Menjadi salah satu pusat keilmuan sekaligus keislaman di Indonesia, Ciputat menjadi kenangan tersendiri bagi beberapa orang yang kini telah sukses meniti karier, bahkan beberapa di antaranya kini dikenal di seluruh Indonesia. Quipper Video kali ini akan memberikan informasi tentang profil beberapa alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tentu sudah kamu kenal karena kiprahnya di bidang masing-masing. Siapa sajakah mereka yang telah sukses menjadi tokoh nasional sehingga patut kamu jadikan contoh? Berikut beberapa di antaranya.
Nurcholish Madjid (Cak Nur)
Prof. Dr. Nurcholish Madjid atau yang lebih dikenal sebagai Cak Nur ini menempuh bangku kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Jakarta) pada tahun 1961-1968. Sosok yang lahir di Jombang pada 17 Maret 1939 ini merupakan seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan nasional.
Pada masa mudanya ia menjadi pegiat aktivis hingga menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) selama dua periode. Ia pula yang merumuskan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI yang hingga kini menjadi buku pegangan ideologis HMI. Cak Nur juga dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharuan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia, karena konsep pluralismenya yang mengakomodasi keberagaman keyakinan di Indonesia.
Ia menempuh pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Sastra Arab semenjak tahun 1961 hingga meraih gelar sarjana S1, lalu dilanjutkan di kampus yang sama dengan jurusan yang sama pula hingga lulus S2 di tahun 1968. Selanjutnya Cak Nur mendapatkan gelar Ph.D jurusan Studi Agama Islam dari Universitas Chicago.
Ia kembali ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1985 dan menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Pascasarjana. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina sejak tahun 1998. Cak Nur wafat pada tanggal 29 Agustus 2005 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena dianggap telah banyak berjasa kepada negara.
Dedeh Rosidah (Mama Dedeh)
Siapa sih yang nggak kenal akan sosok ustadzah kenamaan yang setiap pagi mengisi layar kaca pemirsa televisi di seluruh Indonesia? Yap, dialah Ustadzah Dedeh Rosidah atau yang lebih dikenal sebagai Mamah Dedeh. Wibawanya sebagai seorang penceramah wanita membuat pemirsa televisi dari seluruh Indonesia tak ragu untuk mencurahkan segala permasalahan hidupnya kepada sosok perempuan yang lahir di Ciamis pada 5 Agustus 1951 ini. Namun tahukah kamu bahwa Mamah Dedeh juga merupakan alumni dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ia bangga akan hal tersebut.
Ia masuk ke kampus yang berlokasi di Ciputat tersebut pada tahun 1968 dengan megambil Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah. Mamah Dedeh juga dikenal sebagai aktivis perempuan di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan bergabung dengan Muslimat NU. Dua kali seminggu Mamah Dedeh dan teman-temannya memberikan ceramah pada masyarakat sekitar meski harus berjalan kaki untuk mencapai tempat-tempat yang jauh. Namun justru dari hal tersebut ia menjadi dikenal masyarakat luas yang akhirnya menjadi modal untuk berdakwah secara nasional di kemudian hari.
Tuh Quipperian, ternyata aktif di bangku kuliah dapat menempa kita menjadi orang yang tangguh dan lebih siap dalam menatap masa depan. Bahkan karier sudah dapat dicapai semenjak duduk di bangku kuliah lho. Makanya jika menjadi mahasiswa di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, jangan pernah menjadi kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang) ya.
Jamal D. Rahman
Quipperian penggila sastra pasti kenal akan sosok sastrawan kebanggaan Indonesia ini. Sosok yang lahir di Sumenep pada 14 Desember 1967 tersebut sejak tahun 1993 menjadi redaktur majalah sastra Horison. Kiprahnya di dunia sastra sudah tak diragukan lagi di kancah nasional bahkan internasional. Jamal D. Rahman pernah diundang pada Pertemuan Penulis Asia Tenggara di Kuala Lumpur (2001) dan Festival Poetry on The Road di Bremen, Jerman (2004). Puisi-puisinya juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Jerman.
Sedikit membahas masa mudanya, Jamal D. Rahman merupakan alumni Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dan menempuh pendidikan Strata 1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada masa-masa tersebut ia sudah aktif menulis puisi, esai, kritik sastra, hingga mengulas masalah kesenian dan kebudayaan di berbagai media massa. Ia menyelesaikan S2 dan juga menempuh penddikan S3 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Hingga kini ia masih dapat ditemui di kampus Ciputat sebagai dosen sastra.
Wali Band
Jika sebelumnya Quipper membahas alumni perorangan, kali ini kita menghadirkan satu grup band yang terbentuk di kampus UIN Jakarta. WALI Band yang kini dimotori oleh Faank (vokal), Tomi (drum), Apoy (gitar), Raden (gitar) dan Endang (bass) ini terbentuk pada tanggal 31 Oktober 1999 dengan nama awal adalah FIERA.
Selanjutnya Raden dan Endang hengkang dan digantikan oleh Ovie (keyboard) sehingga selanjutnya juga terjadi pergantian nama menjadi WALI Band. Faank, Tomi, Apoy dan Ovie merupakan alumni almamater UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kala masih kuliah mereka aktif sebagai anggota dan pengiring Paduan Suara Mahasiswa. Faank bahkan pernah menjadi juara III The Best Vocal IAIN se-Indonesia.
Para alumni kenamaan tersebut menempuh karier yang berbeda-beda. Ada yang menjadi politikus, penceramah, budayawan, hingga musisi. Hal ini membuktikan bahwa kampus UIN Jakarta memberikan peluang selebar-lebarnya bagi mahasiswa untuk berkarya dan kampus turut pula mewadahi kreativitas mahasiswa tersebut dengan menghadirkan berbagai organisasi maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).