Salah satu kriteria memilih kampus adalah fasilitas. Setiap kampus tentu memiliki fasilitas yang menjadi andalan. Bahkan tidak sedikit kampus yang dikenal karena fasilitas yang dimilikinya tersebut. Misalnya UI yang dikenal dengan fasilitas perpustakaannya.
Nah, Quipper Video Blog kali ini akan mengulas fasilitas kebun raya yang dimiliki Universitas Halu Oleo. Bagi kamu yang sudah melirik kampus ini, ada baiknya kamu memperhatikan beberapa hal menarik mengenai kebun raya UHO.
Kebun Raya Pertama yang Dibangun di Dalam Kampus
“Wah sebesar apa tuh kampus?” di antara kamu mungkin akan ada yang nyeletuk seperti itu. Pada kenyataannya, lahan milik UHO memang cukup luas yaitu 250 hektar, tentu sangat memungkinkan untuk membangun kebun raya. Kira-kira kalau dibangun lapangan bola bisa berapa petak ya?
Tak banyak yang tahu, Kebun Raya UHO merupakan kawasan konservasi tingkat perguruan tinggi pertama di Indonesia. Jadi, selain sebagai tempat buat nongkrong dan rekreasi, Kebun Raya UHO juga diperuntukkan sebagai pusat konservasi hewan dan tumbuhan endemik pulau Sulawesi. Jadi, gak usah jauh-jauh kalau mau lihat Anoa. Apalagi kalau kamu resmi jadi mahasiswa kampus ini, mau bertemu Anoa tiap hari juga boleh.
Dapat Penghargaan dari MURI
Tidak hanya diakui oleh universitas lain di Indonesia, kebun raya yang diresmikan Maret 2016 yang lalu ini bahkan mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kebun raya pertama yang didirikan oleh perguruan tinggi. Sertifikat penghargaan dari MURI, diserahkan langsung Wakil Direktur Muri Dunia Indonesia— Osmar Susilo— kepada Rektor UHO Usman Rianse.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Usman Rianse, mengungkapkan bahwa Kebun Raya UHO nantinya akan digunakan sebagai kawasan konservasi yang mengumpulkan tumbuhan endemik Sulawesi sebagai media edukasi bagi para peneliti dan dibuka untuk umum.
“Akan digunakan sebagai lokasi praktik gabungan dari tujuh fakultas, yaitu Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Pertanian, Mipa, Teknik, Ilmu Budaya, Farmasi dan Fakultas Teknologi Industri Pertanian,” kata Rektor UHO, Prof. Dr. Usman Rianse, M.S. (sultrakini.kom)
Pra-launching kebun raya ini rencananya akan dilakukan oleh Pembina Dan Pelindung Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarno Putri, namun batal. Selanjutnya peresmian ini dilakukan oleh Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial, Antung Deddy Radiansyah mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masuk Kebun Raya Gratis? Di Sini Saja Tempatnya
Kebun Raya UHO, Merupakan kawasan konservasi seluas 22,8 hektar dan rencananya akan diperluas lagi. UHO nantinya akan menggelontorkan dana sebesar 59 miliar rupiah yang akan digunakan melengkapi koleksi, sarana, serta infrastruktur lain.
Yang paling penting, mahasiwa UHO dapat memasuki kawasan kebun raya dengan gratis. Nah, untuk dapat memasuki kawasan kebun raya bisa melalui gerbang kebun raya yang berada di depan lorong kawat, sekitar 300 meter dari pintu gerbang utama UHO.
Kawasan ini terhubung oleh dua jalan lingkar yaitu lingkar luar dan lingkar dalam, jalan ini sengaja dibuat agar pengunjung mudah mengelilingi kawasan tersebut.
Selain itu, untuk menambah eksotis suasana, sejumlah jembatan dibangun untuk menghubungkan jalan setapak yang melewati turunan hingga tanjakan kecil di sepanjang kawasan kebun. Untuk pintu keluar, pengunjung bisa lewat pintu yang berada di dekat Gedung Perpustakaan UHO.
“Senang keliling kebun raya. Saya pertama kalinya masuk kebun raya,” ungkap Seorang Siswa Sekolah Menengah Kartika Kendari, Muh. Subhan yang ikut hadir berkeliling kebun raya UHO. (sultrakini.com)
Rumah Baru bagi Flora dan Fauna Endemik Sulawesi
Sebagai kawasan konservasi kekayaan endemik Sultra, Kebun Raya UHO memiliki tumbuhan icon khas yakni asjia hildebrandii atau sebut aja Macadamia, biar gampang. Macadamia sudah tumbuh banyak di lokasi kebun raya.
Menurut pengelola Kebun Raya UHO, tumbuhan tersebut memiliki nilai estetika, budaya, kandungan gizi, dan konservasi sebagai tanaman endemik Sulawesi. Meski perlu ada penelitian lebih lanjut terkait khasiat pengobatan yang dihasilkan dari tumbuhan Macadamia.
“Itu yang belum, tapi ada riset yang mengarah ke segi pengobatan. Kalau orang (suku) Muna dia pakai daunnya untuk mandi kalau perempuan hamil tujuh bulan sebagai pelancar melahirkan,” kata Zulfikar sebagai Sekretaris Unit Pelaksanan Teknis Kebun Ilmu Hayati UHO.
Untuk saat ini, tumbuhan endemik yang telah berada di dalam kebun raya belum memiliki papan nama. Namun, kata Zulfikar, “Untuk menambah pengetahuan pengunjung, papan identitas itu akan segera dipasang agar pengunjung dapat mengetahui berbagai jenis tumbuhan endemik Sulawesi”.
“Semua tanaman akan diberi label, koordinat, jadi ketika berkunjung ke kantor kebun raya bisa tahu titik-titiknya,” jelasnya usai penanaman sejumlah bibit pohon di tengah kawasan kebun raya.
Seperti yang dilansir oleh sultrakini.com bahwa salah satu titik pembangunan di kawasan kebun raya, terdapat area yang bernama Taman Pulau Muna. Tempat itu diartikan sebagai kumpulan sejumlah jenis tanaman yang berasal dari kepulauan dan telah diwakili dari jenis tanaman hasil pendataan dari Pulau Muna.
“Dari kepulauan itu diwakili dari jenis tanaman yang sudah didata dari Pulau Muna. Ada filosofinya, Muna itu tanah yang berkah,” tutur Zulfikar.
Tak hanya tumbuhan, Kebun Raya UHO juga nantinya akan digunakan sebagai kawasan pengembangbiakan serta pemeliharaan burung langka serta burung khas Sultra.
Nah, itulah beberapa hal menarik yang dimiliki Kebun Raya UHO. Sebagai salah satu fasilitas favorit, Kebun Raya UHO mungkin bisa jadi bahan pertimbangan kamu untuk masuk di kampus ini.
Penulis: Asep Anugrah
Referensi
