Home » Mapel » Bahasa Indonesia » Pahami Tata Cara Debat, Etika, dan Teknik Berbicara Saat Berdebat

Pahami Tata Cara Debat, Etika, dan Teknik Berbicara Saat Berdebat

Quipperian, apakah saat ini kamu sedang persiapan mengikuti lomba debat? Jika ya, maka kamu harus mengetahui tata cara debat yang baik dan benar. 

Jadi, meskipun kamu berusaha mempertahankan pendapat dan membuat lawan debat setuju dengan pendapatmu, hal tersebut harus dilakukan dengan cara yang sopan. Tak hanya tata cara debat saja, tapi kamu juga perlu mengetahui etika dalam berdebat, kesalahan yang harus dihindari saat berdebat, dan teknik berbicaranya. 

Nah, untuk mengetahui itu semua, kamu bisa menyimak ulasan berikut ini. Baca sampai habis, ya supaya mendapat keseluruhan informasinya. 

Tata Cara Debat

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan debat sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Debat sering kali dianggap sebagai kegiatan yang negatif karena dilihat sebagai pembicaraan yang panas dan penuh emosi. Padahal, pada dasarnya debat tidak terlihat seperti itu jika dilakukan dengan benar, bahkan kamu bisa mendapat berbagai manfaat dari kegiatan debat.

Dalam berdebat pun tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada tata cara debat yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Memahami dan menjalani peraturan debat yang telah disepakati bersama. Apabila ada anggota debat yang melanggar peraturan, maka akan berpengaruh terhadap timnya. 
  2. Disarankan untuk menyampaikan pertanyaan secara profesional, tidak menghina, menguji, maupun merendahkan lawan. Pertanyaan harus berfokus pada permasalahan yang tengah dibahas. Tidak boleh mengajukan pertanyaan yang menyerang lawan secara pribadi. 
  3. Ajukan argumen dengan analitis yang kritis, sistematis, serta kemampuan retorika secara baik atau tidak terbata-bata.
  4. Kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihan dari lawan sebelum menyampaikan gagasan. Hal ini penting dilakukan guna menyusun strategi debat yang tepat sehingga efektif dalam menyangkal dan memengaruhi lawan, bahkan seluruh peserta debat. 
  5. Batasi argumen yang disampaikan, maksimal tiga poin karena adanya keterbatasan waktu. Susun argumen ke dalam poin yang singkat dan lugas, serta merujuk langsung ke permasalahan yang sedang didebatkan. 
  6. Pahami dengan baik kesalahan dalam berpikir lawan, terutama pada penyelesaian masalahnya. Hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui kelemahan argumentasi yang diberikan oleh lawan.
  7. Gagasan yang disajikan harus akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Sertakan juga data yang valid untuk mendukung argumentasi atau gagasan yang disampaikan. 
  8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final dengan kalimat yang lugas dan langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan tidak perlu terlalu panjang, cukup poin-poin yang menegaskan argumentasi dan disampaikan dengan tegas untuk menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi tersebut benar. 

Etika Berdebat

Selain tata cara, kamu juga harus memperhatikan etika dalam berdebat. Jangan sampai gara-gara tidak memahami etika berdebat, penilaian juri terhadap kamu atau tim berkurang. 

Berikut adalah beberapa etika dalam berdebat. 

1. Serius

Ketika menyampaikan pertanyaan kepada lawan debat, kamu harus menunjukkan sikap yang serius. Jangan main-main atau berbicara tanpa fakta dan data yang konkret. 

Ingat, perdebatan bukan ajang untuk main-main. Argumentasi yang disampaikan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius.

Ada baiknya, mengajukan segala pertanyaan berdasarkan riset yang telah dilakukan dan sesuaikan dengan pengetahuanmu. 

2. Tidak menilai fisik

Etika berdebat selanjutnya adalah kamu tidak boleh menyerang ataupun menyinggung fisik lawan debat. Sebab, dalam berdebat, hal yang diutamakan adalah adu ide gagasan.

Jadi, jika ingin menyerang, maka seranglah ide gagasan lawan, bukan fisiknya. Hindari membawa hal apapun  diluar ide, gagasan, dan data-data yang kamu miliki dalam sebuah perdebatan. 

Menyerang atau menyinggung fisik lawan tidak akan menambah penilaian kamu dan tim karena yang dinilai dari sebuah debat adalah ide dan gagasan yang kamu miliki. Justru sikap menilai rendah fisik lawan berpotensi mengurangi penilaian kamu dan tim. 

3. Bicara berdasarkan data dan fakta

Salah satu cara untuk mematahkan argumentasi lawan debat adalah dengan mengadu argumentasi tersebut dengan data dan fakta. Itulah mengapa, kamu harus melakukan riset mendalam sebelum melakukan debat. 

Hindari sikap mengadu ide gagasanmu dengan informasi yang belum jelas kebenarannya atau berita palsu (hoax). Kumpulan fakta dan data sebanyak mungkin dari sumber-sumber yang terpercaya.

Semakin banyak fakta dan data yang kamu kumpulkan, semakin besar pula peluang untuk memenangkan perdebatan. 

4. Mengikuti aturan main

Setiap pelaksanaan debat, pasti ada aturan main yang telah ditetapkan oleh tim penyelenggara. Mulai dari batas bicara, aturan menyanggah lawan debat, hingga tata cara bertanya.

Ikuti segala aturan main tersebut dan jangan menganggap remeh sebuah aturan. Melanggar satu aturan saja, bisa membuat kamu didiskualifikasi oleh tim penyelenggara sehingga segala sesuatu yang telah kamu persiapkan pun menjadi sia-sia. 

Kesalahan dalam Berdebat

Terkadang, tanpa disadari maupun disadari, seorang debater melakukan kesalahan dalam penyampaian argumen. Kesalahan ini dapat disebabkan karena debater kurang menguasai materi atau terpengaruh faktor psikis yang membuatnya panik sehingga tanpa sengaja melakukan kesalahan yang berakibat fatal.

Konsekuensinya adalah debater tersebut bisa saja kehilangan poin dan membuat argumentasi yang diutarakan terkesan membosankan. 

Agar hal ini tidak terjadi pada kamu saat berdebat, ada baiknya kamu mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan seorang debater saat membawakan argumennya. Berikut daftar kesalahannya. 

1. Logical Fallacy 

Pernahkah kamu terlibat dalam sebuah debat yang tidak ada ujungnya? Atau menyaksikan debat di televisi di mana pembicaraannya hanya muter-muter saja, bahkan sampai bertengkar? 

Nah, dalam situasi tersebut, biasanya kedua pihak yang berdebat tanpa sadar telah melakukan kesalahan, yaitu logical fallacy. Logical fallacy adalah kesalahan dalam berfikir logis yang berasal dari asumsi-asumsi yang keliru. 

Kesalahan ini akan membuat kegiatan berdebat menjadi tidak berbobot dan tidak sehat. Oleh karena itu, hindari kesalahan ini jika kamu ingin menjadi debater yang handal. 

2. Argumen repetitif

Argumen repetitif adalah argumen yang dibawakan secara berulang-ulang dan terus-menerus sepanjang perdebatan. Ini adalah kesalahan yang paling banyak dijumpai dalam kegiatan debat. 

Kesalahan ini biasanya dilakukan karena berusaha menghabiskan waktu, tidak paham mosi, dan kurang baik dalam mengalokasikan waktu pada saat case building. Selain itu, terkadang debater tidak sadar bahwa dirinya sedang melakukan argumen repetitif karena menganggap bahwa hal tersebut adalah bentuk penegasan. 

Mengulang-ulang pernyataan memang diperlukan untuk meyakinkan pihak lain. Namun, bukan berarti pernyataan yang sama harus disampaikan secara berulang.

3. Argumen yang terlalu umum

Menggunakan argumen yang terlalu umum tanpa membuatnya lebih merinci ke argumen-argumen pendukung yang lebih detail, akan membuat bangunan argumen kamu sangat lemah. 

Untuk menghindari kesalahan ini, seorang debater sebaiknya membuat argumen yang langsung ke inti atau jika ingin memberikan contoh, maka contoh tersebut harus sesuai dengan mosi yang tengah diperdebatkan. 

4. Menyinggung SARA

Menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) adalah hal yang dilarang dalam debat. Hal ini dikarenakan, SARA selalu menjadi hal yang sensitif dalam masyarakat sehingga mengungkapkan kalimat yang mengandung SARA dapat memicu pertikaian. 

Oleh karena itu, debater harus hati-hati dalam mengutarakan argumennya dan jangan sampai menyinggung SARA. Selain dapat menyebabkan pertikaian, argumen yang menyinggung SARA juga dapat mengurangi poin dan membuat argumen menjadi tidak etis. 

Teknik Berbicara dalam Debat

Berikut adalah beberapa teknik berbicara saat sedang berdebat yang bisa kamu gunakan. 

1. Teknik mempertahankan usul

Adapun langkah-langkah untuk menerapkan teknik mempertahankan usul ini, antara lain:

  • Menunjukkan inti
  • Mengemukakan argumentasi- argumentasi
  • Membeberkan contoh konkret, data dan fakta untuk memperkuat pembuktian
  • Menarik kesimpulan yang bernada menuntut atau mengimbau
  • Seruan untuk bertindak sesuai dengan argumentasi yang telah dikemukakan

Untuk menguasai teknik ini, ada dua taktik yang diperlukan, yaitu taktik penegasan dan taktik bertahan. 

Pada taktik penegasan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti mengulang, memengaruhi, kompromi, mengiyakan, dan kesepakatan. Sementara pada taktik bertahan, kamu bisa melakukan mengelak, menunda, membinasakan, mengangkat, berterima kasih, menggambarkan, menguraikan, atau membiarkan. 

2. Teknik mempertentangkan usul

Pada teknik mempertentangkan usul, langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu:

  • Menyajikan inti
  • Mengemukakan argumentasi
  • Menguraikan hal-hal yang mungkin bertentangan
  • Menjelaskan hal-hal yang bertentangan itu secara lebih konkret melalui pembuktian data dan fakta. 
  • Seruan untuk bertindak sesuai dengan argumentasi

Untuk menguasai teknik ini, ada dua taktik yang diperlukan, yaitu taktik menyerang dan menolak. 

Pada taktik menyerang, kamu bisa melakukannya dengan cara bertanya balik, provokasi, antisipasi, mengagetkan, melebih-lebihkan, dan memotong. Sementara itu, taktik menolak dapat dilakukan dengan cara memungkiri dan kontradiksi. 

Quipperian, demikian pembahasan mengenai tata cara berdebat. Perlu diketahui, setiap tim penyelenggara mungkin memiliki tata cara yang berbeda-beda, tapi pastikan kamu memahami dan mengikuti tata cara debat tersebut agar tidak didiskualifikasi atau mendapat pengurangan poin. Semoga berhasil!

Lainya untuk Anda