergugah menonton film, membeli novel atau buku, setelah menyimak resensi seseorang.
Nah, buat Quipperian yang ingin mencoba buat penulisan resensi sesuatu dan ingin artikel tersebut diterbitkan, ada baiknya baca dulu ulasan Quipper Blog berikut agar kemampuanmu maksimal. Yuk!
Objek Resensi
Pertama-tama, kamu harus memiliki satu objek untuk diresensi. Objek tersebut bisa macam-macam, tergantung ketertarikanmu. Misalnya, kamu memiliki minat besar terhadap film dan senang hal-hal lucu. Kenapa enggak kamu resensi film bergenre komedi?
Ketertarikan terhadap objek sangat penting untuk memulai resensi. Kamu enggak akan bisa optimal ketika bertemu objek yang kamu enggak suka atau tertarik. Pasti akan setengah hati.
Nah, kembali ke objek. Kalau Quipperian cuma kenal resensi film, buku, atau novel, semuanya agak sudah ketinggalan zaman banget. Soalnya, ada banyak hal lain bisa kamu resensi. Misal, karya seni, mulai seni lukis, seni kriya, teater, musik, dan seni pertunjukan bahkan karya foto, dan mural pun bisa kamu resensi.
Intinya sih balik lagi ke kamu, Quipperian. Tetapkan objek mana paling disukai. Kemudian perdalam segala detail objek tersebut.
Identitas Objek
Setelah mendapat satu objek, kamu harus memberikan informasi mendetail mengenai identitas objek. Misalnya kamu memilih objek lukisan, tentu kamu harus mencantumkan judul lukisan, karya siapa, ukuran, media lukis (kanvas atau kertas), jenis cat, teknik, sampai latar belakang. Agar tulisanmu mendetail, silakan memberi deskripsi serinci mungkin agar pembaca mudah menangkap maksud tulisan.
Contoh identitas objek lain, misalnya film. Kamu pun harus secara detail mencantumkan seluruh identitas, mulai judul, sutradara, pemain, produser, produksi, penulis skenario, dan seluruh detail lainnya.
Mengapa identitas penting? Sebab pembaca akan memverifikasi objek resensimu ketika ia mulai tergugah untuk menyaksikan, membaca, maupun menonton. Dari situ pembaca akan bisa mengamini tulisanmu atau bahkan tak setuju dengan resensimu.
Bagian Pembuka
Bagian pembuka menjadi penting. Di sini, biasanya pembaca akan berkenalan atau mendapati first impression atas tulisanmu. Bila kamu membuka dengan sangat menarik dan mengalir, maka pembaca akan terus menikmati hingga paragraf seterusnya.
Bagian pembuka enggak harus dibubuhkan identitas objek. Seperti menaruh, judul buku, penulis, penerbit, penyunting, dan sebagainya. Informasi tersebut bahkan bisa menjadi lampiran di bagian akhir agar tak mengganggu alur tulisan.
Namun, bila kalian ingin tetap mengikuti kaidah penulisan resensi secara baku, boleh saja menaruh identitas objek di awal. Asalkan, ditulis per-point, bukan semacam paragraf.
Jadi, paragraf awal langsung saja tentang bagian penting sebuah objek. Misal, kamu meresensi novel, sangat menarik bila kamu menaruh konflik di dalam novel tersebut sebagai paragraf pembuka. Hal itu berfungsi sebagai daya tarik tulisan, agar pembaca langsung masuk ke dalam cerita.
Setelah itu, kamu bisa berselancar dengan mudah membubuhkan detail-detail lain di dalam buku tersebut. Entah penokohon atau memberi informasi mengenai sang penulis.
Bagian Isi
Bagian ini seringkali dianggap sebagai daya tarik utama atau bagian inti resensi. Kamu tentu akan memberikan semacam ringkasan mengenai objek pilihanmu. Misal, memberi sedikit ringkasan tentang film tersebut, lalu menampilkan kutipan paling kuat.
Yang menarik dari resensi, selalu soal penilaian atau pengalaman membaca, menyaksikan, atau menonton objek resensi. Pengalaman itu menjadi darah daging resensimu. Kamu akan menilai di bagian apa film, novel, komik, dan buku tersebut begitu lemah atau kurang daya tarik. Sementara, kamu juga akan membandingkan dengan karya lainnya.
Selain menilai kelemahan atau kekurangan, tentu Quipperian akan memberi argumentasi mengapa karya tersebut bagus dan patut ditonton atau dibaca. Jadi, kamu bukan sekadar menilai atau memberi cap karya tersebut bagus atau jelek.
Pengalaman otentikmu selama menonton, membaca, maupun menyaksikan objek selalu menjadi sorotan pembaca.
Bagian Penutup
Di bagian akhir atau penutup, lumrahnya kamu akan mengajak para pembaca untuk menyaksikan, menonton, atau membaca objek tersebut.
Resensi paling baik, adalah peresensi yang tidak menyuruh pembacanya untuk tidak menyaksikan, menonton, atau membaca objek tersebut sekalipun di mata kamu karya tersebut begitu buruk.
Pasalnya, setiap orang memiliki pengalaman berbeda untuk menilai sebuah karya. Bila Quipperian menutup jalan orang untuk menyaksikan karya, berarti kamu mencegah orang untuk memiliki pengalaman otentik terhadap sebuah karya.
Buruk atau jelek di mata Quipperian, belum tentu begitu di mata orang lain. Meski orang lain juga menganggap buruk karya tersebut, belum tentu pula argumentasinya sama. Begitulah pengalaman menikmati karya.
Saran untuk Penulisan Resensi
Akan lebih baik bila kamu memberikan saran. Misalnya menyarankan kepada pembaca agar membaca karya terdahulu sebelum memutuskan untuk menikmati karya terbaru.
Bisa juga Quipperian menyarankan untuk hal-hal teknis. Misalkan, sebaiknya kamu menyarankan agar tidak membawa anak kecil ketika menikmati film tersebut karena banyak adegan kekerasan dan sebagainya.
Terkadang, pembaca akan lebih suka mendapat saran-saran tersebut ketimbang judge karya tersebut buruk dan lebih baik jangan menonton, menyaksikan, maupun membaca.
Ingat, meresensi bukan sekadar memberi cap bagus atau buruk sebuah karya. Tetapi memberikan pengalaman otentik kalian kepada pembaca maupun pembuat karya. Selamat meresensi Quipperian! Buat kamu yang masih mau baca artikel menarik lainnya, jangan ragu untuk kunjungi Quipper Blog, ya!
Sumber:
- Materi Pembelajaran Quipper Video Bahasa Indonesia Kelas XI KTSP 2006
- https://books.google.co.id/books?id=Sr64CgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=resensi+buku&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjv2NOby5HeAhUaSY8KHZkvB9wQ6AEIJDAA#v=onepage&q=resensi%20buku&f=false
- https://www.youtube.com/watch?v=rkpFEHIAEns&feature=youtu.be
- https://www.youtube.com/watch?v=H8Jx8IfVWc4&feature=youtu.be
- https://www.youtube.com/watch?v=WzeQtZbRUw8&feature=youtu.be
Beragam Contoh Resensi Kekinian Pengguna Media Sosial Millennial
Penulis: Muhammad Khairil