Quipperian, tahun 2020 adalah tahun yang sangat berbeda. Di tahun ini, kita semua harus menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang mengubah banyak hal dalam kehidupan. Salah satu kekhawatiran yang menghantui masyarakat di tengah pandemi ini adalah masalah ketersediaan pangan.
Kamu pasti paham kan, pangan adalah kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam situasi apapun. Nah, artinya kegiatan produksi dan distribusi bahan pangan masih harus terus berjalan meski di tengah pandemi. Pemerintah juga harus senantiasa menjaga harga pangan demi cukupnya pasokan makanan untuk kita semua.
Apa Itu Ketahanan Pangan?
Istilah ketahanan pangan sering wara-wiri di media selama pandemi. Apa sih sebenarnya yang dimaksud ketahanan pangan ini? Dosen Food Science and Nutrition Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Widya Indriani mengatakan untuk menjaga ketahanan pangan di masa pandemi ini, masyarakat perlu memahami terlebih dahulu definisi ketahanan pangan.
Berdasarkan World Food Summit (1996), ketahanan pangan terjadi saat semua orang, kapan saja, memiliki akses fisik dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi makanan yang aman dan bergizi dengan cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif. Hal ini dapat diidentifikasi dari empat indikator, yaitu ketersediaan pangan secara fisik (physical availability), akses secara ekonomi dan fisik untuk mendapatkan bahan pangan (economic and physical availability), pemanfaatan bahan pangan (food utilisation), dan stabilitas dari ketiga indikator tersebut.
Dampak Pandemi Covid-19 di Bidang Ketahanan Pangan
Nah, Quipperian, sudah pasti pandemi Covid-19 berdampak pada ketahanan pangan. Dosen Food Technology Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Rayyane Mazaya Syifa Insani, M.FSc, menyatakan pandemi ini berdampak besar pada ketahanan pangan. Seperti yang telah dilansir oleh organisasi dunia Food and Agriculture Organization (FAO), International Food Policy Research Institute (IFPRI), dan United Nation (UN), pandemi Covid-19 dapat memunculkan krisis pangan baru yang mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara, terutama negara miskin dan berkembang.
Cara Menjaga Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi
Ngeri juga ya Quipperian dampaknya apabila sampai terjadi krisis pangan? Untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang buruk, kita bisa melakukan beberapa cara yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga untuk menjaga ketahanan pangan. Berikut gambaran beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
1. Tidak melakukan panic buying
Rayyane Mazaya Syifa Insani menyatakan masyarakat dapat membantu menjaga keseimbangan permintaan dan suplai bahan pangan dengan tidak melakukan panic buying. Terutama untuk bahan-bahan pangan dengan umur simpan yang pendek (perishable). Mengingat umur simpan yang pendek, menimbun bahan-bahan pangan tersebut terlalu lama justru akan membawa dampak lain bagi lingkungan, yaitu meningkatnya limbah dari makanan yang tidak dapat dikonsumsi karena sudah lewat umur simpannya.
“Sinergi di antara masyarakat pun menjadi sangat krusial dalam masa pandemi ini. Banyaknya kegiatan-kegiatan sosial yang diinisiasi oleh masyarakat untuk memberikan bantuan bahan pangan untuk masyarakat lain yang membutuhkan dapat sangat membantu terjaganya keseimbangan sistem permintaan dan suplai ketahanan pangan,” tambahnya.
2. Membeli bahan pangan dari petani atau produsen kecil secara langsung
Selain itu, mengikuti anjuran dari FAO dalam rangka menciptakan kestabilan harga pangan dan perwujudan pangan berkelanjutan, masyarakat juga bisa memprioritaskan membeli bahan pangan pada petani atau produsen kecil secara langsung. Dibandingkan langsung pada distributor yang sering meraup banyak keuntungan yang menyebabkan petani kecil merugi.
“Pada akhirnya, kerja sama di setiap tingkatan sosial untuk menjaga sistem ketahanan pangan adalah kunci untuk melewati Covid-19,” tambah Rayyane.
3. Urban farming
Sekarang ini kegiatan berkebun di rumah baik tanaman hias dan tanaman produktif sedang menjadi tren. Pemanfaatan lahan pekarangan dan strategi urban farming yang sedang marak dilakukan masyarakat sejak mereka harus stay at home ini perlu lebih digencarkan kembali. Mengapa? Karena hal ini bisa menjadi salah satu solusi pangan mandiri keluarga. Misalnya, dengan membudidayakan sayuran dengan masa panen singkat seperti bayam merah dan kangkung yang bisa dipanen dalam kurun waktu tiga minggu.
Dengan urban farming, kamu dan keluarga akan memiliki kegiatan yang bermanfaat di rumah. Kamu bisa langsung mencobanya dan merasakan serunya makan sayuran hasil menanam sendiri!
Itulah perkenalan singkat mengenai ketahanan pangan, dampaknya terhadap pandemi, dan bagaimana cara menjaga ketahanan pangan dari lingkungan keluarga. Semoga informasi ini bermanfaat menambah pengetahuan kamu dan kamu juga tergerak untuk melakukan sesuatu ya!
Kalau kamu tertarik belajar lebih banyak tentang pangan, kamu bisa kuliah di Jurusan Food Technology atau Food Science and Nutrition di Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L). Seperti namanya, i3L adalah kampus dengan standar internasional. Terdapat 2 fakultas di i3L yaitu School of Life Sciences dan School of Business.
Untuk Fakultas School of Life Sciences, terdapat enam pilihan program sarjana yakni Food Science and Nutrition, Biotechnology, Bioinformatics, Biomedicine, Pharmacy, dan Food Technology.
Lalu, terdapat empat pilihan program sarjana di School of Business yaitu Business and Entrepreneurship in Life Sciences, Creative Digital Marketing, International Applied Accounting, dan International Business Management. Bagi yang tertarik menimba ilmu lebih dalam, apa pula program S2 Biomanagement. Yuk daftar!
Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com