Home » Mapel » Ekonomi » Elastisitas Silang: Definisi, Rumus, dan Penerapannya!

Elastisitas Silang: Definisi, Rumus, dan Penerapannya!

Quipperian, tahu nggak apa yang dimaksud dengan elastisitas silang?

Elastisitas silang atau yang dikenal juga dengan sebutan cross price elasticity adalah tingkat perubahan respon yang merujuk pada permintaan suatu barang (X) akibat perubahan harga barang lain yang mendukungnya (Y). Elastisitas silang juga merupakan salah satu jenis dari elastisitas permintaan yang kita jumpai di materi Ekonomi kelas X, lho.

Selain itu, materi ini juga memegang peranan penting yang akan membuat kamu mengerti seputar dinamika praktik ekonomi di dunia bisnis dan organisasi. 

Hmmm… Menarik, ya! Yuk, pelajari elastisitas silang lebih lanjut dari artikel ini, Quipperian!

Pengertian Elastisitas Silang

Elastisitas silang (cross elasticity) atau elastisitas harga silang (cross price elasticity) adalah tingkat perubahan respon yang merujuk pada permintaan suatu barang (X) akibat perubahan harga barang lain yang mendukungnya (Y); seperti barang substitusi (pengganti) atau pelengkap.

Sederhananya, konsep elastisitas silang ini digunakan untuk menemukan hubungan antara dua barang ketika salah satunya mengalami perubahan harga. 

Nah, Quipperian, elastisitas silang pada umumnya digunakan untuk membantu pebisnis untuk menghubungkan jumlah permintaan barang tertentu dengan harga jualnya.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, Quipperian harus mengetahui bahwa ada 3 jenis elastisitas silang yang terbentuk berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungannya, yaitu barang pengganti, pelengkap, dan barang tidak terkait.

Barang pengganti atau substitusi merupakan jenis elastisitas silang yang positif (EXY > 0), di mana barang X dan Y merupakan barang yang memiliki peran atau fungsi yang sama sehingga dapat menggantikan (alternatif) satu sama lain ketika salah satunya mengalami kenaikan harga. Contohnya adalah teh dan kopi, Pizza Hut dan Domino’s Pizza, KFC dan A&W.

Berikutnya adalah barang pelengkap atau komplementer yang merupakan elastisitas silang negatif (EXY < 0), di mana barang X merupakan barang yang berfungsi untuk melengkapi barang Y. 

Saat harga barang Y naik, maka permintaan barang Y akan menurun. Sehingga, permintaan akan barang X juga menurun. 

Contohnya adalah kasur dan seprai. Kamu tidak akan membeli seprai sebelum membeli kasurnya terlebih dahulu kan, Quipperian? 

Terakhir adalah barang yang tidak terkait (EXY = 0). Seperti namanya, elastisitas silang ini ditujukan bagi dua barang yang sama sekali tidak terkait satu sama lain. Kenaikan harga barang X tidak akan memengaruhi permintaan barang Y. 

Contohnya adalah kaos dan laptop. Kenaikan harga laptop tidak akan memengaruhi penjualan kaos, begitu pula sebaliknya.

Rumus Elastisitas Silang

Nah, setelah membaca penjelasan elastisitas silang, kini saatnya untuk Quipperian mengetahui rumus untuk mencari elastisitas silang atau cross price elasticity of demand (XED):

(% perubahan permintaan produk X) : (% perubahan harga jual produk Y)

Rumus elastisitas silang digunakan oleh pebisnis untuk mempelajari dan memahami pasar konsumen yang dilayaninya. 

Sehingga, pebisnis tersebut dapat menganalisis para pesaingnya, mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang berpotensi terjadi, serta mengembangkan strategi pemasaran baru yang dapat meningkatkan jangkauan pasar.

Cara Menghitung Elastisitas Silang

Sebelum menghitung dengan rumus, Quipperian perlu mengetahui tentang tahapan cara menghitung elastisitas silang produk X dan Y  seperti dalam tahapan dan contoh kasus berikut ini:

1. Carilah Persentase Perubahan Jumlah Permintaan Produk X

Gunakan rumus mencari persentase (%) perubahan permintaan produk X seperti ini:

(jumlah produk baru – jumlah produk lama) : jumlah produk lama x 100%

Sebagai contoh, produk lama di Toko Biru berjumlah 8.500 barang. Pada saat itu, di toko tersebut juga memiliki  produk baru dengan jumlah 12.000 barang. 

Maka, persentase perubahan jumlah permintaan produk X adalah:

= (12.000 – 8.500) : 5.500 x 100%

= 3.500 : 5.500 x 100%

= 0,64 x 100%

= 64%

Dengan demikian, kita mengetahui bahwa permintaan produk baru di Toko Biru naik sebesar 64%.

2. Hitunglah Persentase Perubahan Harga Jual Barang Y

Gunakan rumus di bawah ini untuk mencari persentase (%) perubahan harga produk Y:

(harga jual baru – harga jual lama) : harga jual lama x 100%

Harga jual produk lama di Toko Biru dulunya adalah Rp 24.000. Sekarang harga produk tersebut mempunyai harga jual baru yaitu Rp 32.000. Maka, persentase perubahan harga jual tersebut adalah:

= (32.000 – 24.000) : 24.000 x 100%

= 8.000 : 24.000 x 100%

= 0,33 x 100%

= 33%

Sehingga, kita mendapati bahwa persentase perubahan harga jual produk Y meningkat sebesar 33%.

3. Masukkan Persentase-persentase yang Didapat ke dalam Rumus Elastisitas Silang (XED)

Sebelumnya, kita telah mendapatkan persentase perubahan permintaan produk X sebesar 64% dan persentase perubahan harga jual produk Y. Sekarang, kita masukkan ke dalam rumus elastisitas silang:

= (% perubahan permintaan produk X) : (% perubahan harga jual produk Y)

= 64% : 33%

= 1,93

Hasil elastisitas silang menunjukkan jumlah positif, yakni lebih besar dari nol (EXY > 0). Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk X dan Y merupakan barang pengganti atau substitusi satu sama lainnya.

4. Analisis Hasil yang Kamu Dapatkan dan Tentukan Elastisitas Silang

Hasil elastisitas silang yang didapatkan dari studi kasus di atas menunjukkan bahwa permintaan pada produk X meningkat di saat ada kenaikan harga pada produk Y. 

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa konsumen di Toko Biru lebih suka membeli produk X yang lebih murah daripada produk Y.

Elastisitas Silang Pada Barang Substitusi

Barang substitusi sangat memengaruhi elastisitas silang karena barang-barang tersebut dapat menjadi alternatif bagi konsumen saat barang lainnya mengalami kenaikan harga. 

Apabila saat kenaikan harga ada banyak barang substitusi tersedia, maka permintaan konsumen tersebut sangatlah elastis. Jika sebaliknya, maka permintaan tersebut dapat dikatakan tidak elastis.

Selain itu, konsumen yang merupakan makhluk dengan pemikiran rasional memang akan cenderung beralih ke produk lain dengan harga termurah jika fungsinya sama. 

Inilah penyebab barang substitusi atau pengganti sangat memengaruhi elastisitas silang.

Apa yang Membedakan Elastisitas Silang dan Elastisitas Pendapatan

Meskipun sama-sama mengusung tema elastisitas, tetapi ada perbedaan di antara elastisitas silang dan juga elastisitas pendapatan yang harus Quipperian ketahui.

Seperti yang Quipperian pahami dalam artikel ini, elastisitas silang terjadi ketika ada perubahan jumlah permintaan suatu barang yang diakibatkan oleh perubahan harga barang terkait lainnya. 

Sedangkan, elastisitas pendapatan merujuk kepada perubahan jumlah permintaan suatu barang karena ada perubahan pendapatan yang dialami konsumennya.

Bagaimana, Quipperian? Apakah kamu sudah paham tentang apa itu elastisitas silang? 

Kamu juga bisa menambah wawasan tentang elastisitas atau materi lainnya dengan membaca materi yang disiapkan Quipper Blog, yang pastinya sangat lengkap dan mudah dimengerti. Selamat belajar, ya!

Penulis: Tami Kira

Lainya untuk Anda