Universitas Papua tidak bisa dilepaskan dengan sosok yang satu ini. Ia adalah Dr. Suriel Mofu. Kiprah dan perannya di UNIPA sudah tidak diragukan lagi, Quipperian. Dr. Suriel adalah salah satu penggagas berdirinya Universitas Papua di tahun 2000. UNIPA merupakan salah satu dari tiga kampus negeri yang ada di Papua, setelah Universitas Cenderawasih dan Universitas Musamus.
Quipperian, awalnya itu UNIPA adalah Fakultas Pertanian Universitas Cendrawasih, tahun 2000 terpisah dan menjadi Universitas Papua seperti sekarang. UNIPA berada diperingkat ke 103 nasional. UNIPA bertekad sebagai kampus terbaik di Indonesia Timur yang memiliki kualitas yang baik, serta sebagai motor penghasil lulusan sumber daya manusia yang andal diberbagai bidang untuk kemajuan Papua dan Indonesia.
Dr. Suriel Mofu, adalah salah satu tokoh di bidang pendidikan karena kiprahnya mengembangkan UNIPA menjadi perguruan tinggi negeri di Papua setelah Universitas Cenderawasih. Dr. Suriel saat ini menjabat sebagai rektor UNIPA selama tiga tahun dan berakhir pada tahun 2015. Peraih gelar doctor di Oxford University, Inggris ini termasuk yang sangat terlibat atas berdirinya Fakultas Kedokteran UNIPA di Aimas. Fakultas termuda di UNIPA yang diresmikan oleh Menteri Pendididikan dan Kebudayaan Mohamad Nuh pada tahun 2014.
Penggagas Berdirinya UNIPA
Dengan wilayah Papua serta sumber daya alam yang begitu luas, seperti kelautan, kehutanan, perikanan hingga pertambangan dan perminyakan. Akhirnya dosen Fakultas Sastra ini pun memiliki ide untuk menggagas berdirinya universitas yang mandiri di wilayah Papua Barat. Tercetuslah ide tersebut mengembangkan Universitas Papua, dan merupakan pemekaran dari Faperta UNCEN.
Awal berdirinya UNIPA tidak terlepas dari campur tangan Dr. Suriel dan disambut baik oleh masyarakat Papua, pejabat, DPRD Papua Barat hingga Rektorat UNCEN. UNIPA diharapkan bisa secara mandiri mengatasi berbagai masalah yang ada di Papua, seperti kekurangan sumber daya manusia di bidang tenaga kependidikan, kesehatan, tenaga ahli di bidang manajemen hutan. Adanya UNIPA menjadi peluang yang terbuka agar putra-putri terbaik Papua bisa berkembang dan menjadi “bintang” di tanah sendiri.
Doktor Filsafat Jebolan Oxford
Lahir dan besar di Papua, tepatnya di Biak, tidak ada yang menyangka putra Papua ini dapat sekolah tinggi. Ketekunannya belajar dan disiplin sedari kecil, diajarkan ayahnya. Bahkan, di saat anak-anak seusianya bermain sepakbola, Suriel harus tidur siang, agar saat malam bisa belajar dengan fokus dan tekun.
Kunci disiplin yang diterapkan sedari kecil itulah yang menjadi bekalnya, bisa lulus sarjana di UNCEN yang saat ini Fakultas Pertaniannya menjadi UNIPA. Lulus dari UNIPA, ia meneruskan ke jenjang magister filsafat di Inggris, yaitu Oxford University. Karena tesisnya bagus, ia diterima tanpa melalui tes di universitas yang sama jurusan Filsafat.
Peristiwa bersejarah pada 7 Maret 2009, ialah peristiwa yang tidak akan terlupa bagi Dr. Suriel, putra Papua yang berhasil menaklukkan universitas terbaik di Inggris. Dr. Suriel menjadi satu dari 50 wisudawan gelar doktoral di Oxford. Pasalnya, peraih gelar tertinggi mahasiswa Papua atau mahasiswa di Asia Pasifik adalah gelar S-2, yang diraih oleh Kenneth Sumbuk yang saat ini menjadi Rektor Universitas Papua Nugini. Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, Dr. Suriel kembali ke UNIPA dan mengemban amanat berbagai jabatan strategis di UNIPA.
Membangun UNIPA, Membangun Papua
Sebagai putra Papua dan dibesarkan di tanah kelahirannya, Dr. Suriel membesarkan UNIPA dengan berkarir sebagai tenaga pengajar terlebih dahulu. Ia menjadi dosen pada dekade tahun 2000-an. Kemudian saat selesai kuliah di Oxford, ia terpilih sebagai rektor UNIPA.
Menurut sumber artikel Suara Pembaruan, pada 10 September, perjalanannya menjadi rektor dan tugas yang diembannya diakui tidak mudah. Seperti diawal pembangunan UNIPA, pembangunannya masih mengandalkan dana pihak asing dan pemerintah. Membangun UNIPA, baginya adalah membangun “pabrik” sumber daya manusia yang berkualitas di Papua.
Saat ini UNIPA memiliki 13 Fakultas, fakultas-fakultas ini diharapkan bisa menjadi tempat menghasilkan SDM andal. Agar kelak putra putri asli Indonesia yang membangun Papua dengan segala kemampuan ahli di bidangnya, seperti migas, pertambangan, perikanan dan kelautan, tenaga kesehatan, manajemen pengelolaan hutan, agribisnis. Menghasilkan lebih banyak guru-guru yang berkualitas agar terciptanya pemerataan pendidikan dan kesehatan di seluruh wilayah Papua. Dengan demikian, ketimpangan akan masalah-masalah yang terjadi Papua dapat teratasi dengan adanya sumber daya manusia lulusan UNIPA.
Peluang dan Tantangan Mengubah Papua
Wilayah Papua yang luas, memiliki sumber daya alam khususnya pertanian, pertambangan dan kelautan yang memadai menjadikan peluang yang luar biasa jika dapat dikelola dengan baik. Kehadiran UNIPA menurut Dr. Suriel adalah peluang sekaligus tantangan untuk mengubah Papua, sebagaimana tekadnya menjadikan UNIPA sebagai perguruan tinggi terbaik di ufuk timur Indonesia, yang mengacu pada standar kualitas yang tinggi baik di peringkat nasional maupun internasional.
Nah, sebagai contoh, saat ini, sumber daya manusia di Papua masih rendah dan tidak merata di bidang tenaga pengajar atau guru. Adanya Fakultas Keguruan dan Pendidikan UNIPA nantinya bisa menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas dan bisa dikirim ke seluruh tanah Papua untuk mengangkat sumber daya manusia warga Papua sendiri. Jadi pendidikan akan adil dan merata deh, Quipperian
Selain itu di Papua ada perusahaan-perusahaan tambang. Dengan adanya Fakultas Pertambangan dan Perminyakan mampu mengangkat SDM mahasiswa asli Papua di bidang ini agar bisa terserap tenaga kerja. Dengan demikian, warga Papua bukan cuma nonton betapa kayanya sumber daya alam Papua, melainkan mengembangkannya sendiri untuk kemaslahatan warga Papua.
Quipperian, sosok Dr. Suriel ternyata menginspirasi banyak putra-putri di Papua untuk bisa sekolah tinggi. Buktinya, ia sebagai putra asli Papua bisa menunjukkan sebagai figur nasional, yang memberi perubahan pada pendidikan tinggi di Tanah Papua. Kamu siap untuk merubah masa depan Papua, Bahkan Indonesia? Ayo persiapkan diri kamu dari sekarang ya guys.
Penulis: Syahrizal Sidik