Hai Quipperian! Buat kamu yang akan melanjutkan ke jenjang perkuliahan, banyaknya universitas dan program studi yang ditawarkan beserta prospek karirnya, pasti akan menjadi bahan pertimbangan buat kamu dan orang tua. Nah, Jika kamu termasuk salah satu yang berminat untuk kuliah di Indonesia Timur khususnya di Papua, kamu bisa memilih Universitas Papua. Kenapa harus UNIPA?
Universitas Papua adalah kampus negeri yang berada di Indonesia Timur. Kampus ini punya motto “Ilmu untuk Kemanusiaan” yang menawarkan beragam fakultas dan jurusan sesuai dengan minat kamu Quipperian. Saat ini juga banyak peluang beasiswa yang bisa kamu raih untuk kuliah di UNIPA.
Nah, berbicara mengenai kuliah di UNIPA, nggak lengkap rasanya kalau kita tidak mengenal dan merasakan langsung bagaimana pengalaman belajar maupun aktivitas perkuliahan dari mahasiswa UNIPA. Pengalaman mereka mungkin bisa menjadi acuan dan semakin meyakinkan kamu supaya kuliah di UNIPA.
Muhammad Pandy, Jurusan Teknik Informatika UNIPA
Muhammad Pandy adalah salah satu mahasiswa di jurusan teknik informatika UNIPA angkatan 2013. Meski lahir dan besar di Jawa Barat, Pandy memilih kuliah di UNIPA. Ia diterima melalui jalur SNMPTN dan saat ini Pandy tercatat sebagai salah satu penerima beasiswa Bidikmisi. Ia memilih berkuliah di kampus UNIPA Manokwari karena jurusan IT memang kesukaannya. Pandy menuturkan, selama berkuliah di UNIPA cukup berwarna.
Di tahun pertama saat kuliah bukan tahun yang mudah. Ia harus bisa beradaptasi dengan mahasiswa yang mayoritas berasal dari daerah Indonesia Timur. Pandy harus bisa bersosialisasi juga dengan mahasiswa yang asli putra Papua. “Mereka baik banget. Mereka ramah dan mau berbaur dengan mahasiswa dari luar Papua,” ujarnya.
Pandy juga berbagi pengalaman menyenangkan semasa kuliah berlangsung. Dosen dan staf UNIPA sangat baik. Dosen-dosennya berpengalaman dan juga memiliki metode pengajaran yang menarik, mereka tidak hanya sebatas transfer pengetahuan, melainkan memberikan pengetahuan umum dan pembekalan soft skills agar mahasiswanya bisa bersaing di dunia kerja.
Fasilitas penunjang perkuliahan
Menurut Pandy, meski fasilitas penunjang perkuliahan tidak sebanyak seperti yang dimiliki kampus-kampus di Pulau Jawa, tapi itu semua dirasa cukup. Perpustakaan UNIPA sudah memiliki koleksi lebih dari 10.000 judul buku. Akses jurnal internasional, seperti ProQuest pun tidak terbatas bagi mahasiswa UNIPA. Belum lagi fasilitas laboratorium yang sangat baik. “Banyak laboratorium dan juga pusat penelitian yang bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk melakukan riset mengenai sumber daya alam di Papua,” ujar Pandy, di antaranya riset seperti umbi-umbian dan sagu, yang ketersediaannya sangat melimpah di Papua.
Keunggulan UNIPA
Menurut mahasiswa tahun akhir ini, sebagai salah satu kampus negeri di Indonesia Timur membuat dirinya yakin dan juga percaya, bahwa UNIPA bisa terus mengembangkan SDM unggul untuk mengembangkan Papua. Fakultas dan jurusan yang cukup beragam dan prospek kerja yang terbuka lebar. Pandy berharap agar kedepan UNIPA bisa menjadi salah satu tempat untuk membangun sumber daya manusia yang merata dan berkeadilan di Tanah Papua.
Menarik ya, Quipperian, testimoni dari Muhammad Pandy. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dengan jurusan IT. Siapa bilang di Papua tidak bisa berkembang? Buktinya Muhammad Pandy membuktikan dengan kuliah di UNIPA, dibimbing oleh dosen-dosen yang berpengalaman di bidangnya, dia bisa mengembangkan bakatnya di bidang IT.
Maria, Jurusan Pendidikan Dokter UNIPA
Maria adalah mahasiswa Pendidikan Dokter di UNIPA angkatan tahun 2015. Mahasiswi asli Kupang ini mendapat beasiswa dari pemerintah daerah Kupang untuk sekolah kedokteran di UNIPA. Tak ada kesulitan saat Maria bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya di FK-UNIPA. “Meskipun kami ini program studi yang baru, namun kualitas tenaga pengajarnya tidak kalah dengan Fakultas Kedokteran di kampus lain,” ujar Maria. FK-UNIPA saat ini menjalin kerja sama dengan FK-UI sebagai pengampu dalam proses perkuliahan di FK-UNIPA.
Saat ini kampus UNIPA juga masih dalam tahap pembangunan di Aisai, Sorong. Fasilitas laboratorium untuk praktikum dilakukan langsung di RS. Daerah Distrik Aisai. Selain fasilitas perkuliahan, mahasiswa semester akhir langsung praktik atau koasistensi di RS Pemda Papua Barat.
Keunggulan FK-UNIPA
Kebutuhan akan tenaga medis di Papua sangat tinggi, dengan hadirnya fakultas kedokteran UNIPA seperti memutus mata rantai kekurangan selama ini. FK-UNIPA menjembatani tenaga kesehatan hingga ke pelosok Papua. Agar Papua yang mandiri tenaga kesehatannya bisa terlaksana pun terwujud.
“Tim pengajar pun langsung dari dosen ahli, merekalah yang membimbing kami untuk bisa menjadi dokter profesional,” ujar Maria.
Nah, Quipperian meski terletak jauh di Timur Indonesia FK-UNIPA mampu bersaing loh. Selain peluang karir yang terbuka untuk tenaga kesehatan di Papua, fasilitas dan juga tenaga pengajarnya diampu langsung oleh FK-UI, dan tentunya bisa membuat kamu bersaing dengan fakultas kedokteran lainnya.
Kones, Mahasiswa Jurusan Matematika angkatan 2013
Kones adalah putra asli Papua yang dibesarkan di Manokwari. Sebagai putra Papua, Ia bercita-cita menjadi tenaga pengajar yang bisa membagikan ilmunya hingga ke pelosok Papua. Kones mengambil jurusan Ilmu Pendidikan Matematika. Mengajarkan ilmu yang banyak orang tidak menyukainya. “Kunci dari belajar matematika itu adalah sabar, sehingga tidak akan terasa sulit” ujar Kones. Belajar matematika, diakui Kones memang tidak mudah, namun ia tidak menyerah. Ia yakin sebagai putra Papua bisa membuktikan bahwa dia bisa bersaing dengan mahasiswa lainnya.
“Ya, awalnya saya sering dapat nilai jelek, tapi karena dosen saya punya metode yang menyenangkan, saya jadi bisa” ujar Kones. Mahasiswa yang sedang mempersiapkan siding skripsinya ini bisa menjadi salah satu bukti, bahwa kemauan yang kuat akan memudahkan apapun yang dirasa sulit. Bagi Kones, kuliah di UNIPA membuka jalan baginya untuk meraih impian untuk mengajarkan matematika kepada anak-anak Papua yang masih belum bisa berhitung.
Gimana Quipperian, pemaparan Quipper Video Blog tentang pengalaman ketiga mahasiswa UNIPA yang saat ini sedang berkuliah di sana bikin kamu tertarik menjejakkan langkah di tanah Papua?
Penulis: Syahrizal Sidik
Referensi:
Wawancara Muhammad Pandy, Mahasiswa teknik Informatika UNIPA
Wawancara Maria, Mahasiswa Pendidikan Dokter UNIPA
Wawancara Kones, Mahasiswa Matematika UNIPA