Jurusan Animasi Digital – Quipperian, siapa nih yang suka atau bahkan punya passion untuk bergelut di bidang animasi suatu saat nanti? FYI, dunia animasi sudah melewati perjalanan yang sangat panjang lho Quipperian!
Sebelum menjadi konten animasi seperti yang kita tonton saat ini, animasi telah dikenal luas oleh masyarakat dunia lewat karya sederhana yang diperkenalkan oleh seorang kartunis dan produser bernama J. Stuart Blackton pada tahun 1906.
Ketika itu J. Stuart Blackton membuat karya animasi menggunakan teknik stop motion yang berjudul Humorous Phases of Funny Faces. Teknik stop motion adalah salah satu teknik animasi untuk menghasilkan ilusi gerak pada objek yang diambil pada beberapa shot atau digambar pada beberapa lembar kertas. Nah, ilusi gerak tersebut berasal dari perubahan gaya dan posisi objek pada tiap-tiap shot atau lembar gambar. Hmm, kebayang ya seperti apa ribetnya pembuatan konten animasi kala itu?
Source: youtube.com (Ekectra Fox)
Perkembangan Teknologi Animasi Digital
Selanjutnya, teknik-teknik pembuatan animasi semakin berkembang. Hingga saat ini para animator telah menggunakan teknologi komputer. Dengan menggunakan teknologi komputer, sangat memungkinkan seorang animator membuat karya 2D, 3D bahkan 4D dengan berbagai efek yang semakin mendukung.
Dengan perkembangan teknologi itu pula, kita bisa menikmati film-film animasi karya anak bangsa, seperti Si Juki The Movie, Kiko and Friend, dan Candy Monster. Oh ya, film animasi Candy Monster ini merupakan produksi UMN Picture lho! Yakni rumah produksi yang berada dalam naungan Universitas Multimedia Nusantara.
Source: youtube.com (UMN Pictures)
Kerennya lagi nih, film animasi yang satu ini berhasil lolos seleksi untuk tayang di 2 event internasional, yaitu Zlin Film Festival ke-60 dan Chaniartoon International Comic and Animation Festival 2020.
Keberhasilan film Candy Monster untuk mejeng di dua festival internasional tersebut, membuktikan bahwasanya kualitas animator-animator tanah air sebenarnya tidak ketinggalan dari animator luar negeri. Sehingga bukan hal mustahil jika kamu juga bercita-cita menjadi seorang animator hebat yang karyanya bisa disaksikan penduduk dunia.
Kamu hanya perlu terus belajar dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Dan hasilnya bisa lebih maksimal jika kamu mempelajarinya secara terstruktur di bawah bimbingan para ahli.
Jika demikian, kamu bisa mempertimbangkan Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) sebagai tempat menimbah ilmu. Multimedia Nusantara Polytechnic merupakan perguruan tinggi vokasi yang berdiri tahun 2021. Kampus ini dikelola oleh Yayasan Multimedia Nusantara, yakni sebuah yayasan yang juga mengelola Universitas Multimedia Nusantara. MNP memiliki jurusan khusus yang berhubungan dengan animasi, yaitu Jurusan Digital Animation pada jenjang D4.
Apa Itu Jurusan Digital Animation?
Jurusan Digital Animation adalah jurusan yang didesain khusus untuk memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa yang relevan dengan kebutuhan industri animasi saat ini, yang mana sebagian besar media tayangnya telah merambah ke dunia digital.
Setelah menempuh pendidikan selama kurang lebih 4 tahun di jurusan ini dan dinyatakan lulus setelah membuat proyek akhir, kamu berhak menyandang titel S.Tr. Anim (Sarjana Terapan Animasi) di belakang nama kamu.
Jurusan ini terlihat lebih spesifik dari Jurusan Animasi pada umumnya yang kamu temui di kampus-kampus lain. Hal itu karena biasanya Jurusan Animasi bernaung di Fakultas Seni dan Desain sehingga kurikulumnya juga menyesuaikan dengan visi dan misi fakultas.
Beberapa mata kuliah yang bisa kamu temui di jurusan ini antara lain Digital Graphics, Animation Principles, 3D Character Animation, Digital Sculpting, Digital Arts Methodologies, dan VFX Production.
Sekalipun demikian, masih ada saja orang yang mengidentikkan Jurusan Animasi dengan Jurusan Perfilman bahkan Jurusan DKV. Padahal ketiganya sangat berbeda lho, Quipperian!
Perbedaan Jurusan Digital Animation dengan Jurusan Sejenis
Perbedaan paling mendasar antara Jurusan Digital Animation dengan jurusan sejenis terletak pada kurikulum dan materi ajarnya. Jurusan Digital Animation fokus mempelajari tentang teori dan teknik pembuatan animasi 3D, animasi game, animasi film, dan bidang-bidang lainnya yang mengimplementasikan konten animasi.
Sementara jurusan lainnya yang biasa diidentikkan dengan jurusan ini, sebut saja Jurusan DKV. Jurusan DKV mempelajari tentang pembuatan desain, videografi, ilustrasi, fotografi, animasi, hingga kaitannya dengan dunia marketing.
Sedangkan Jurusan Perfilman mempelajari tentang teknologi pendukung produksi film dan teknik-teknik yang biasa digunakan dalam tiap sesi produksi, mulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Nah, sudah cukup jelas ya perbedaan antara Jurusan Digital Animation dengan jurusan lain yang dianggap sejenis? Pada intinya, jika cita-citamu adalah menjadi seorang animator, maka jurusan yang tepat untukmu adalah Jurusan Digital Animation.
Keunggulan Jurusan Digital Animation di MNP
Jurusan Digital Animation di MNP berdiri sendiri, tidak bergabung dengan jurusan lainnya, apalagi hanya sebatas konsentrasi. Nah, hal itu yang menyebabkan lulusannya mendapatkan gelar spesifik juga, yaitu Sarjana Terapan Animasi.
Dengan begitu, kompetensi utama yang kamu dapatkan ketika belajar di jurusan ini adalah kompetensi bidang animasi. Lalu, kurikulum yang diterapkan juga memungkinkan kamu untuk memilih kompetensi minor, antara lain post production dan visual effect.
Sebagai upaya untuk mendukung pencapaian kompetensi, mulai tahun pertama mahasiswa sudah langsung dapat mengerjakan real project dari industri dan diwajibkan magang selama 1 tahun di studio animasi. Dengan begitu, saat lulus nanti, sudah tidak kaget lagi dengan ritme kerja profesional seorang animator.
Untuk memvalidasi kompetensi yang dimiliki lulusannya, MNP juga menyediakan program sertifikasi kompetensi nasional maupun internasional. Dengan begitu, lulusan Jurusan Digital Animation MNP bisa bersaing di mana pun.
Nah, buat kamu yang tertarik masuk ke jurusan bidang animasi, tentunya Jurusan Digital Animation di MNP ini wajib banget ya masuk list yang patut kamu pertimbangkan!
Penulis: Mawardi Janitra
Editor: Tisyrin Naufalty Tsani