Home » Tips & Trick » Peringati Hari Guru Nasional, Inilah Perkembangan Dunia Guru Sejauh Ini

Peringati Hari Guru Nasional, Inilah Perkembangan Dunia Guru Sejauh Ini

Halo, Quipperian! Masih ingat kan kalau satu setengah bulan lalu pada tanggal 5 Oktober kita merayakan Hari Guru Sedunia? Nah, pada 25 November ini secara khusus negara dan bangsa Indonesia merayakan Hari Guru Nasional. Melalui edisi kali ini Quipper Blog mengundang teman-teman Quipperian untuk menalaah lebih dalam yuk tentang Hari Guru Nasional ini.

Kenapa tanggal 25 November? Apa kaitan Hari Guru Nasional dengan Persatuan Guru Seluruh Indonesia atau PGRI? Apakah sejak dahulu bernama PGRI? Apakah hanya PGRI yang menjadi wadah guru untuk bertumbuh kembang secara profesional? Semua pertanyaan itu akan Quipper Blog jawab dalam artikel ini. Dengan demikian semoga kita semua memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang Hari Guru Nasional ini dan mampu merayakannya dengan lebih bermakna. Siap, Quipperian?! Mari kita mulai.

Kenapa Tanggal 25 November?

Tanggal 25 November adalah tanggal diadakannya Kongres I Persatuan Guru Indonesia. Pada kongres yang diadakan di Surakarta ini, dideklarasikan perubahan nama dari Persatuan Guru Indonesia menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia. Melalui Kepres No 78 Tahun 1994 pemerintah menetapkan bahwa tanggal ini dijadikan perayaan Hari Guru Nasional.

PGHB, PGI, Lalu PGRI

PGHB merupakan kepanjangan dari Persatuan Guru Hindia Belanda. Berdiri pada tahun 1912, organisasi ini beranggotakan Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah dari Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka 2. Selain PGHB, di masa tersebut juga ada organisasi guru nasional lainnya seperti organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), juga ada organisasi guru yang lebih bercorak daerah atau agama seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG).

Pada tahun 1932 PGHB mengubah nama mereka menjadi Persatuan Guru Indonesia dan terus beraktivitas memperjuangkan persamaan hak dan posisi guru pribumi dengan guru berkewarganegaraan asing. Aktivitas ini total terhenti ketika Jepang masuk menggantikan Belanda dan baru mulai kembali bersamaan dengan Proklamasi Kemerdekaan 1945. Menanggapi Proklamasi Kemerdekaan 1945, PGI langsung mengadakan Kongres I di Surakarta pada 24-25 November 1945 yang menghasilkan berdirinya PGRI menggantikan PGI.

Bertumbuh Berkembang Bersama dalam Keragaman

Sebagaimana Republik Indonesia yang beragam, profesi keguruan juga menghasilkan ragam organisasinya. Ada yang bertaraf organisasi profesi dengan dasar hukum, ada yang semata komunitas untuk pengembangan kompetensi keguruan. Contoh organisasi profesi guru berdasar hukum selain PGRI adalah Ikatan Guru Indonesia atau IGI.

IGI diinisiasi sejak tahun 2000 dengan nama Klub Guru Indonesia dibawah kepemimpinan Ahmad Rizali. IGI diresmikan pada 26 November 2009 dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan Surat Keputusan Nomor AHU-125.AH.01.06 Tahun 2009 dengan Ketua Umum Satria Dharma dan Sekjen Muhammad Ihsan dari Jatim serta Indra Djati Sidi dari Jabar sebagai Ketua Dewan Pembina. Kepengurusan baru 2016-2021 terdaftar di Kemenkumham berdasarkan surat keputusan AHU-0000308.A.H.01.08.Tahun 2016 dengan Ketua Umum Muhammad Ramli Rahim dari Sulsel dan Sekjen Mampuono dari Jawa Tengah.

Walau lahir karena keprihatinan akan rendahnya kompetensi guru Indonesia dan belum suksesnya pemerintah mengangkat kompetensi guru, namun tercatat sejak milenium baru selain IGI bertumbuh kembang ragam komunitas profesi guru yang bertujuan mengembangkan kualitas kompetensi guru.

Apabila PGRI dan IGI dengan legalitasnya bergerak dari sisi pemerintah, maka komunitas-komunitas keguruan ini bercikal bakal di gerakan akar rumput seperti Sokola Rimba, Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Sekolah Kebhinekaan Yayasan Cahaya Guru, Gerakan Sekolah Menyenangkan, atau dari sekolah-sekolah privat seperti Komunitas Guru Belajar bentukan Sekolah Cikal dan Education Sharing Network bentukan Universitas Sampoerna.

Nah, bagaimana Quipperian? Ternyata sudah berkembang sedemikian jauh ya profesi keguruan. Dari yang semula hanya ada PGHB, kini banyak organisasi dan komunitas yang menjadi wadah untuk para guru meningkatkan kompetensinya. Jadi? Selamat Hari Guru! Bergerak bersama demi kemajuan pendidikan nasional Indonesia. Salam!

Sumber:

Mari, Pahami dan Perdalam Pengetahuan tentang Kompetensi Pedagogis Guru

Penulis: Jan Wiguna

Lainya untuk Anda