Mengenal Lulusan UIN Sunan Kalijaga yang Menjadi Ketua MPR RI

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga merupakan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) yang berdiri pertama kali di Indonesia. Sejak awal berdiri hingga saat ini, UIN Suka sudah banyak mencetak lulusan-lulusan hebat yang menjadi kader bangsa.

Pada kesempatan ini Quipper Video Blog akan mengulas salah satu profil lulusan UIN Suka yang pernah menduduki kursi kepemimpinan di Pemerintahan Republik Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, ia menjabat di lembaga tertinggi negara kita, yaitu sebagai ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) pada tahun 2004–2009 lalu. Siapakah dia? Beliau adalah Dr.H.Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. Yuk, kita berkenalan dengan lulusan UIN Suka yang satu ini.

Latar Belakang Pendidikan dan Organisasi

Hidayat Nur Wahid, begitu ia dikenal, mulai sering terdengar namanya ketika ia ikut mendeklarasikan berdirinya salah satu partai politik Islam pasca reformasi tahun 1998, yaitu Partai Keadilan yang sekarang berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sebelum aktif di partai politik, pria kelahiran 8 April 1960 yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah ini, mengenyam bangku pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Setelah itu, ia pun melanjutkan kuliahnya di UIN Sunan Kalijaga (dulu masih IAIN Sunan Kalijaga) dan mendalami ilmunya di Fakultas Syariah.

Atas prestasinya yang bagus, ia mendapatkan beasiswa untuk meneruskan studinya hingga S3 di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Sejak usia sekolah, beliau sudah mengikuti berbagai organisasi. Hidayat pernah mengikuti organisasi PII (Pelajar Islam Indonesia) pada tahun 1973, aktif dalam kepramukaan tahun 1977-1978 ketika berada di Gontor, kemudian mengikuti HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia) ketika kuliah di IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga), dan selama di Arab Saudi ia juga menjadi pengurus di organisasi MIP PPI Madinah.

Setelah kembali ke Indonesia, beliau menjadi peneliti di Lembaga Kajian Fiqh dan Hukum Al Khairot, dan juga sebagai pengurus di Badan Wakaf Pondok Pesantren Modern Gontor.

Kehidupan Pribadi

Hidayat Nur Wahid terlahir dari pasangan H. Muhammad Syukri dan Siti Rahayu. Keduanya merupakan guru dan aktivis organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara.

Hidayat memiliki empat anak dari pernikahannya dengan Hj. Kastiyan Indriyati, yaitu  Inayatu Dzil Izzati, Ruzaina, Alla Khairi, dan Hubaib Shidiqi. Pada tahun 2008, istri pertamanya meninggal dan akhirnya ia menikah lagi dengan seorang dokter yang bernama Diana Abbas Thalib. Dari pernikahan tersebut ia melahirkan anak kembar yang bernama Daffa Muhammad Hidayat dan Daffi Muhammadi Hidayat.

Karir Dakwah dan Pendidikan

Setelah menyelesaikan studinya di Arab Saudi, Hidayat Nur Wahid kembali ke Indonesia dan mulai aktif dalam berbagai kegiatan tarbiyah (pendidikan Islam). Beliau juga ikut mendirikan Yayasan Alumni Timur Tengah dan Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam (LP2SI) di bawah Yayasan Al Haramain, dan sekaligus menjadi ketuanya.

Beliau juga aktif menjadi pengajar di beberapa kampus di antaranya menjadi dosen Pascasarjana Magister Studi Islam dan Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta, dosen Pascasarjana Universitas Asy-Syafi’iyah Jakarta, dan menjadi dosen Pascasarjana Fakultas Ushuluddin di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hidayat Nur Wahid juga pernah menjadi narasumber di acara Titian Semangat pada tahun 2007 yang diadakan oleh stasiun TV swasta RCTI. Acara tersebut mengupas berbagai permasalahan masyarakat Indonesia yang ada pada saat itu dan bagaimana solusinya dalam perspektif Islam.

Karir Politik

Quipperian masih ingat ketika mempelajari tentang masa-masa reformasi 1998 di sekolah? Masa-masa awal pasca reformasi tahun 1998 dimulai dengan mulai bermunculannya berbagai macam partai politik untuk mewadahi aspirasi, harapan, dan cita-cita masing-masing golongan pada saat itu.

Dalam hal ini, Hidayat Nur Wahid akhirnya juga terjun ke dunia politik dengan ikut mendirikan partai politik bernuansa islami, yaitu Partai Keadilan, pada tahun 1998. Kemudian pada tahun 2000 beliau menjadi Ketua Umum partai tersebut, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera atau biasa dikenal dengan sebutan PKS.

Pada tahun 2004, ia pun akhirnya menduduki kursi kepemimpinan di MPR dan menjadi pimpinan MPR periode 2004-2009 menggantikan Amien Rais (pendiri PAN dan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan setelahnya digantikan oleh Taufik Kemas (almarhum), suami dari mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarno Putri.

Semenjak menjadi pimpinan MPR inilah Hidayat dikenal luas sebagai pribadi yang sederhana dan mencerminkan pribadi yang mempunyai ketinggian moral dan berjiwa sosial, serta menjadi ikon tokoh anti KKN. Pada tahun 2014, beliau kembali menduduki parlemen MPR dan menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.

Hidayat juga pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana, sebuah tanda kehormatan tertinggi yang didapatkan karena jasa-jasanya terhadap negara, dari Presiden RI saat itu yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009.

Selain sosok Hidayat Nur Wahid, masih banyak lagi, Quipperian, para alumni UIN Sunan Kalijaga yang sudah ikut berpartisipasi dalam memajukan bangsa ini di berbagai profesi. Contohnya ada yang menjadi kepala daerah, anggota legislatif, rektor, guru besar, dosen, peneliti, penulis, pengusaha, pengasuh pondok pesantren, dan berbagai profesi lainnya.

Tentunya setelah IAIN bertransformasi menjadi UIN Sunan Kalijaga pada 2005 lalu, semakin banyak alumni yang berkiprah di tanah air terutama di bidang ilmu sosial serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penulis: Giri Widodo

Referensi

http://profil.merdeka.com

http://bio.or.id

http://www.izaybiografi.com

Lainya Untuk Anda

Rahasia Kuliah Gratis & Pengalaman Keren? Cek Beasiswa Djarum Foundation!

Fakultas Farmasi: Cocok Buat Kamu yang Suka Sains, Penasaran Sama Obat, dan Mau Jadi Peneliti Keren di Dunia Kesehatan!

Gratis Kuliah S1 di Korea? Daftar GKS Aja!