Quipperian mungkin sudah tahu bahwa Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan salah satu universitas yang tidak diragukan dalam mencetak alumni-alumni yang berkualitas. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa alumni yang menjadi tokoh nasional, contohnya seorang budayawan yang akan kita bahas di artikel ini.
Ya, sekarang Quipper akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan salah satu alumni UNNES yang menjadi tokoh budayawan Indonesia, yaitu Supriyanto GS atau lebih dikenal dengan nama Prie GS. Saat ini kiprahnya sebagai budayawan cukup mendapat sorotan dari masyarakat.
Dia mengawali kariernya sebagai wartawan di harian umum Suara Merdeka Semarang, Jawa Tengah. Selain sebagai budayawan, Prie GS juga dikenal sebagai kartunis, penyair, penulis, dan public speaker. Bahkan, ia pernah menjadi host untuk acaranya sendiri, baik di radio, maupun di televisi. Kali ini, Quipper akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dekat dengan tokoh budayawan yang satu ini.
Perjalanan Karir Prie GS
Prie GS lahir dan besar di Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Karena lingkungan rumah dan kehidupan di sekelilingnya merupakan “lingkungan industri” kartun sejak tahun 1970-an, tanpa disadari Prie terjun dalam dunia kreativitas menggambar. Seperti yang lainnya, ia pun mencoba mengirimkan karya-karya kartun ke berbagai media massa. Namun, di kemudian hari karena merasa belum puas dengan karyanya, ia memberanikan diri untuk belajar khusus kepada kartunis senior dari harian umum Kompas, yaitu G.M. Sudarta.
Setelah menyelesaikan masa SMA, Prie GS melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Jurusan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Semarang yang sekarang bernama Universitas Negeri Semarang. Di sanalah kemampuannya semakin terasah. Prie juga memberanikan diri untuk mengawali karier sebagai seorang wartawan di harian umum Suara Merdeka.
Bakat seni yang kental dari seorang Prie, membuat dia lebih banyak memegang rubrik yang memuat tema-tema kesenian. Selain menangani rubrik, Prie juga secara rutin menggambar kartun setiap hari Minggu di surat kabar itu. Akhirnya, karena keuletannya, beberapa tahun kemudian, Suara Merdeka Group mempercayakan padanya untuk memimpin majalah wanita, Cempaka.
Memilih Menekuni Profesi Kartunis
Nah, perlu Quipperian ketahui, ternyata pilihan Prie GS di dunia kartun itu bukan tanpa alasan, lho. Sebagai mahasiswa Jurusan Seni Musik, awalnya dia pernah mencoba mendalami beberapa instrument, seperti piano dan gitar klasik, namun baginya ternyata musik bukanlah jalan hidupnya. Hingga akhirnya Prie GS lebih memilih menjadi seorang kartunis sampai saat ini.
Salah satu pencapaian Prie GS adalah ia pernah menggelar pameran kartun di Tokyo, Jepang atas undangan The Japan Foundation. Keren sekali, ya Quipperian! Menurut Prie, pengalaman tersebut sangat berkesan karena banyak ilmu yang didapat terutama ketika berkesempatan untuk berdiskusi satu meja dengan para komikus dan animator tersohor di negeri sakura itu.
Mencoba Menapaki Dunia Peran
Tidak berhenti sebagai seorang kartunis, Prie juga pernah mencoba kemampuannya sebagai aktor dengan bergabung di beberapa kelompok teater. Prie pertama kali bergabung dengan Teater Dhome Semarang. Saat itu beliau mengerjakan sebuah project repertoar Umang-umang atau Orkes Madun karya Arifin C. Noer. Ia memerankan tokoh sebagai seniman.
Pada saat itu Prie GS tidak sendiri, ia dibantu rekan lainnya yang ikut mendukung, di antaranya Jodhi Yudono, Timur Sinar Suprabana, Eko Tunas, dan Joshua Igho. Di Teater Lingkar, Prie lebih banyak menulis skenario drama. Adapun di Teater Aktor Studio, Prie bersama Joshua Igho menjadi ilustrator musik untuk repertoar Jembatan Mberok. Wah, sudah tidak diragukan lagi kemampuan Prie GS dalam bidang seni budaya, ya. Sudah banyak karya seni budaya yang dihasilkannya, mulai dari seni menggambar, teater, musik, hingga jurnalistik.
Merambah Profesi Public Speaker
Menjalani hidup sebagai wartawan, penulis kolom, dan kartunis membuat wawasan Pri GS semakin luas. Bertambahnya jam terbang di dunia kesenian dan jurnalistik, membawa Prie terjun ke ranah lain, yaitu sebagai public speaker. Di wilayah ini, Prie sering diundang sebagai pembicara, motivator, dan pengasuh acara-acara bertema budaya.
Kemampuannya mengolah rasa adalah modal yang menjadikannya terus disukai oleh banyak lembaga. Banyak lembaga yang memintanya untuk memberikan siraman-siraman motivasi yang memberikan semangat dan kesadaran untuk mencapai kesuksesan. Beberapa lembaga yang pernah mengundangnya, antara lain adalah Markas Besar TNI Angkatan Laut Cilangkap.
Prie pernah diundang secara khusus oleh Markas Besar TNI Angkatan Laut Cilangkap untuk memberikan siraman motivasi di depan para pejabat TNI berpangkat jenderal dan perwira Angkatan Laut. Selain itu, ia juga sering diundang oleh berbagai perusahaan besar, seperti PT Telkom, PT Coca-Cola, Indonesia Power, Bank Indonesia, PT PLN, PT Telkomsel, dan masih banyak perusahaan lainnya. Di dunia hiburan, seperti radio dan televisi, Prie GS tetap menjadi host untuk acara refleksi sampai saat ini.
Quipperian pasti tidak bisa membayangkan berapa banyak karya Prie yang telah membumi. Ratusan karya telah diciptakan oleh Prie GS, baik dalam bentuk puisi, cerpen, kolom, kartun, maupun buku-buku humor. Beliau telah menulis dan menggambar setiap minggunya untuk dikirimkan ke media masa agar diterbitkan.
Secarik cerita dari Prie GS di atas pasti membuat Quipperian takjub dong. Prie GS bisa menjadi budayawan, seniman, dan bahkan seorang motivator dari kegemarannya menulis dan menggambar sejak muda. Sekali lagi cerita dari Prie GS ini membuktikan dan merupakan contoh bahwa alumni Universitas Negeri Semarang memiliki segudang prestasi yang patut dibanggakan. Semoga kisah budayawan Prie GS ini dapat memberikan motivasi kamu semua, ya Quipperian.
Penulis: Febri Taufiqurrahman
Referensi