Home » Quipper Campus » Campus Info » Kelemahan dan Keunggulan Konten TV vs YouTube, Simak Yuk!

Kelemahan dan Keunggulan Konten TV vs YouTube, Simak Yuk!

tv vs youtube

Quipperian ngaku deh, siapa yang sering menghabiskan waktu untuk menonton video lewat situs YouTube? Jika beberapa tahun lalu televisi jadi sarana utama untuk mendapatkan tayangan yang berupa audio visual, sekarang mulai banyak orang beralih ke platform digital yang satu ini. Kemajuan teknologi memang banyak memberikan perubahan pada berbagai sektor kehidupan termasuk dengan media dan hiburan. 

TV vs YouTube, Apa Bedanya?

Nah, karena dua media ini sama-sama memiliki jumlah penonton yang besar, akhirnya banyak orang yang membandingkan YouTube dengan televisi alias TV. Padahal, Quipperian tau nggak sih, ternyata masing-masing media punya karakteristik berbeda lho! Penasaran? Yuk simak kelemahan dan keunggulan konten TV vs YouTube!

1. Durasi YouTube bisa disesuaikan keinginan creator

Salah satu perbedaan paling mencolok antara TV vs YouTube adalah dari segi durasi. YouTube punya keunggulan yakni content creator bisa menyesuaikan durasi konten sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan program TV yang memiliki keterbatasan durasi. 

Mau buat video 3 menit atau 3 jam di YouTube? Bebas! Meski begitu, kalau jadi creator, ada baiknya kamu tetap memperhatikan kebiasaan penontonmu. Video yang terlalu panjang bisa membuat orang bosan atau kesulitan menontonnya. Sedangkan, video yang terlalu pendek kadang kala tidak bisa memuat banyak informasi. 

2. Konten YouTube bisa berasal dari hal-hal yang personal dan spesifik

YouTube merupakan situs atau aplikasi yang awalnya dibuat untuk berbagi video, jadi siapa saja bisa mengunggah dan menonton video yang ada di platform ini. Karena bersifat terbuka, jenis tayangannya pun bisa bervariasi bahkan yang sifatnya personal sekalipun seperti make up tutorial hingga mukbang! Ini tentunya jadi keunggulan yang membuat konten YouTube kian diminati. 

TV memiliki segmentasi penonton yang lebih luas dibandingkan YouTube, sehingga tayangan-tayangannya pun lebih banyak yang bersifat umum dan bisa diterima oleh banyak kalangan. Sedangkan penonton maupun creator YouTube biasanya akan memilih tayangan-tayangan yang berkaitan dengan kegemaran mereka.

3. TV punya tim yang besar dan didukung oleh banyak ahli

Nggak dipungkiri kalau dalam sebuah produksi program TV akan melibatkan banyak pihak. Masing-masing pihak memiliki keahlian tersendiri, sehingga kolaborasi ini akan menghasilkan tayangan yang ciamik di layar kaca. 

Dengan didukung oleh banyak orang, tentunya kamu nggak akan kehabisan ide karena siapapun bisa menghasilkan ide-ide baru. Kamu juga nggak perlu repot memikirkan banyak hal sekaligus saat memproduksi tayangan, karena kamu memiliki tim yang keahliannya sudah nggak perlu diragukan lagi. Misalnya, kameramen handal yang didukung perlengkapan canggih, bagian master control room (MCR) yang akan mengatur proses siaran, bagian wardrobe dan properti yang akan membuat program lebih terlihat cantik dengan busana dan perlengkapan pendukungnya, hingga bagian legal yang akan membantu urusan perizinan.

Dukungan tim seperti ini tentu sangat berbeda dengan produksi konten YouTube. Dari segi produksi konten, kelemahan YouTube adalah umumnya dikerjakan oleh tim berjumlah minimalis, meskipun saat ini ada juga beberapa content creator yang mulai menggunakan jasa tim profesional. Namun, kelemahan tersebut tidak serta merta menjadi halangan bagi para creator YouTube untuk menghasilkan karya keren, karena tak sedikit video YouTube yang kualitasnya yahud meski digarap oleh beberapa orang saja. 

4. Dengan jaringan yang luas, TV bisa dapat informasi terkini  

Karena stasiun TV sifatnya terlembaga, biasanya akan memiliki lebih banyak akses untuk mendapatkan informasi-informasi terkini. Keunggulan lainnya, saat ini lembaga pemerintahan, perusahaan atau bahkan tokoh-tokoh terkenal masih banyak yang menaruh kepercayaan terhadap media konvensional seperti TV, majalah, surat kabar, radio sebagai penyampai informasi resmi.

Wartawan maupun tim produksi di TV juga biasanya akan mendapatkan kemudahan saat ingin mewawancarai tokoh tertentu. Belum lagi dukungan kontributor di berbagai daerah yang bisa menyampaikan informasi dari berbagai penjuru tanah air. 

Tidak semua creator YouTube punya keleluasaan semacam itu. Karenanya, creator YouTube harus menggali kreativitas lebih dalam untuk melawan kelemahan tersebut. Jadi, meski akses terbatas, bukan halangan untuk menciptakan video-video inspiratif.

Mengikuti perkembangan media audio visual memang menarik banget ya Quipperian? Jika Quipperian tertarik dengan seluk beluk produksi konten audio visual di TV maupun YouTube, maka nggak ada salahnya untuk mendalaminya dengan serius lewat jalur pendidikan formal. Untuk lebih jauh belajar tentang membuat konten yang menarik di TV maupun YouTube, kamu bisa melanjutkan pendidikanmu di Akademi Televisi Indonesia (ATVI) yang terletak di kawasan Jakarta Barat. 

Kenapa Quipperian harus memilih ATVI? Sebagai bagian dari PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) yang memiliki banyak stasiun TV dan media digital, ATVI memiliki keuntungan untuk berafiliasi dengan media-media seperti SCTV, Indosiar, O Channel, dan banyak lainnya. Nggak hanya televisi saja, EMTEK juga membawahi perusahaan berbasis media digital seperti Vidio.com, BukaLapak, dan Dana.

ATVI sendiri menyelenggarakan pendidikan vokasional diploma tiga (D3) dengan satu program studi, yaitu Komunikasi Massa. Di prodi ini Quipperian bisa memilih salah satu dari dua program kekhususan yang ada, yaitu Jurnalisme Multimedia dan Produksi Multimedia.

Untuk kamu yang lebih tertarik dengan bidang jurnalistik, produksi berita atau ingin menjadi reporter yang muncul di TV bisa memilih program Jurnalisme Multimedia. Kamu akan belajar membuat laporan langsung, menyusun konten berita untuk TV maupun media digital hingga membuat galeri foto jurnalistik versi online.

Untuk program Produksi Multimedia, kamu akan mempelajari banyak hal teknis seperti; penyutradaraan, tata kamera, tata artistik, tata suara, penulisan naskah, dan proses kreatif lainnya. Kamu juga akan dibimbing untuk melakukan produksi informasi yang memadukan berbagai media, seperti teks, gambar, infografik, animasi, dan video sekaligus! 

Jadi, tunggu apalagi Quipperian? Kalau kamu ingin menjadi seorang content creator yang andal dan kreatif maka segera daftarkan dirimu di ATVI, karena penerimaan mahasiswa untuk tahun ajaran 2020 sudah dibuka lhoI Jangan lupa. Pantau terus informasi terkini tentang ATVI di laman Akademi Televisi Indonesia (ATVI) yang ada di Quipper Campus.

 

Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com

Lainya untuk Anda