Hai Quipperian, apakah kamu sudah pernah dengan istilah jurnal ilmiah? Bagaimana dengan karya ilmiah? Bagaimana cara membuatnya serta apa manfaat mematenkannya? Simak yuk dalam artikel Quipper Blog berikut ini!
Jurnal ilmiah adalah suatu publikasi yang diterbitkan secara berkala oleh suatu institusi akademik atau organisasi profesi yang memuat artikel-artikel berupa hasil pemikiran yang terkonstruksi secara ilmiah ataupun hasil penelitian ilmiah (karya ilmiah) dalam suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Selain sebagai indikator produktivitas bagi insan akademik, menulis karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah juga ternyata bisa memberi banyak manfaat lho kepada para penulisnya!
Manfaat Menulis Karya Ilmiah
Beberapa manfaat menulis karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
Dalam proses pembuatan karya ilmiah pastinya kamu diharuskan untuk akrab dengan literatur yang banyak banget. Dari sekian banyak literatur, kamu perlu memilah dan memetakannya sehingga kamu bisa mendapatkan konten referensi yang kamu butuhkan. Proses ini memerlukan keterampilan membaca yang efektif lho Quipperian, sehingga prosesnya bisa efisien dan tidak menghabiskan banyak waktu.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
Selain meningkatkan keterampilan dalam membaca yang efektif, menulis karya ilmiah juga membuat Quipperian perlu memikirkan cara menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber dengan baik, sehingga menghasilkan simpulan yang baik. Dengan begitu, akan membuat karya ilmiah yang Quipperian tulis menjadi lebih kaya informasi.
3. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
Setelah mengumpulkan informasi fakta ilmiah yang juga didukung oleh data-data terkini dari berbagai sumber, Quipperian perlu mengorganisir data-data tersebut sehingga memudahkan dalam proses penulisan. Proses mengorganisir data sebenarnya bukanlah hal yang tergolong mudah karena Quipperian harus mampu memahami kebutuhan data dengan topik karya ilmiah yang akan dibuat, sehingga tidak membuang-membuang waktu dengan proses pengumpulan data. Sekalipun demikian, nantinya proses tersebut akan terasa mudah jika Quipperian sudah terbiasa melakukannya.
4. Memperoleh kepuasan intelektual
Seorang ilmuwan selalu haus dalam menemukan konsep, gagasan, dan fakta-fakta ilmiah yang menjadi sumbangsi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Nah, karya ilmiah merupakan media paling cocok untuk mengaktualisasikan buah pemikiran dan mencapai kepuasan intelektual.
5. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
Dalam menulis karya ilmiah pastinya Quipperian harus mengumpulkan banyak literatur baik itu sebagai pendukung maupun sebagai pembanding dari fakta ilmiah yang Quipperian temukan. Dengan demikian, kamu juga secara tidak langsung telah memperkaya pengetahuan dan memperluas cakrawala pengetahuan. Dampaknya adalah kamu bisa lebih bijaksana dalam menentukan kesimpulan dari temuan fakta-fakta ilmiah yang ada.
6. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya
Menulis karya ilmiah artinya mengabadikan buah pemikiran maupun hasil penelitian yang berhasil dilakukan. Dengan demikian, para peneliti berikutnya dapat menggunakan hasil penelitian yang telah kita temukan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lanjutan ataupun penelitian lain yang menggunakan pendekatan serupa. Intinya, dengan menulis karya ilmiah maka Quipperian tidak hanya sekedar mengabadikan buah pemikiran tetapi juga membantu para peneliti lainnya untuk mengungkapkan fakta ilmiah lainnya.
Wah, banyak juga ya manfaat yang bisa didapatkan dengan menulis karya ilmiah. Pastinya Quipperian juga tertarik dong menghasilkan suatu karya ilmiah? Oke, untuk itu Quipper Blog juga mau ngasih tau ke kamu bagaimana cara membuat karya ilmiah yang kemudian bisa diterbitkan di jurnal ilmiah.
Cara Membuat Karya Ilmiah
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karya ilmiah yang termuat pada jurnal ilmiah itu membahas tentang hasil penelitian ataupun konsep pemikiran yang dilakukan sesuai dengan metode ilmiah sehingga Quipperian akan menemukan banyak referensi.
Secara struktur penulisan, karya ilmiah sangat berbeda dengan makalah, skripsi, tesis, ataupun disertasi karena isinya adalah rangkuman dari proses dan hasil penelitian. Umumnya, Quipperian akan menemukan karya ilmiah dalam struktur sebagai berikut :
Stuktur penulisan Karya Ilmiah yang Diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah
- Judul
Biasanya disarankan agar tidak lebih dari 10 kata dan tulis di tengah halaman menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal.
- Nama
Nama yang ditulis adalah nama penulis dan nama pembimbing tanpa gelar akademik.
- Abstrak
Abstrak adalah bagian yang sangat penting karena merangkum keseluruhan isi jurnal secara singkat. Setidaknya dengan membaca abstrak seseorang bisa memiliki gambaran umum tentang penelitian yang dijelaskan dalam jurnal tersebut. Biasanya jumlah kata yang disarankan untuk menulis abstrak adalah 250 kata.
- Keyword atau kata kunci
Keyword terdiri dari 3 sampai dengan 5 kata yang diambil dari inti pembahasan yang spesifik pada penelitian yang dilakukan.
- Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang penelitian, kemudian uraian permasalahan yang diteliti, lalu dikaitkan dengan beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dan ditutup dengan tujuan dilakukannya penelitian.
- Metode penelitian
Pada bagian ini, peneliti menjelaskan tentang desain penelitian, alat dan bahan yang digunakan, metode pengumpulan data, dan juga keterangan detail tentang lokasi penelitian. Pada bagian ini juga peneliti menjelaskan tentang upaya pengendalian yang dilakukan jika penelitian dilakukan pada kondisi yang tidak terkontrol.
- Pembahasan
Pembahasan berisikan ulasan hasil penelitian termasuk perbandingannya dengan hasil penelitian dari model atau teori yang diacu.
- Simpulan
Pembahasan dalam simpulan yaitu pembuktian hipotesis penelitian berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. Pada bagian kesimpulan juga biasanya disertakan saran bagi peneliti selanjutnya.
- Daftar pustaka
Daftar pustaka berisikan kumpulan literatur yang digunakan dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah. Pada umumnya struktur penulisannya dimulai dengan nama pengarang, tahun terbit, judul, tempat penerbitan, dan nama publisher. Ditulis secara berturut-turut dan dipisahkan dengan tanda koma.
Nah, sudah cukup jelas ya struktur penulisan dalam karya ilmiah? Sepertinya Quipperian sudah siap menulis nih!
Oh ya, setelah mengetahui manfaat dan cara membuat karya ilmiah, ada hal yang nggak kalah pentingnya nih untuk Quipperian ketahui seputar karya ilmiah, yaitu mematenkannya. Hal ini perlu Quipperian lakukan sebagai langkah untuk menjaga orisinalitas buah pemikiran Quipperian pada karya tulis tersebut.
Saat ini proses pengajuan untuk mematenkan hak cipta atas suatu karya ilmiah sudah lebih mudah karena pemerintah juga menyediakan akses online untuk pengajuan hak cipta atau paten dengan mengunjungi www.dgip.go.id, kemudian membuat akun dan mengisi formulir dan submit dokumen yang dibutuhkan.
Dengan kemudahan yang ada seharusnya semakin banyak karya ilmiah dari putera-puteri Indonesia yang dipatenkan, apalagi dengan adanya fakta bahwa ternyata dalam kurun waktu tahun 2016 sampai tahun 2020, ternyata akademisi Indonesia mampu menghasilkan lebih dari 161.000 karya. Hmmm, banyak juga ya? Nah, berdasarkan data tersebut kita bisa mengetahui bahwa produktivitas akademisi, peneliti, dan mahasiswa di Indonesia ternyata cukup baik. Dan angka tersebut juga menempatkan Indonesia berada pada posisi kedua setelah Malaysia untuk kategori jumlah publikasi terbanyak di ASEAN.
Namun, apakah hal tersebut berbanding lurus dengan jumlah paten di Indonesia? Jawabannya “iya”! Pada tahun 2019, tercatat 2.675 jumlah paten yang dihasilkan Indonesia. Hal ini membuat Indonesia berada di posisi pertama untuk jumlah hak paten kekayaan intelektual di Asia Tenggara. Semoga dengan semakin banyaknya hak paten yang dihasilkan Indonesia semakin memicu semangat semua insan akademik di Indonesia, baik itu peneliti, dosen, ataupun mahasiswa untuk terus berkarya.
Sehubungan upaya meningkatkan pencapaian jumlah hak paten di Indonesia, Quipperian tau nggak sih kalau ada salah salah satu kampus di Indonesia yang sangat concern tentang hal ini? Bayangin deh, Quipperian setelah lulus kuliah bukan hanya menghasilkan ijazah sebagai tanda lulus, tetapi juga berhasil mencatatkan nama Quipperian sebagai pemegang hak paten. Keren banget kan?
Nah, kampus tersebut adalah International University Liaison Indonesia (IULI). Pada tahun ini saja, tepatnya tanggal 23 Februari 2021, 4 orang mahasiswa IULI berhasil mencatatkan namanya sebagai pemegang hak cipta atas suatu karya tulis yang berjudul “Consumer Profiles Assignment Consumer Behaviour: TeamLab and Future Park”.
Baca juga: Selain Beasiswa, IULI Tawarkan Macam-Macam Diskon Biaya Kuliah! Simak Yuk!
Mereka adalah Muhammad Fadel Ramadhan, Muhammad Satriodimo Ramadhan, Imam Jassim Muhammad, dan Raditya Kevin Wisnumurti, mahasiswa dari Jurusan International Business Administration. Proses penulisan karya tersebut tentunya tidak terlepas juga dari dukungan dan bimbingan dari dosen IULI yaitu Dr. Samuel Prasetya, yang juga merupakan Dekan Fakultas Business and Social Sciences dan Ketua Jurusan International Business Administration. So, tertarik membuat karya ilmiah dan join di IULI?
Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com
Penulis: Mawardi Janitra
Editor: Tisyrin Naufalty T