Home » Quipper Land » Quipper Info » Fiktor Piawai: Quipper Super Teacher Ekonomi Favorit Quipperian Berangkat dari Nol

Fiktor Piawai: Quipper Super Teacher Ekonomi Favorit Quipperian Berangkat dari Nol

Fiktor Piawai Menjadi Pengajar Ekonomi Favorit Quipperian Berangkat dari Nol

Halo, Quipperian! Kamu sudah kenal dengan Pak Fiktor belum? Bagi kamu yang gemar pelajaran Ekonomi, wajah Pak Fiktor pasti sudah tidak asing lagi, ya. Gaya mengajarnya yang santai, mengalir, dan tidak membosankan jadi alasan kenapa Pak Fiktor menjadi Quipper Super Teacher untuk mata pelajaran Ekonomi.

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. Kutipan Nelson Mandela ini jadi salah satu kutipan andalan Pak Fiktor. Bukan tanpa alasan, kutipan Mandela ini memang sejalan dengan pemikiran Pak Fiktor yang menganggap bahwa pendidikan merupakan proses yang bisa membuat seseorang jadi lebih baik.

Nah, Quipperian, kalau kamu memang mengidolakan Pak Fiktor, ternyata perjalanan hidupnya sangat inspiratif, lho. Kamu mau tahu seperti apa ceritanya? Kuy, simak di bawah ini, ya!

Sewaktu Kecil Pingin Jadi Pengacara

Pak Fiktor tidak bermimpi jadi tenaga pendidik sejak kecil, Quipperian. Ternyata saat kecil dulu, ia bercita-cita menjadi seorang pengacara. Kenapa? Sebab, saat kecil dulu Pak Fiktor mempunyai ambisi untuk jadi orang kaya raya.

Pak Fiktor melihat banyak pengacara yang hidupnya kaya raya, sehingga ia pun bercita-cita yang sama supaya bisa membebaskan keluarganya dari jerat kemiskinan. Wah, terharu ya, Quipperian.

Jadi Sukses Berangkat dari Nol

Percaya enggak percaya, kesuksesan yang diraih Pak Fiktor saat ini tidak begitu saja didapat. Beliau merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sulit secara ekonomi.

Namun, kesulitan ekonomi ini tidak membuat kedua orangtuanya patah arang untuk memberikan yang terbaik bagi ketiga anaknya, termasuk Pak Fiktor. Terbukti, meski Ayahnya hanya berprofesi sebagai supir angkot dan ibunya yang hanya penjual warung kelontong, tetapi Pak Fiktor dan kedua adiknya bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.

“Orangtua menyekolahkan saya di salah SD swasta terbaik saat itu agar saya bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Hal itulah yang membuat saya akhirnya bisa lanjut ke SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Negeri favorit. Hal itu pun menular kepada kedua adik saya,” cerita Pak Fiktor.

Jatuh Cinta pada Ekonomi Sejak SMA

Ternyata kecintaannya pada mata pelajaran Ekonomi sudah dimulai sejak duduk di bangku SMA, Quipperian. Ketika SMA, Pak Fiktor menyukai pelajaran Matematika dan Akuntansi. Sementara teman-teman Pak Fiktor banyak yang tidak menyukai kedua pelajaran itu.

“Perbedaan itulah yang akhirnya membuat saya makin semangat mempelajari dua mata pelajaran itu di sekolah hingga membuat saya selalu mendapatkan peringkat satu di kelas saat itu,” ujar Pak Fiktor.

Setelah jatuh hati pada Akuntansi di SMA, ia pun memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan Pendidikan Akuntansi. Kemudian, saat berkuliah, Pak Fiktor bertemu dengan mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Pembahasan tentang fenomena seperti inflasi, perubahan kurs, dan fluktuasi harga sahamlah yang membuat Pak Fiktor kian tertarik, bukan hanya pada Akuntansi, tetapi juga Ekonomi.

Nah, di kampus pun Pak Fiktor punya dosen favorit, lho. Siapa, ya? “Dosen saya di kampus yang bernama Ibu Dr. Aristanti Widyaningsih,S.Pd.,M.Si. Bagi saya, Beliau adalah dosen yang cerdas dan inspiratif. Saya menyukai beliau sebab wawasan mengenai keilmuan akuntansi dan ekonominya begitu luas,” kata Pak Fiktor.

Bahkan saking kagumnya dengan dosen favoritnya, Pak Fiktor sampai menyebut Ibu Aristanti sebagai kamus berjalan, karena ditanya apa saja pasti tahu jawabannya. Cara Ibu Aristanti mengajar yang energik dan tidak kaku juga secara tidak langsung sudah menginspirasi Pak Fiktor untuk memiliki kemauan mengajar.

Pendidikan di Mata Pak Fiktor

Menurut guru Ekonomi favorit Quipperian yang satu ini, pendidikan adalah suatu proses merubah seseorang menjadi lebih baik. Jadi, keberhasilan pendidikan akan terlihat dari adanya perubahan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Pak Fiktor, pendidikan amat sangat penting bagi tiap orang, bahkan termasuk dalam kebutuhan primer. “Karena pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Artinya, setiap detik sebenarnya kita bisa merasakan proses dari suatu pendidikan. Misalnya saja waktu kecil, kita sudah diajari oleh orangtua kita untuk merangkak, berdiri, berbicara. Sampai dewasa pun, kita masih terus memperoleh proses pendidikan, termasuk pendidikan formal di institusi pendidikan,” jelas Pak Fiktor.

Namun, meskipun saat ini kondisi pendidikan Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding zaman dulu, Pak Fiktor berpendapat bahwa pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia masih timpang. “Hal ini terlihat dari timpangnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2017 antara wilayah Barat dan wilayah Timur Indonesia. Wilayah Timur Indonesia nilai IPM-nya masih tergolong rendah, yaitu dibawah 70. Idealnya IPM di wilayah Timur & Barat Indonesia lebih tinggi dan merata,”terang Pak Fiktor.

Meski begitu, jika dibandingkan dengan zaman dulu, tentu saat ini sudah lebih banyak kemajuan ke arah yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya Kartu Indonesia Pintar, 20% APBN dialokasikan ke pendidikan, dan semakin bertumbuhnya institusi pendidikan swasta yang bisa menjadi alternatif bagi banyak orang untuk mendapatkan akses pendidikan.

Mengambil Keputusan untuk Mengajar

Ternyata, sudah sejak SMA Pak Fiktor senang mengajar, Quipperian. Awal mulanya, Pak Fiktor dipercaya oleh banyak teman sekelas untuk mengajarkan Akuntansi pada mereka. “Menurut teman-teman, mereka tidak mengerti apa yang disampaikan guru di kelas. Namun ketika saya yang mengajarkan, mereka malah mengerti. Hal itu menjadi kepuasan tersendiri bagi saya dan akhirnya memutuskan menjadi pendidik,” sambung Pak Fiktor.

Sejak itu, harapan Pak Fiktor ketika mengajar sederhana saja, ia ingin membuat orang yang diajar akhirnya menjadi tercerahkan. Dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak baik menjadi baik. Hingga saat ini, menurutnya harapan itu sudah terealisasi dengan cukup baik, meski belum sempurna.

Apalagi, saat ini Pak Fiktor sudah jadi salah satu guru favorit Quipperian. “Dengan bergabung di Quipper Video, keinginan saya supaya anak-anak di berbagai penjuru Indonesia termasuk Papua bisa merasakan kualitas pendidikan yang sama seperti Jakarta pun terealisasikan.” Hal ini terwujud karena adanya Quipper Video yang berbasis teknologi hingga bisa diakses dimanapun dan kapanpun.

Tentu ada rasa bangga, senang, dan terharu dalam dirinya. Ia pun mengatakan bahwa rasanya senang sekali kalau ada Quipperian yang memberitahu via sosmed bahwa mereka lulus PTN, nilai meningkat, atau sekadar mengucapkan terima kasih.

Pesan untuk Quipperian dari Pak Fiktor

Terakhir nih, Quipperian, Pak Fiktor punya pesan buat kalian. “Saya berpesan agar Quipperian tidak patah semangat dalam meraih cita-cita. Jangan biarkan apapun menghambat kamu untuk menggapai cita-cita. Percayalah bahwa pendidikan dapat merubah hidup seseorang menjadi lebih baik!”


Wah, terima kasih Pak Fiktor! Semoga sukses selalu dan jangan pernah bosan mengajar Ekonomi di Quipper Video, ya. Buat kamu yang penasaran dengan super teachers lainnya, buruan klik di sini untuk tahu ada siapa saja!

Semangat, Quipperian!

Lainya untuk Anda