4 Tips Jadi Mahasiswa Jurnalistik yang Tahan Banting

 


Dunia jurnalistik memang terkenal keras karena
pressure dan deadline yang gila-gilaan. Bahkan sebelum masuk ke dunia media aslinya pun, dunia kuliahnya nggak kalah hebohnya.

Sebagai mahasiswa jurnalistik, kamu akan ditekan habis-habisan oleh tugas dan berita yang harus kamu kejar layaknya wartawan asli. Di dunia perkuliahan jurnalistik, kamu akan jadi mahasiswa yang ‘ditempa’ nggak cuma mentalnya, tapi juga fisiknya.

Beragam tugas akan kamu geluti seperti menulis berita cetak yang jenisnya hard news, soft news, berita TV, berita radio, berita online, hingga fotografi dan indepth reporting. Tapi, di balik kehebohan tugas-tugas ini, jadi mahasiswa jurnalistik tuh asyik banget, loh.

Kamu bisa bertemu dengan banyak narasumber, bisa pergi ke tempat-tempat yang orang lain belum tentu tahu, dan pastinya dapat pengalaman nggak terlupakan seumur hidup.

Terlepas dari apapun profesi yang akan kamu jalani nanti selepas kuliah, saat kuliah kamu tetap saja kan harus terus bersinggungan dengan yang namanya deadline berita. Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa kamu ikuti untuk jadi mahasiswa jurnalistik yang tahan banting.

 1. Siapkan Mental dan Fisik

Dua hal ini penting banget kalau kamu jadi mahasiswa jurnalistik. Mental dan fisik yang kuat akan membantu kamu bersemangat ketika sedang menguber berita.

Mentalmu harus kuat karena di lapangan kamu akan ketemu sama banyak banget jenis narasumber. Nggak semua narasumber itu baik hati dan mudah didekati, loh. Ada juga beberapa yang ‘sok jual mahal’ dan tak jarang menolak untuk diwawancara.

Nah, bayangin deh kalau kamu nggak kuat mental. Yang ada, tugas-tugas kamu malah keteteran dan nggak dikerjain karena udah takut duluan, bahkan sebelum mencoba menghubungi narasumber.

Memang mental yang kuat ini nggak semata-mata langsung terbentuk ketika kamu jadi mahasiswa jurnalistik. Butuh waktu, kok. Hanya saja, jangan terkejut dan langsung kabur ya ketika di lapangan ketemu dengan narsum yang nggak enak. Kuatkan mentalmu!

Kenapa Harus Belajar Ilmu Komunikasi di Kampus Nanti?

Masalah fisik juga jadi perhitungan. Sebagai anak jurnalistik, waktu kamu nggak hanya habis di dalam kelas. Kamu juga akan banyak keluar lapangan, baik saat cuaca panas, mendung, atau hujan. Nggak peduli bagaimana cuacanya, yang penting tugas dan berita bisa terkejar.

Nah, kerja lapangan inilah yang membuat kamu butuh fisik yang selalu bugar. Jangan lupa untuk makan tepat waktu, tidur yang cukup, dan tetap berolahraga setidaknya seminggu tiga kali. Kalau badan kamu selalu sehat, otomatis turun lapangan pun bisa berjalan lancar.

 2. Riset, Riset, Riset, dan Riset!

Sebagai orang yang belajar di dunia jurnalistik, riset ini super penting. Kamu gak mau kan, begitu ketemu narasumber malah bengong karena gak tahu apa-apa.

Contoh nih, misalnya kamu mau bertemu dengan salah satu anggota DPRD, tentunya kamu harus tahu apa jabatannya, prestasinya, dan benarkah orang tersebut sumber yang kredibel untuk berita atau artikelmu.

 

Walaupun sekadar tugas, memilih narasumber atau membuat berita juga nggak bisa sembarangan aja, loh. Dosen-dosen yang ada di jurusan jurnalistik biasanya lahir dari mantan atau masih seorang jurnalis juga. Nah, mereka tentunya nggak akan mau kalau kamu bekerja secara asal-asalan.

Zaman sekarang pun riset sudah dipermudah banget. Kamu tinggal buka browser dan googling.

Intinya, jangan malas membaca. Semakin banyak bahan bacaan yang kamu baca, semakin banyak pula informasi yang bisa kamu dapatkan. Nah, masalah akurat atau engganya informasi yang kamu baca ini nantinya bisa jadi bahan diskusi dengan narasumbermu.

Narasumber juga pasti akan senang dan tidak menganggap kamu remeh karena kamu sudah tahu banyak hal tentangnya. Banyak riset juga bisa memberi masukan cara membuat beritamu. Supaya hasil artikel atau tugasnya nggak sama dengan orang lain, tapi the brand new one karena kamu sudah mengadaptasinya dari berbagai sumber.

Lulusan Sastra Indonesia Juga Bisa Dapat Kerjaan Kece!

 3. Jangan Malu Bertanya dan Membangun Relasi

Terkadang untuk topik tertentu, kamu pasti bingung ‘Bagaimana caranya untuk mendapatkan narsum yang berkaitan dengan topik ini, ya?’. Well, syaratnya hanya satu: jangan malu bertanya.

Ada banyak channel, kok, untuk mendapatkan narasumber-narasumber yang kredibel. Misalnya dosen, kakak kelas, bertanya langsung ke perusahaan atau kantor orang tersebut, mencari-cari kontaknya di sosmed dan tidak malu untuk mengontaknya.

Ketika kamu sudah punya narasumber, usahakanlah untuk terus berhubungan baik dengannya. Sebab, berhubungan baik dengan narasumber nggak rugi, kok. Siapa tahu narasumbermu itu bisa membantu kamu di topik lainnya.

Tapi, kalau kamu malu-malu untuk bertanya, ya percuma saja kamu berhubungan baik dengan narsumnya. Ingat pepatah, malu bertanya sesat di jalan!

 4. Ikut UKM yang Mendukung Kegiatan Jurnalistik Kamu

Pastinya di kampus ada banyak UKM yang mendukung kegaitan jurnalistik, dong. Misalnya UKM majalah, TV kampus, atau radio kampus. Semua ini tentunya akan sangat bagus untuk masa depan kamu.

Nggak hanya bertemu dengan banyak teman seperjuangan, kamu juga akan punya banyak relasi. Sebab, melalui UKM ini kamu pasti akan lebih banyak bertemu narasumber yang bisa saja berguna untuk project kamu di masa depan.

Ikut UKM kampus di tengah deadline tugas mahasiswa jurnalistik yang super banyak juga pastinya akan membantu kamu memperbaiki time management.

Dengan tugas kuliah dan UKM yang seabrek, kamu mau nggak mau jadi harus mengatur waktu agar semuanya terselesaikan dengan baik.

Otomatis, saat kerja nanti kamu sudah punya skill untuk bagi-bagi tugas dan waktu. Sehingga tugas kamu nggak keteteran mau sebanyak apapun. Kamu juga jadi tahu kapasitas diri sendiri. Seru banget, kan?

Penulis: Rosalia

 

Lainya Untuk Anda

Skill Leadership: Pengertian, Tipe, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Menghadapi Ujian: Pentingnya Melakukan Self Care!

Skill Berpikir Kritis: Pengertian, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya