Simak di Sini Tips Latihan Berpikir Terbuka untuk Situasi Belajar di Kelas!

Halo Quipperian, bagaimana kabarnya? Hm, cepat ya, kita sudah memasuki September dan sebentar lagi semester pertama Tahun Ajaran 2018-2019 telah terlewati. Memasuki semester kedua adalah waktu yang tepat untuk kita melangkah lebih lanjut dari tahap perkenalan dan sosialisasi lingkungan dan budaya sekolah baru.

Nah, pada tahap selanjutnya kita akan melengkapi keterampilan belajar kita dengan keterampilan berpikir terbuka/fleksibel. Di edisi kali ini, Quipper Blog akan mengajak teman-teman Quipperian melihat, menyimak, dan mendaftar tips-tips latihan berpikir terbuka yang tepat dan dapat diaplikasikan di dalam situasi belajar di kelas. Yuk, tidak usah tunggu lama, mari kita mulai!

Kegiatan Belajar Terkait Keterampilan Berpikir Terbuka/Fleksibel

1. Keterampilan Hidup Nyata

Berikut contoh bagaimana keterampilan berpikir terbuka bersanding dengan keterampilan hidup nyata. Anak-anak sering mulai belajar untuk mengikat sepatu menggunakan metode “Telinga Kelinci” (membuat setiap renda menjadi satu lingkaran). Mereka kemudian sering maju ke metode “Squirrel and the Tree” (membuat satu lingkaran dan membungkus renda lainnya di sekitarnya).

Pemikiran yang fleksibel memungkinkan anak-anak untuk mempertimbangkan pendekatan tupai baru ini. Mengatur pergeseran membantu mereka “melupakan” cara bunny-ears lama untuk menggunakan metode baru.

2. Keterampilan Membaca

Anak-anak menggunakan pemikiran fleksibel untuk belajar membaca dan membaca untuk belajar. Dalam pertumbuhkembangan, pemikiran fleksibel memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana kombinasi huruf yang sama dapat membuat suara yang berbeda (seperti “ough” dalam kata-kata seperti cukup dan adonan). Ini juga keterampilan yang membantu anak-anak memahami bagaimana kata-kata dapat digunakan lebih dari satu cara (seperti “Jangan menyelipkan kulit pisang” dan “Tandatangani slip izin”).

Ketika anak-anak mulai membaca buku untuk mendapatkan informasi, mereka menggunakan pemikiran yang fleksibel untuk memahami informasi apa yang penting dan detail apa yang baru saja digunakan untuk menambah deskripsi. Pemikiran yang fleksibel juga membantu mereka memahami perspektif karakter yang berbeda dalam sebuah cerita. Pemikir yang fleksibel memiliki idiom pemahaman waktu yang lebih mudah (seperti “menjaga telinga Anda ke tanah”) dan permainan kata-kata (seperti “lelucon tentang bebek memecutku”).

3. Menulis

Menulis adalah proses yang rumit untuk anak-anak. Mereka harus mengatur pikiran mereka dan memilih kata-kata untuk kalimat. Mereka harus menambahkan rincian pendukung sambil melacak ide utama. Di atas itu, mereka harus dapat memeriksa kesalahan tata bahasa dan ejaan. Semua itu membutuhkan penggunaan pemikiran yang fleksibel. Anak-anak yang pemikirannya lebih kaku dapat mengalami kesulitan untuk bergeser di antara semua hal ini.

4. Bahasa (Umum)

Pemikiran yang fleksibel adalah keterampilan yang digunakan anak-anak untuk mempelajari aturan bahasa. Ini membantu mereka untuk mengetahui, misalnya, bahwa cara untuk memasukkan sebagian besar kata ke dalam bentuk lampau dalam bahasa Inggris adalah dengan menambahkan “-ed” sampai akhir. Pemikir yang fleksibel juga memahami ada pengecualian untuk aturan-aturan itu. Pemikiran yang fleksibel juga memainkan peran dalam belajar bahasa asing. Dalam bahasa lain, huruf dapat memiliki suara yang berbeda.

5. Matematika

Pemikiran yang fleksibel adalah keterampilan kunci dalam matematika. Anak-anak menggunakannya untuk menemukan cara memecahkan masalah kata dan memahami bahwa frasa seperti “berapa banyak dalam semua” berarti bahwa penambahan digunakan. Pemikiran yang fleksibel juga membantu anak-anak memahami bahwa ada lebih dari satu cara untuk memecahkan masalah matematika. Mereka dapat melihat bagaimana jenis masalah baru dapat dipecahkan dengan menggunakan rumus yang sudah mereka ketahui.

6. Belajar (Kognisi)

Melakukan pekerjaan rumah dan belajar untuk ujian juga membutuhkan pemikiran yang fleksibel. Mengetahui cara beralih di antara subjek yang berbeda selama waktu pekerjaan rumah menjadi semakin penting ketika anak-anak bertambah usia dan memiliki lebih banyak pekerjaan untuk disulap. Melakukan masalah matematika membutuhkan strategi yang sangat berbeda daripada melakukan tugas menulis. Anak-anak harus mampu mengubah pemikiran mereka untuk menangani keduanya.

Ketika datang untuk belajar, anak-anak menggunakan pemikiran yang fleksibel untuk mencari tahu jenis informasi apa yang paling mereka butuhkan untuk diperhatikan. Apakah mereka perlu menghafal fakta dan informasi, seperti untuk kuis pilihan ganda? Atau apakah mereka perlu mempelajari ide-ide dasar sehingga mereka dapat menceritakan kembali ceritanya, seperti untuk tes esai?

Ragam Permainan Mengasah Pemikiran Terbuka/Fleksibel

 

  • Kotak Tisu: Taruh beberapa item ke dalam kotak tisu. Mintalah anak menarik satu barang keluar satu per satu dan memberi tahu Anda apakah itu fleksibel atau tidak fleksibel dan menunjukkannya. Beberapa item sekolah umum untuk dimasukkan ke dalam kotak: Tissue, Rock, Rubber Band, Lego, Play Doh, Penny, String atau Benang, Klip Kertas, Marker, dan apa pun yang Anda miliki yang akan berfungsi dengan baik.
  • Berbagi Lelucon: Lelucon itu lucu karena Anda harus menggunakan kata-kata secara berbeda atau berpikir dengan cara yang fleksibel tentang sesuatu. Ini bisa menjadi cara yang sangat menyenangkan untuk membuat anak-anak berlatih berpikir fleksibel.
  • Berondong Jagung: Mintalah anak-anak berkeliaran di sekitar ruangan, Anda dapat memainkan musik jika Anda ingin tetapi Anda tidak perlu melakukannya. Setelah satu menit atau lebih, pemimpin memanggil nomor dan objek. Misalnya, “2 kursi goyang.” Kemudian anak-anak harus membentuk kelompok dua dan membentuk diri menjadi sesuatu yang terlihat seperti kursi goyang.
  • Jadwal dan RutinitasBermain Gaya saat masuk atau keluar kelas untuk istirahat, Variasi posisi duduk, Variasi posisi mengajar.
  • Hari KhususHari Topi Lucu (semua penghuni sekolah mengenakan topi lucu di hari tersebut), Hari Baju Terbalik, Hari Nama Tengah.

Nah, ternyata banyak kan ragam pendekatan belajar yang mengasah keterampilan berpikir terbuka atau fleksibel. Jadi, tunggu apalagi?! Mari, kita coba praktikkan! Tabik! Jangan lupa kunjungi Quipper Blog untuk artikel menarik lainnya.

Sumber:

Penulis: Jan Wiguna

Lainya Untuk Anda

Apa Itu Generasi Milenial dan Perbedaannya dengan Generasi X dan Z?

6 Tips Tenang dan Fokus saat Ujian supaya Lancar Mengerjakan Soal!

Ragam Pidato Bertemakan Pendidikan untuk Memperingati Hardiknas