Yuk Kulik Fakta Zodiak atau Ramalan Bintang dari Ilmu Astrologi!

Quipperian! Banyak orang menganggap ramalan bintang itu sesuatu yang sah-sah saja untuk diyakini. Hal itu berkaitan dengan berkembangnya astrologi, yakni ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tata surya (planet, bulan, dan matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet, matahari, dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptika, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.

Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal Desember akan berzodiak Sagitarius, karena pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagitarius. Kedudukan Matahari sendiri dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang menyebabkan terdapat 2 macam zodiak, yaitu zodiak tropikal dan zodiak sideral. Sebagian besar astrolog Barat dan astrolog Indonesia menggunakan zodiak tropikal, dan sejak kini seluruh dunia menggunakan zodiak tropikal.

Zodiak tropikal didasarkan atas waktu tropikal, atau gerakan nyata zenit Matahari melintasi langit dalam setahun. Sekarang ini terpisah dari rasi bintang zodiak yang sebenarnya karena presesi ekuinoks. Ini berbeda dengan zodiak siderial, yang berdasarkan pada gerakan nyata zodiak itu sendiri. Zodiak tropikal terus dipakai oleh sebagian besar astrolog Barat.

Menurut catatan, astrologi disebutkan sudah muncul dari tahun 2000 SM. Ia dibuat oleh suku Babel (Babil atau Babilonia) di Mesopotamia, yakni sebuah daratan di antara sungai Tigris dan Eufrat (kira-kira letaknya di Irak, bagian Tenggara). Dalam catatan sejarah, bangsa Babel memang populer sebagai entitas yang suka menyembah benda-benda langit. Misalnya matahari, bulan, dan bermacam objek di langit. Mereka menganggapnya sebagai dewa-dewi dan meyakini pergerakan benda-benda itu bisa digunakan untuk memprediksi masa depan.

Ketika bangsa Persia dan Media mengalahkan bangsa Babel pada tahun 539 SM, mereka hijrah ke daratan Eropa Selatan (Roma dan Yunani) dan “menurunkan” praktik meramal lewat bintang di sana. Ini mereka lakukan karena sejak Persia mengambil alih kekuasaan, mereka tidak mengizinkan praktik ini diterapkan lagi. Dalam perjalanan waktu, sekitar akhir abad 2 SM, ilmu astrologi Babel ini bercampur dengan tradisi Mesir sehingga lahirlah astrologi horoskop. Astrologi inilah yang menyebar cepat ke Eropa, Timur Tengah dan India, terus-menerus hingga kita kenal sekarang.

Bila kita telusuri lagi, dilansir dari studentmagz.com ini juga dilengkapi sejarah lahirnya tiap bintang. Baik Aries, Taurus, hingga Pisces, semua ada latar belakangnya.

Aries. Dikenal dengan penggambaran domba jantan bertanduk emas, atau biasa disebut Ram. Ram dipercaya sebagai reinkarnasi Dewa Mesir kuno, Amon. Diceritakan kemudian, domba jantan ini dikorbankan untuk tujuan menyelamatkan seorang pangeran. Atas jasanya, Amon dapat kehormatan dari Zeus untuk dipasang jadi bintang.

Taurus disimbolkan dengan banteng jantan. Menurut mitologi Yunani, banteng ini sebenarnya adalah Dewa Zeus, yang katanya memang hobi mengubah-ngubah diri. Kata “Taurus”, konon, dari nama Aldebaran, sebuah bintang yang disebut juga Alpha Tauri. Cahaya bintang yang kuat dan hebat ini cocok dengan asumsi gambaran Zeus di pikiran orang saat itu.

Gemini dilambangkan dengan sepasang anak kembar. Gemini memiliki arti lumayan banyak. Contohnya, menurut metologi Yunani, asal muasalnya dikaitkan dengan si kembar Romulus dan Remus, pendiri kota Roma. Menurut cerita lain, mereka yang berbintang ini ada di bawah naungan dua dewa, yaitu Castor dan Pollux. Yang paling mendekati nama Gemini adalah riwayat yang menghubungkannya dengan Alpha dan Beta Geminorum. Konon, dari kata Geminorum inilah muncul nama Gemini.

Cancer, digambarkan dengan kepiting. Menurut kepercayaan Yunani, kisah rasi Cancer ini ada hubungannya dengan Hercules. Ceritanya, seekor kepiting membantu Hera, istri Zeus, yang sedang konflik dengan Hercules. Walau pada akhirnya kalah, Hera tetap berterima kasih pada Sang Kepiting. Si kepiting pun tetap dapat bintang.

Leo sang singa dalam mitologi Yunani, berasal dari Singa Nemea, seekor hewan yang menyebabkan malapetaka yang dikalahkan Hercules. Dalam pertarungan, Hercules melemparkan potongan kayu ke arah tenggorokan Nemea dan akhirnya mati tersedak. Hercules kemudian membungkus dirinya dengan bagian tubuh dari Singa Nemea tersebut untuk melindungi dirinya dari serangan Hydra. Roh Singa Nemea menemukan jalan ke surga dan mendapat posisinya di langit.

Virgo divisualisasikan dengan sosok dewi yang sering jadi pelayan. Orang Babel percaya pelayan ini dewi kesuburan, sedang orang Yunani percaya dia adalah dewi panen.

Libra dalam mitologi Yunani adalah penjelmaan Dewi Themis, dewi keadilan yang selalu membawa skala. Simbolnya timbangan. Sedang menurut bahasa Romawi kuno, libra dipakai untuk ukuran berat.

Scorpio adalah sosok kalajengking berkaki delapan. Dia ada di bawah naungan Dewa Antares atau Alpha Scorpii. Kata legenda Yunani, kalajengking inilah yang menjepit kaki-kaki Matahari dan anaknya, Paeton. Kalah oleh jepitan sang kalajengking, kudanya pun melarikan diri

Sagitarius simbolnya adalah manusia setengah kuda, dengan rupa manusia dari kepala sampai pinggang, sedang tubuh kuda untuk bawah seterusnya. Sagitarius ini termasuk makhluk yang aneh, sebab suka menculik gadis-gadis yang mau dinikahi.

Capricorn diilustrasikan dengan kambing jantan berjanggut. Terkadang si kambing digambarkan dengan ekor. Ceritanya konon dulu ada dewa bernama Pan. Suatu hari, dia—karena terpaksa—loncat ke air. Maklum, dia tengah menghindari monster Phyton. Waktu lompat, Pan mengubah diri jadi hewan. Bagian badannya yang muncul di permukaan air jadi kambing, sedang yang dalam air jadi ikan.

Asal mula Aquarius, si rasi kesebelas berawal dari Dewa Jupiter jatuh cinta kepada seseorang bernama Ganymede, yang merupakan anak dari raja Troy. Dewa Jupiter dalam rupa elang membawa Ganymede ke Olympus, tempat kediamannya. Tak lama kemudian ia menjadi orang yang bertugas untuk menyuguhkan air dalam gentong kepada para dewa. Aquarius dianggap bertanggung jawab atas pencurahan air terhadap bumi. Dengan airnya, Aquarius memusnahkan bumi dan Zeus memulainya kembali.

Zodiak terakhir adalah Pisces. Disimbolkan dengan dua ikan yang berenang berlawanan arah. Dua ikan ini dikaitkan dengan Dewi Cinta dan Eros, temannya. Mereka mau menolong Typhon, monster berbentuk ular dan manusia, yang pernah menyerang Pan. Mereka mengubah dirinya jadi ikan agar Typhon selamat dari bahaya. Typhon pun selamat.

Astrologi Menurut Agama Abrahamik

Astrologi menurut agama Abrahamik adalah hal yang terlarang didasarkan pada catatan di dalam Alkitab. Hal ini disebabkan karena dalam ilmu astrologi meyakini bahwa posisi benda-benda langit dan pergerakannya memiliki pengaruh terhadap nasib seseorang atau kejadian yang akan terjadi di bumi.

Adanya sebagian penyandaran Astrologi kepada Agama Abrahamik (seperti Astrologi Yahudi atau Astrologi Islam) adalah suatu kesalahan, baik dikarenakan ketidak-mampuan membedakan definisi astrologi dengan astronomi yang diperbolehkan, atau juga karena terjadinya penyimpangan dari akidah yang jelas tertulis di dalam Alkitab.

Hal ini pun di dukung oleh ilmu sains yang mengkategorikan astronomi sebagai pseudosains. Tidak ada kaitan secara ilmiah antara posisi benda langit, bintang atau rasinya dengan nasib seseorang. Meskipun para agamawan dan para ilmuwan pun telah lama menolak prinsip-prinsip dasar dari Astrologi ini, namun jutaan orang tetap terus mempercayainya dan mempraktekannya. Astronomi harus dibedakan dari astrologi. Memang betul bahwa dua bidang ini memiliki asal usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.

Bantahan terhadap Astrologi

Ibnu Taimiyyah berkata: “Astrologi yakni yang berkenaan dengan mempelajari posisi dan aspek dari benda langit dengan keyakinan bahwa hal itu memiliki pengaruh pada peristiwa alam di bumi dan urusan manusia adalah dilarang dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan dengan kesepakatan para ulama. Bahkan, Astrologi dinyatakan terlarang oleh seluruh Nabi Allah.”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam Miftah Darus Saadah menggunakan argumen empiris dalam astronomi dengan tujuan untuk membantah praktek judisial dari Astrologi yang sangat lekat dengan perdukunan.

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, berkata: “Astrologi adalah sejenis perdukunan dan ramalan. Hal ini terlarang karena berlandaskan ilusi, bukan pada fakta ilmiah. Tidak ada hubungannya antara pergerakan dari benda-benda langit dengan apa yang terjadi di muka bumi.”

Diyanet Vakfi-yang didukung oleh pemerintahan Turki- yang mewakili pandangan Sunni, juga menyatakan perbedaan antara astronomi dan Astrologi, dan menyatakan bahwa Astrologi dipengaruhi oleh adat Arab yang non-Islam, khususnya Astrologi Sabaean dan Hindu. Ilmu Astrologi dipandang sebagai tidak ilmiah dan kondusif dari pandangan manusia tak berdaya dalam menghadapi kekuatan alam. Sayangnya, dalam masyarakat awam, astrologi adalah populer, dengan kebanyakan surat kabar menampilkan kolom astrologi.

Penulis: Sritopia

Lainya Untuk Anda

Apa Itu Generasi Milenial dan Perbedaannya dengan Generasi X dan Z?

6 Tips Tenang dan Fokus saat Ujian supaya Lancar Mengerjakan Soal!

Ragam Pidato Bertemakan Pendidikan untuk Memperingati Hardiknas