Home » Quipper Campus » Career » Artis Hingga Perdana Menteri, Alumni Universitas Udayana

Artis Hingga Perdana Menteri, Alumni Universitas Udayana

Artis Hingga Perdana Menteri, Alumni Universitas Udayana

Sumber: idnload.com

Universitas Udayana (Unud) merupakan salah satu universitas papan atas di Indonesia yang terletak di ‘Pulau Surga’ Bali. Universitas ini memberikan pendidikan yang berkualitas. Tak heran, Unud mampu mencetak alumni-alumni yang memiliki karier yang gemilang, mulai dari artis hingga perdana menteri yang tentunya tidak asing lagi di telinga Quipperian.

Angela Gilsha Panari

Siapa yang tidak kenal Angela Gilsha? Artis cantik kelahiran Denpasar, 2 Juli 1994, ini adalah model sekaligus aktris yang kini tengah naik daun. Paras cantik artis muda pendatang baru ini kini hampir sering tampil di layar televisi.

Ia mengawali kariernya sebagai seorang model dengan mengikuti sebuah ajang pencarian bakat yang sangat prestisius, Gadis Sampul 2010. Kiprahnya sebagai finalis Gadis Sampul 2010 ternyata tak membuatnya langsung dikenal masyarakat luas. Ia kemudian muncul kembali pada tahun 2015 dengan berperan sebagai Hera dalam sinetron berjudul Duyung, yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta.

Perannya dalam sinetron Duyung kemudian membawa nama Angela Gilsha semakin melejit dan dikenal luas oleh masyarakat. Ia kemudian mendapatkan tawaran main dalam  FTV dan sinetron-sinetron lainnya. Tak ayal, hal itu membuat Angela semakin memiliki banyak penggemar di seluruh penjuru Indonesia.

Dibalik kesuksesan kariernya sebagai seorang artis, tidak banyak yang tahu bahwa Angela Gilsha adalah lulusan Jurusan Pariwisata di Unud. Gadis Indo-Italia ini memang dikenal sebagai sosok mahasiswi yang memiliki paket komplet: cantik, pintar, dan bertalenta.

Artis Hingga Perdana Menteri, Alumni Universitas Udayana

Sumber: baliinstitut.org

Prof. Luh Ketut Suryani

Quipperian tentu mengenal sosok Profesor Luh Ketut Suryani, apalagi kamu yang tertarik dalam bidang psikologi tentu pernah mendengar nama ini. Profesor Luh Ketut Suryani adalah seorang psikiater kawakan asal Indonesia yang sudah dikenal luas pada tataran internasional dalam bidang psikologi dan kedokteran, khususnya melalui meditasi dan pengobatan spiritualnya. Perempuan yang menerima penghargaan Nari Kusuma tahun 2008 ini telah mempelajari meditasi sejak berumur 14 tahun untuk mengobati ibunya yang sakit-sakitan melalui pengobatan spiritual.

Keterampilan dan ketertarikannya dalam bidang pengobatan mendorongnya untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran, Unud, dan kemudian mendapat gelar sarjana pada tahun 1972. Pada tahun 2000, ia kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud, Bali, serta mengajar meditasi kepada banyak orang, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, seperti Australia, Eropa, dan Amerika.

Selain itu, ia pun telah menerbitkan empat buku berbahasa Inggris yang cukup terkenal, yakni “The Balinese People: A Reinvestigation of Characte” tahun 1992, Trance and Possession in Bali: A Window on Western Multiple Personality, Possession Disorder, and Suicide tahun 1993 bersama Gordon D. Jensen, Living in the Spirit pada tahun 2003 bersama Peter Wrycza, dan Moksha pada tahun 2005 bersama Peter Wrycza.

Prof. Suryani pun mendirikan organisasi non-profit bernama Suryani Institute, dan dua yayasan lainnya, yakni the Committee Against Sexual Abuse (CASA) dan the Bali Elderly Welfare Foundation (Yayasan Wreda Sejahtera). Kedua organisasi tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan bahagia di Pulau Bali, melalui metode yang ia kenalkan secara luas, yakni “biopsiko-spirit-sosial budaya”.

Keahlian Profesor Suryani dalam bidang spiritual memang telah diakui di mancanegara. Namun demikian, tren penyembuhan melalui meditasi memang terbilang ‘telat berkembang’ karena tren itu baru berkembang belakangan. Lulusan Fakultas Kedokteran Unud ini menjadi salah satu alumni universitas itu yang mampu menjadi profesor yang mendunia dan dianggap sebagai “Mother of Bali”.

Artis Hingga Perdana Menteri, Alumni Universitas Udayana

Timor-Leste
H.E. Mr. Rui Maria De Araœjo
Prime Minister
General Assembly 70th session 22nd plenary meeting (Sumber: un.org)

Rui Maria de Araújo

Quipperian, kenalkah kamu dengan Rui Maria de Araújo? Sosok ini tidak asing lagi bagi orang Indonesia. Ia cukup lama menghabiskan waktunya di Indonesia. Ia menempuh pendidikan di tiga universitas di Indonesia, yakni Sastra Inggris di Universitas Katolik Satya Wacana, Fakultas Kedokteran Univeritas Sultan Agung pada tahun 1986, dan terakhir di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 1989. Rui Maria de Araújo kini menjadi Perdana Menteri Timor Leste yang mulai menjabat pada bulan Februari tahun 2015. Kemudian, ia meraih gelar master di Otago University, New Zealand, pada program studi Health Policy, Health Management and Health Financing.

Sebelum menjadi perdana menteri, Rui Maria de Araújo memang dikenal sebagai aktivis yang aktif bergerak di RENETIL, yakni sebuah organisasi perlawanan mahasiswa Timor Leste. Beliau kemudian bekerja di the United Nations Transitional Administration dan kemudian menjadi Head of the Health Services di sana. Pada tahun 2001 hingga tahun 2007, beliau menjabat sebagai Menteri Kesehatan, yang pada tahun 2006 secara bersamaan ditunjuk sebagai Deputy Prime Minister of Social Affairs.

Sampai akhirnya pada bulan Februari 2015, Rui Maria de Araújo terpilih menjadi Perdana Menteri Timor Leste. Terpilihnya Rui Maria de Araújo menjadi perdana menteri menambah deretan nama pejabat yang berasal dari Unud. Hingga saat ini, Unud kerap kali menjadi tujuan studi bagi para mahasiswa asal Timor Leste. Selain memiliki pendidikan yang berkualitas, kurikulum yang bermutu, tenaga pengajar yang berpengalaman, jarak antara Bali dan Timor Leste memang terbilang cukup dekat, hanya ditempuh melalui penerbangan pesawat selama sekitar 1 jam 45 menit saja.

Unud memang memiliki catatan historis yang panjang dengan Timor Leste. Hal itu dibuktikan salah satunya dengan jumlah mahasiswa dan alumni Unud asal Timor Leste yang sangat tinggi. Tak heran, hingga saat ini, Unud telah menjalin kerja sama di berbagai sektor dengan Pemerintahan Timor Leste, salah satunya adalah dengan pembentukan Ikatan Alumni Udayana (Ikayana) di Timor Leste.  

Penulis: Randi Herdiansyah

Lainya untuk Anda