Sebelum menentukan pilihan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang sesuatu yang hendak kita putuskan. Sama seperti memilih jodoh, saat hendak memutuskan ingin kuliah di mana, kita mestinya ta’aruf (berkenalan) dulu dengan kampus yang hendak kita tuju. Nah, jika Quipperian ingin kuliah di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UIN Ar-Raniry) Banda Aceh, berikut kami sajikan informasi umum yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.
UIN Ar-Raniry berlokasi di Jalan Syeikh Abdul Rauf Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Lokasi kampusnya persis bersebelahan dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kedua kampus ini dikenal sebagai universitas kebanggaan masyarakat Aceh. Oleh karena keberadaan dua kampus tersebut, Darussalam akhirnya dijuluki sebagai kota pelajar di Aceh.
Ranking dan Akreditasi Kampus
Berdasarkan SK BAN-PT Nomor 019/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2014, UIN Ar-Raniry terakreditasi B dan berlaku hingga 16 Januari 2019. Namun, ada beberapa jurusan di kampus biru ini terakreditasi A, loh. Bagaimana dengan ranking universitas? Berdasarkan situs www.webometrics.info, UIN Ar-Raniry berada di peringkat 16.990 untuk ranking kampus di dunia dan peringkat 273 untuk ranking kampus di Indonesia.
Visi-Misi
Kampus ternama di Aceh dengan moto A Bridge for Your Future Career and Spirituality ini memiliki visi “Menjadi universitas yang unggul dalam pengembangan dan pengintegrasian ilmu ke-Islaman, sains, teknologi, dan seni.” Visi itu diwujudkan dalam Misi:
- Melahirkan sarjana yang memiliki kemampuan akademik, profesi, dan atau vokasi yang kompetitif, berorientasi pada masa depan, dan berakhlak mulia.
- Mengembangkan tradisi riset yang multidisipliner dan integratif berbasis syariat Islam.
- Mengimplementasikan ilmu untuk membangun masyarakat madani yang beriman, berilmu, dan beramal.
Jadi, jika Quipperian memilih kampus ini, Quipperian tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional, terlebih spiritual. Syariat Islam yang menjadi basis dari tradisi riset yang integratif dan multidisipliner itu tentu erat kaitannya dengan Aceh yang sejak dulu sudah menerapkan syariat Islam sebagai hukum yang berlaku. Masyarakat Aceh meyakini bahwa kejayaan Aceh dulu terjadi justru karena komitmen mereka menjalankan syariat Islam.
Penamaan Ar-Raniry
Di Indonesia kita sering mendengar beberapa kampus yang disandingkan dengan nama tokoh seperti ulama, pahlawan, dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan kebanyakan kampus di luar negeri yang lebih sering menyandingkan nama kota, daerah, atau tempat. UIN Ar-Raniry sendiri adalah universitas yang disandarkan pada nama seorang mufti dan ulama besar di era Sultan Iskandar Tsani (1937–1641 M), yakni Syaikh Nuruddin Ar-Raniry.
Beliau berasal dari Ranir (sekarang Rander) di Gujarat, India. Jadi, UIN Ar-Raniry adalah Universitas Islam Negeri yang namanya diambil dari nama daerah asal seorang ulama besar di Aceh. Pemikiran ulama tersebut banyak memengaruhi corak pemikiran Islam Asia Tenggara, khususnya Aceh. Perdebatan atas pemikiran dan keputusannya pun sering dijadikan penelitian hingga kini.
Terbentuknya UIN Ar-Raniry
Bermula dari lahirnya sebuah Fakultas Syariah yang merupakan cabang dari dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta (1960), lalu berkembang dengan lahirnya Fakultas Tarbiyah di tahun 1962. Masih pada tahun yang sama, berdiri pula Fakultas Ushuluddin sebagai Fakultas Swasta di Kuta Radja itu.
Setelah beberapa tahun menjadi cabang dari IAIN Sunan Kalijaga, ketiga fakultas yang berdiri di Ibu Kota Provinsi Aceh itu kemudian berinduk ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama enam bulan. Setelah dikeluarkannya Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1963, terbentuklah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, tepatnya pada 5 Oktober 1963.
IAIN Ar-Raniry merupakan IAIN ketiga setelah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta kala itu. Sekarang IAIN banyak yang berubah wajah menjadi universitas, tidak terkecuali IAIN Ar-Raniry. Pada tanggal 1 Oktober 2013, Presiden mengeluarkan PERPRES Nomor 64 Tahun 2013 yang secara legalitas menghapus IAIN A-Raniry dan mengubahnya menjadi UIN Ar-Raniry.
Perkembangan ini erat kaitannya dengan perkembangan paradigma ilmu pengetahuan secara umum dan studi-studi ke-Islaman secara khusus, di mana ilmu dipandang sebagai sesuatu yang terintegrasi dan interkoneksi.
UIN Ar-Raniry Saat ini
Seiring dengan perubahan status di atas, UIN Ar-Raniry juga berbenah di berbagai sektor. Pasca gempa dan tsunami Aceh 2004 silam, gedung-gedung baru itu sifatnya perbaikan dan penggantian saja. Sekarang, gedung-gedung kuliah semakin banyak jumlahnya, sesuai dengan penambahan jumlah fakultas dan jurusan di kampus jantong hate rakyat Aceh itu. Tercatat ada 9 fakultas hingga saat ini.
Terdapat Fakultas Syariah dan Hukum, Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin dan Filsafat, Dakwah dan Komunikasi, Adab dan Humaniora, Ekonomi dan Bisnis Islam, Sains dan Teknologi, Ilmu Sosial dan Pemerintahan, serta Fakultas Psikologi.
Hingga saat ini, UIN Ar-Raniry masih menjadi universitas pilihan terbanyak dan terbesar kedua setelah Unsyiah untuk wilayah provinsi Aceh. Mahasiswa yang kuliah di kampus ini tidak hanya berasal dari Aceh, tetapi juga provinsi lain dari Indonesia, bahkan mancanegara seperti Malaysia dan Thailand.
Universitas yang dipimpin oleh Prof. Dr. Farid Wajdi, M.A. ini telah banyak menghasilkan lulusan terbaik di berbagai bidang dan bekerja di sektor-sektor publik seperti Hakim, Kepala Pemerintahan, dan sektor publik lainnya. Berbagai informasi mengenai kampus ini dapat dilihat pada laman web http://www.ar-raniry.ac.id/, atau bisa langsung berkomunikasi via email [email protected] atau via telepon di nomor +651-7557321. Selamat mencoba!
Penulis: Khairil Akbar
Referensi:
http://www.ar-raniry.ac.id/sejarah
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Ar-Raniry
https://klikkabar.com/2016/06/11/uin-ar-raniry-universitas-islam-paling-diminati-sumatera/
