Yuk, Kenalan Lebih Jauh dengan Corak Batik dan Pemakaiannya!

Halo teman-teman Quipperian, kembali lagi bersama Quipper Video Blog. Jika pada artikel sebelumnya, Quipper Video Blog membahas asal usul dan sejarah batik, kali ini kita ingin mengajak kalian semua untuk tahu lebih dalam tentang batik, lebih tepatnya ragam corak batik dan pemakaiannya.

Karena batik merupakan warisan seni tradisional, maka di dalam setiap ekspresinya terkandung nilai-nilai tertentu. Dan nilai-nilai itu mewujud ke dalam norma pemakaian, terutama kapan corak batik tertentu boleh atau tidak boleh dipakai. Bagaimana Quipperian, siap menjelajahi pengetahuan corak batik lebih lanjut?! Yuk, kita mulai!

10 Corak Batik Terkenal

1. Tujuh Rupa (Pekalongan)

Motif ini kental dengan nuansa alam, khususnya bergambar hewan atau tumbuhan. Zaman dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara, sehingga akulturasi budaya membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali, dan motif lung-lungan.

2. Sogan (Surakarta Solo)

Motif ini didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliki ciri bunga dengan aksen titik-titik atau lengkungan garis. Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa khususnya keraton kesultanan Solo. Namun sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik warga keraton maupun orang biasa.

3. Gentongan (Madura)

Berbeda dengan batik lainnya, batik ini memiliki motif abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya. Warna Gentongan biasanya terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu. Gentongan berasal dari kata gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna.

4. Mega Mendung (Cirebon)

Motif yang sederhana tapi terkesan mewah. Motif mendung di langit mega yang berwarna cerah inilah yang membuat batik Mega Mendung sangat cocok dipakai orang tua maupun anak muda, baik perempuan maupun laki-laki.

5. Keraton (Yogyakarta)

Motif ini berusaha melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja Jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, tapi sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau sayap burung yang dikenal sebagai motif sawat lar.

6. Simbut (Banten)

Motif ini berbentuk daun yang menyerupai daun talas. Motif Simbut berasal dari suku Baduy pedalaman di Sunda. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk Baduy yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten sehingga batik motif Simbut dikenal juga dengan batik Banten.

7. Parang (Pulau Jawa)

Parang berasal dari kata pereng atau miring. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf “S” miring berombak memanjang. Motif ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Barat. Perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik motif Parang tersebut. Misalkan, di Yogya ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.

8. Kawung (Jawa Tengah)

Batik ini terinspirasi dari bentuk buah kolang kaling yang lonjong disusun empat sisi membentuk lingkaran. Motif ini identik dengan motif sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif Kawung berasal dan berkembang di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

9. Pring Sedapur (Magetan)

Motif Pring (bambu) berbentuk sederhana tapi elegan dengan gambar bambu. Bukan hanya motif batiknya saja yang indah dan sederhana, tetapi juga filosofinya, yakni di mana bambu memberikan makna ketenteraman, keteduhan, dan kerukunan. Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.

10. Priangan (Tasik)

Motif yang satu ini berupa tumbuhan yang digambar dan disusun rapi dan simetris. Dengan gambaran demikian, batik dari Tasik ini pun memunculkan kesan elegan, baik dari segi kerapian maupun corak warnanya. Batik ini punya warna terang tetapi kalem dan tidak mencolok.

Norma Pemakaian Batik dan Kain Tradisional

Selain corak yang indah, batik dan ragam kain tradisional memiliki norma pemakaiannya, berikut beberapa di antaranya:

  • Untuk perempuan, kain harus menutup dari kiri ke kanan. Sementara, untuk laki-laki dari kanan ke kiri.
  • Walau corak berlatar belakang istana (Keraton, Sogan, dan Parang) telah merakyat, hindari mengenakan batik corak ini saat mengunjungi keluarga keraton.
  • Hindari batik berwarna cokelat saat berkunjung ke manten atau perkawinan, karena itu umumnya adalah warna dasar untuk batik yang dikenakan kedua mempelai.
  • Batik yang cukup fleksibel dan aman dipakai di dalam semua ragam acara adalah batik pesisir seperti Pekalongan, Lasem, dan Cirebon.

Nah, bagaimana Quipperian? Ternyata ada banyak sekali pengetahuan mengenai corak batik dan pemakaiannya, ya. Jadi, besok-besok kalau mau beli batik jangan sembarangan memilih. Pilihlah corak yang sesuai dengan identitas diri kalian. Tetap rawat dan jaga peninggalan budaya Indonesia supaya jati diri bangsa tetap ada. Buat kalian yang masih mau baca artikel-artikel menarik lainnya, segera kunjungi Quipper Video Blog, ya.

Ngaku Asli Indonesia? Yuk, Kenalan dengan Batik Indonesia Lebih Dalam!

Penulis: Jan Wiguna

Lainya Untuk Anda

Apa Itu Generasi Milenial dan Perbedaannya dengan Generasi X dan Z?

6 Tips Tenang dan Fokus saat Ujian supaya Lancar Mengerjakan Soal!

Ragam Pidato Bertemakan Pendidikan untuk Memperingati Hardiknas