Hai, Quipperian! Bagaimana kabarnya kalian semua? Semoga belum lanjut (move on) dari gegap gempita pembukaan dan penyelenggaraan Asian Games kemarin ya? Kenapa? Karena di dalam kedua perhelatan tersebut, terutama pembukaan, terlihat bagaimana pemerintah dan negara Indonesia berupaya memperkenalkan identitas bangsa Indonesia yang beragam kepada negara-negara peserta lain.
Dalam perhelatan pembukaan Asian Games kemarin terlihat usaha keras pemerintah menghidupi semboyan negara republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Frasa, yang diambil dari kitab Sutasoma gubahan Mpu Tantular, bermakna walau berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dalam konteks identitas keIndonesiaan tentu pemaknaan berbeda-beda tersebut dapat dibingkai secara luas. Namun secara sederhana dapat pula kita bingkai dan mengerucut kepada dua hal, suku bangsa dan agama.
Indonesia memiliki lebih dari 300 suku adat yang tersebar di lebih dari 18.000 pulau negara Indonesia. Secara sederhana maka dapat dianggap bahwa Indonesia paling sedikit memiliki 300 bahasa daerah atau bahasa suku yang digunakan. Poin inilah yang dicoba digambarkan dengan ragam tari dan pertunjukan seni di dalam acara pembukaan Asian Games.
Apabila ekspresi kebhinekaan atau keragaman suku adat dapat diakomodir di dalam perhelatan-perhelatan umum seperti di atas, bagaimana kita mengekspresikan yang sisi agama, ya? Karena Indonesia memiliki 6 agama yang diakui oleh negara, namun di luar dari enam agama tersebut, pemerintah juga mulai mengakui dan memberikan ruang kepada praktik kepercayaan leluhur.
Nah, dalam edisi kali ini Quipper Blog mencoba memberi tips-tips praktik yang dapat dilakukan di dalam kelas supaya Quipperian dapat menjadi murid zaman now yang mewujudkan sekolah bhinneka berwawasan kebangsaan.
Sekolah Dasar
Menciptakan lingkungan sekolah bhinneka berwawasan haruslah dimulai sejak dini, yakni Sekolah Dasar. Bahkan, untuk membuat kesadaran akan pentingnya menghargai keragaman budaya dan agama di Indonesia, akan lebih baik lagi jika dimulai dari rumah, sebelum masuk ke sekolah. Untuk itu, inilah beberapa hal yang bisa dilakukan ketika kita berada di Sekolah Dasar:
1. Karya Wisata/Liburan Digital
Ikuti perjalanan lapangan virtual ke tempat asal siswa yang berbeda, pada hari-hari ketika negara, suku adat, bahasa atau budaya mereka merayakan suatu hari raya. Untuk ranah agama, pada hari raya agama tertentu dapat diadakan suatu presentasi pengetahuan terkait hari raya tersebut.
2. Permainan Adat
Jadwalkan sebuah sesi untuk satu kelas atau bahkan satu sekolah memainkan permainan adat dari berbagai suku dan daerah. Beberapa sekolah, terutama swasta, bahkan telah memasukkan kompetisi permainan sebagai salah satu sesi dalam jadwal sekolah. Bahkan hasil penelitian/riset terkini juga membuktikan sumbangsih positif praktik permainan terhadap tumbuh kembang kognisi anak-anak usia sekolah dasar.
3. Permainan Nama
Murid-murid di dalam kelompok kecil berbagi cerita menceritakan tentang arti dari nama mereka, apakah ada kisah dalam budaya mereka yang terkait nama tersebut sehingga orang tua sang anak memilihkan nama tersebut.
4. Wisata Kuliner
Siswa (dan orangtua mereka, jika mungkin) membawa hidangan budaya mereka dan berbagi dengan teman sekelas mereka. Hal ini juga dapat diadakan dalam lingkup yang lebih luas, misalkan Festival Bhinneka atau Festival Indonesia, yang mana setiap kelas tampil dengan properti terkait daerah tertentu.
Sekolah Menengah
Setelah mendapat pelajaran-pelajaran penting dan kebiasaan baik di Sekolah Dasar, lingkungan sekolah bhinneka berwawasan kebangsaan masih harus terus dilanjutkan di Sekolah Menengah. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan saat kita ada di jenjang ini:
1. Kisah-Kisah Migrasi
Menggunakan fasilitas teknologi informasi komunikasi (TIK) internet, kelas menyelidiki, meneliti, dan lebih lanjut berbagi tentang kisah-kisah migrasi yang terjadi, baik di Indonesia atau di dunia internasional. Dengan demikian murid-murid mampu mengetahui dan memahami alasan, tantangan, dan langkah para migran beradaptasi dengan kehidupan baru di lokasi terkini mereka.
2. Latihan Kebhinekaan
Para murid di dalam kelompok-kelompok kecil dengan ragam identitas yang berbeda mendiskusikan kasus sosio-ekonomi-budaya, berbagi perspektif identitas mereka terhadap kasus tersebut, dan mencoba merumuskan kesepakatan atau solusi yang mengakomodir kebutuhan semua golongan atau kaum.
3. Berbagi Puisi
Pertama-tama murid-murid secara individual menggubah sebuah puisi yang menjelaskan mengenai identitas mereka. Selanjutnya di dalam kelompok-kelompok kecil mereka mendiskusikan ragam karakter, persamaan, dan perbedaan identitas tersebut.
4. ‘Siapa yang Mengatakannya?’
Dalam kelompok-kelompok kecil murid-murid berbagi kutipan dari tokoh-tokoh agama atau kitab-kitab agama, dan kemudian menebak sumbernya
5. Luaskan Pergaulan
Selain dari tips-tips praktik kelas di atas, memupuk kebhinekaan/kebangsaan dapat Quipperian lakukan dengan ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebhinekaan yang terjadi secara umum. Misal, menulis mengenai isu toleransi dan kebersamaan, berpartisipasi dalam wisata tempat ibadat. Jadi, banyak cara untuk menumbuhkembangkan rasa kebhinekaan/kebangsaan, tentunya Quipperian sebagai anak zaman now tidak ingin ketinggalan mempraktikkannya! Yuk!
Quipperian, itulah hal-hal yang bisa kamu lakukan bersama teman-teman di sekolah untuk menciptakan sekolah bhinneka berwawasan kebangsaan. Ingat, Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya dan latar belakang sehingga kita harus saling menghormati satu sama lain. Jaga persatuan dan kerukunan, demi bangsa Indonesia yang damai. Jangan lupa untuk follow Instagram Quipper Video biar kamu enggak kudet, Quipperian. Ciao!
Sumber:
- https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/2331186X.2016.1172394
- http://www.edchange.org/multicultural/papers/keith.html
- http://www.teachhub.com/multicultural-education-your-classroom
- https://www.theedadvocate.org/6-ways-to-implement-a-real-multicultural-education-in-the-classroom/
- https://beritagar.id/artikel/telatah/mencabut-akar-kekerasan-di-ruang-kelas
- https://disdik.bandung.go.id/ver3/pendidikan-karakter-bandung-masagi/
- https://www.accreditedschoolsonline.org/education-teaching-degree/multicultural-students/
Penulis: Jan Wiguna