Halo Quipperian, apa kabar semua? Tanpa terasa tahun ajaran 2018-2019 sudah semakin mendekat. Persiapan apa saja yang sudah disiapkan untuk menyambutnya? Seperti biasa, tiap tahun ajaran baru yang menjadi pusat perhatian semua orang pasti adalah anggota barunya, mulai dari guru baru, staf baru, terutama murid baru.
Maka itu, kali ini Quipper Blog ingin berbagi pada Quipperian beberapa tips menyambut murid baru di sekolah. Mengapa hanya dikhususkan para murid? Karena proses sekolah itu tidak hanya melibatkan guru dan siswanya sendiri, namun juga keluarga atau orangtua murid.
Selain karena memang kondisi murid yang di bawah umur sehingga masih harus berada di bawah wewenang dan tanggung jawab orangtua, berbagai riset membuktikan bahwa orangtua dan keluarga memainkan peranan penting di dalam perkembangan kemampuan dan belajar peserta didik (Marzano, 2003; Hattie, 2009, 2012, 2015, 2018).
Bagaimana, Quipperian? Siap merengkuh teman-teman murid baru? Yuk, kita simak tips menyambut murid baru di sekolah menurut Quipper Blog di bawah ini.
Ragam Pendekatan Tips Menyambut Murid Baru
Pendekatan menyambut murid baru yang akan Quipper Blog berikan dibagi menjadi tiga jenis, sesuai dengan ruang lingkup di mana murid baru tersebut berada, yakni kelas, sekolah, dan individual. Berikut penjabarannya.
1. Pendekatan yang Bisa Dilakukan di Kelas
Pendekatan ini diterapkan dalam ruang lingkup kelas dengan pemicunya adalah kreativitas guru kelas atau wali kelas masing-masing. Selain bertujuan mengakrabkan antar sesama anggota kelas, kegiatan pendekatan ini dapat dimanfaatkan untuk merancang, menyusun, dan membiasakan kesepakatan kelas. Berikut ragam pendekatan yang bisa dilakukan di kelas:
- Panggung Bebas
Setiap murid diberi 3-5 menit yang harus mereka gunakan untuk berbagi tentang jati diri mereka. Karena fungsinya sebagai perkenalan dan menumbuhkan rasa nyaman, maka isinya bebas tidak harus ada standar tertentu. Bentuk berbaginya juga bebas dapat bercerita biasa, hingga bernyanyi atau rap, dan mungkin drama monolog.
- Bingkai Fotoku
Disarankan untuk wali kelas sudah menyiapkan foto tiap murid dengan bingkai DIY alias do it yourself. Nanti, tiap murid dipersilakan menuliskan kalimat atau paragraf pengantar tentang diri mereka di bawah setiap foto.
- Kesepakatan Kelas
Kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan tiap kelompok wajib merumuskan satu kalimat yang menyatakan kesepakatan atau satu tugas tertentu yang wajib ditaati oleh satu kelas. Beberapa tema yang dapat dibuatkan aturan antara lain cara bersikap terhadap guru, cara bersikap terhadap teman sekelas dan berbeda kelas, cara menggunakan perangkat kelas, cara bertindak tutur di kelas dan di dalam lingkungan sekolah. Rumusan dari tiap kelompok dicantumkan dalam satu poster besar dan dipajang di tempat yang mudah terlihat.
2. Pendekatan yang Bisa Dilakukan di Komunitas Sekolah
Praktik yang sudah umum dilaksanakan sekolah-sekolah mancanegara dalam ragam pendekatan ini adalah menerapkan sistem faksi atau houses di dalam sekolah. Contoh paling nyata tentu saja adalah faksi di sekolah sihir Hogwarts dalam seri film Harry Potter.
Faksi bersifat lintas angkatan (10 – 12) dan jurusan (Ilmu Alam/Sosio-Humaniora/Sastra). Dari sini terlihat fungsinya adalah membangun keakraban antar murid yang lebih supel tanpa terganggu sekat jurusan, angkatan, dan bahkan umur. Namun di sisi lain, mengamini ujaran Prof. Iwan Pranoto, sistem faksi memungkinkan peserta didik terlibat kompetisi kelompok/bergotong-royong.
Berbeda dari kompetisi individual, kompetisi kelompok justru menumbuhkan kemampuan empati, refleksi diri, toleransi, komunikasi kritis, dan gotong royong dari tiap anggota, karena kalau tidak faksi mereka pasti akan kalah.
Berikut beberapa kegiatan awal tahun yang dapat dilakukan di dalam ruang lingkup pendekatan faksi ini:
- Berburu Harta Karun
Selain gotong royong, tentu tujuan kegiatan berburu harta karun adalah orientasi lingkungan sekolah. Tanpa disadari oleh murid baru, mereka dibimbing untuk mengenali bentuk sekolah mereka, lokasi tiap ruangan, dan bahkan lebih jauh berinteraksi dengan penghuni sekolah lain untuk menyelesaikan permainan.
- Permainan Ketangkasan/Olahraga
Di sini murid baru dapat memecah ketegangan antara diri mereka dengan murid lama melalui gotong royong mengalahkan faksi lain.
- Pentas Seni
Pentas seni memungkinkan setiap anggota sekolah untuk menumbuhkan rasa saling menghargai, menghormati, dan empati kepada kemampuan artistik dan estetik setiap peserta didik.
3. Pendekatan yang Bisa Dilakukan per Individu
Sebagaimana namanya, pendekatan ini ditujukan secara khusus terhadap satu murid tertentu. Jadi, bisa jadi bukan kepada angkatan baru, namun murid baru yang pindah di tengah tahun atau saat kelas 11 atau 12. Pendekatan yang paling kerap digunakan adalah sistem rekan (buddy). Guru kelas memilihkan seorang murid lama yang dirasa paling sosial untuk mendampingi murid baru selama 3 hari sampai satu pekan ke depan. Rekan ini akan memperkenalkan sekolah kepada sang murid baru dan membantu sang murid baru dalam membiasakan dirinya di sekolah baru.
Nah, bagaimana Quipperian? Ternyata banyak kan tips menyambut murid baru yang bisa kita lakukan. Tunggu apa lagi, mari kita ajak rekan satu sekolah kita bersama mencobanya!
Penulis: Jan Wiguna