Yo Quipperian, we meet again! Apa kabar semua?! Semoga semua tetap semangat, karena untuk edisi kali ini Quipper akan mengundang teman-teman mengintip di balik dapur fakultas yang paling heboh. Hah, memang fakultas apa yang heboh?!
Tentu saja, fakultas yang jebolan-jebolannya adalah penampil-penampil seni. Ya, Fakultas Seni Pertunjukan. Entah itu di panggung opera atau teater, di belakang gitar atau mikrofon, bergerak mengalir dengan gemulai atau melompat rancak, bahkan hingga sibuk ctak-ctuk dengan papan ketik menulis kritik seni, semua itu dimungkinkan dengan belajar di Fakultas ini.
Yuk, kita telusuri seluk-beluk Fakultas Ilmu Pertunjukan!
Pelaku, Penelaah, dan Pembagi Seni
Secara sederhana seni-seni yang dapat dipelajari di Fakultas Seni Pertunjukan antara lain musik, drama/gamelan, tari, wayang, dan kritik. Berikut pendedahannya:
1. Musik
Masih terbayang Konser Dream Theater di Jogjakarta kemarin? Nah mereka itu contoh jebolan Seni Pertunjukan dari Berklee College of Music, Boston Amerika Serikat. Atau kamu fansnya Isyana Sarasvati? Tidak tanggung-tanggung Isyana jebolan dua sekolah Seni Pertunjukan sekaligus, Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura dan The Royal College of Music, Inggris. Sebagaimana jenisnya, di dalam jurusan ini diharapkan mahasiswi/a memiliki kemampuan menguasai satu buah alat musik (suara kita termasuk alat musik juga lho!). Ke depannya mahasiswi akan mengembangkan lebih jauh repertoire atau perbendaharaan lagu berbasis alat musik pilihan masing-masing melalui tiap dosen yang mengampu.
2. Drama/Akting/Teater
Pasti setiap tahun Quipperian pernah mendengar ada pertunjukan Teater Koma dong? Nah jurusan seni Teater/Drama/Akting membimbing mahasiswi/anya untuk mendalami praktik dasar seni akting hidup di atas panggung. Jadi kalau teman-teman sudah membayangkan berakting di depan kamera, ho tahan dulu.
Justru-justru mahasiswi/a jurusan ini akan lebih ditantang untuk eksplorasi ruang, gerak, dan komunikasi lisan selama beraksi di atas panggung.
3. Tari
Hayo, apa teman-teman masih ngeh dengan Nungki Kusumastuti atau Didik Nini Thowok? Mereka berdua adalah beberapa dari penampil-penampil seni tari di Indonesia. Sebagaimana kedua contoh di atas merupakan pelaku seni-seni tari klasik Nusantara, maka jurusan Seni Tari termasuk jurusan yang karakter materi gerakannya masih idealis, jadi siapkan diri untuk tidak menemukan kelas hip-hop ala youtuber 1 Million Dance ketika mendaftar masuk jurusan ini. Tari-tari yang lazim ditemui tentu saja macam ragam tari Nusantara, Balet Eropa, dan seni murni.
4. Dalang
Nah, ini dia yang murni buah tangan Nusantara Indonesia untuk dunia, seni pedalangan. Ya dalang untuk pertunjukan wayang itu tidak main-main. Selain kombinasi ketahanan stamina (pertunjukan wayang klasik itu durasinya semalam suntuk, dari jam 9 malam hingga subuh), pengetahuan dan pemahaman lakon (cerita) sekaligus penggerakan boneka tokoh wayang (bahkan hingga body gesture) menentukan apakah seorang dalang itu mumpuni (berkualitas) atau tidak.
5. Produksi dan Tata Suara
Hah, jurusan apa ini? Nah teman-teman, selain penampil garis depan yang berhadapan dengan penonton ada juga lho mereka yang secara gamblang berada di belakang panggung. Tanpa kehadiran kru belakang panggung ini pertunjukan munggkin justru tidak dapat dilaksanakan.
Pengelolaan produksi mulai dari persiapan anggaran hingga persiapan, pemasangan, dan penataan tata suara terus mengalami perkembangan. Dengan perkembangan teknologi (pencahayaan, pensuaraan) tidak heran jika aspek Produksi dan Tata Suara juga mulai perlu ditelaah dan dipelajari secara profesional.
6. Kritik
Hobi nonton pertunjukan dan berimajinasi mengenai hubungan satu pertunjukan dan pertunjukan lainnya? Mungkin jurusan ini cocok untuk teman-teman Quipperian. Justru dengan semakin berkembangnya jejaring sosial di abad 21 ini, kebutuhan akan ulasan dan kritik pertunjukan yang bernas, berkualitas, sahih semakin darurat. Tidak hanya kemampuan literasi, namun ketajaman perspektif teman-teman akan diperluas dan diasah dengan memasuki jurusan ini.
Mahasiswi/a Ideal ala Fakultas Ilmu Seni Pertunjukan
Walau produk akhirnya terlihat keren dan mentereng, namun jangan main-main dengan Fakultas Seni Pertunjukan. Justru karena ini ilmu terkait seni, maka teman-teman Quipperian yang berminat dengan jurusan ini harus menyiapkan diri dengan tuntutan idealisme dari pengajar. Berikut tips bersiapnya:
1. Kutahu yang kumau
Lho, kok jadi lini colek iklan? Memang seperti demikian, namun ini wajib dimiliki oleh calon mahasiswi/a jurusan seni pertunjukan. Hampir semua seni pertunjukan (kecuali gerak) secara tajam membedakan aliran karya seni yang akan mereka pelajari. Secara sederhana kita dapat bagi ke dalam dua aliran klasik dan kontemporer. Untuk jurusan musik, yang kontemporer umumnya disebut rock/jazz (karena dalam jurusan musik klasik ada masa kontemporer jadi jangan tercampur aduk ya).
Jadi kalau kalian pingin bergitar ria macam Andre Dinuth (gitaris Glenn Fredly) atau main piano ala mas Yovie Widianto dan Andi Rianto bisa memilih universitas musik rock/jazz macam SOCA-IMI (Indonesia) atau Berklee (Amerika Serikat). Namun jika ingin seriosa macam mbak Aning Katamsi ya bisa incar ISI Yogyakarta atau London Guildhall School.
2. Gaya hidup sehat dan seimbang
Apa pula ini? Ho jangan salah, dunia seni pertunjukan adalah dunia yang padat jadwal. Sebagaimana namanya, mahasiswi/a jebolannya hidup dari satu panggung ke panggung lainnya. Dan panggung tersebut bisa saja beda daerah bahkan beda negara. Semakin mencekam karena yang menjadi taruhan adalah tubuh kita. Jadi gaya hidup sehat dan seimbang adalah wajib hukumnya.
Tidak hanya di pola makan, bahkan pola latihan. Dengan kemajuan jaman banyak situs-situs yang membagikan tips dan trik praktik sehat bagi berbagai jenis seni pertunjukan. Contoh paling gres dari gaya pertunjukan yang berimbas balik negatif tentu saja penyanyi Adelle yang harus operasi pita suara kedua kalinya. Singkat kata, seorang mahasiswi/a seni pertunjukan harus;
3. Disiplin
Disiplin latihan, disiplin hidup. Karena seniwati dan seniman pertunjukan hidup dari panggung ke panggung, maka mereka juga hidup dari hubungan mereka dengan seniwati dan seniman lain. Disiplin terhadap apa yang dilakukan dan dipelajari adalah modal dasar untuk sukses menjadi jebolan seni pertunjukan.
Bagaimana teman-teman Quipperian? Siap menghebohkan panggung pertunjukan? JIka ya, berarti siap untuk berdisiplin ria.
Penulis: JC
Referensi:
https://www.gsmd.ac.uk/
http://isi.ac.id/program/sarjana/seni-pertunjukan/
https://www.berklee.edu/
http://soca.ac.id/index.php?page=academic+studies&sub=imi+music+department#home-section/1
http://music.uph.edu/academics/teaching-and-learning/program.html
https://www.theguardian.com/news/2017/aug/10/adele-vocal-cord-surgery-why-stars-keep-losing-their-voices