Kalau dengar kata cabai, Quipperian pasti terbayang kan dengan rasanya yang pedas? Enggak mungkin sampai terpikirkan ada cabai manis. Hm, tapi ternyata eragam jenis cabai juga ternyata punya tingkat kepedasannya masing-masing.
Salah satu jenis cabai terpedas di dunia ialah cabai Habanero. Pada 2017 sendiri, jenis cabai ini menduduki peringkat ke-10 sebagai cabai terpedas di dunia, khususnya jenis Red Savina Habanero. Namun, tidak lagi memiliki rasa pedas, cabai yang disebut juga sebagai cabai gendol atau cabai gendot kini punya rasa yang manis seperti madu.
Cabai Habanero manis dikenal dengat sebutan Sweet Habanero atau Honey Zepper. Pedasnya disinyalir sudah tidak semengigit dulu. Selain itu, rasanya lebih ringan dan sedikit tajam. Bukannya mendapat rasa pedas dan sensasi panas, saat mengigit Sweet Habanero kita akan seperti memakan buah melon yang manis. Padahal, rata-rata tingkat kepedasan cabai yang awalnya berasa dari Yucatan, daerah di Mexico ini ialah 100.000-350.000 skala Scoville!
Wah, kok bisa ya, cabai manis? Apa sih proses yang membuatnya sedemikian rupa? Penasaran? Nih, Quipper Blog berikan penjabarannya di bawah ini. Kuy!
Hasil Persilangan Hibrid
Awalnya, biji cabai Sweet Habanero pertama kali dikembangkan Michael Mazourek. Ia melakukan pengembangan tersebut saat penelitian untuk meraih gelar doktornya di Cornell University. Setelah melakukan serangkaian penelitian, ia akhirnya menemukan mutasi cabai Habanero yang tidak pedas di New Mexico. Jenis cabai Habanero yang manis ini didapat dari hasil hibrid atau persilangan dua varietas sayuran, yaitu cabai Habanero biasa dan cabai tidak pedas.
Quipper Blog lansir dari CNN Indonesia, Mazourek tidak langsung berhasil dalam pengembangan cabai tersebut. Ia perlu menunggu beberapa generasi tanaman agar mendapat cabai dengan rasa manis. Hingga pada 2007, ia mendapat cabai Habanero yang konsisten punya aroma dan rasa yang lembut, yakni Honey Zepper. Cabai Habanero temuannya itu diberi nama “Habanada”.
Nama “Honey Zepper”
Sempat disebut dengan berbagai nama, Noah Robbins, pendiri dan perkebunan Ark Foods akhirnya memberi nama cabai hasil persilangan hibrid ini dengan nama “Honey Zepper”. Ia mencetuskan nama itu setelah sudah coba tanam nih beberapa tahun yang lalu. Penamaan cabai memang supaya bisa menonjolkan rasanya dan mudah diingat. “Honey” atau madu pun bisa mewakili rasa manis si cabai.
Cabai Manis Lainnya
Quipperian, ternyata tidak hanya Honey Zeeper saja lho yang punya rasa manis. Dalam proyek penelitian Syngenta, sebuah lembaga pangan di Inggris juga menemukan jenis cabai manis yang dinamakan Angello. Mengutip Detik Food, penelitian tersebut sampai memakan waktu 15 tahun supaya cabai bisa dikonsumsi mereka yang tidak suka pedas.
Cabai Angello sendiri ditanam di beberapa negara, seperti Belanda, Israel, dan Spanyol. Tingkat kemanisannya disinyalir mengandung brix 25 persen lebih tinggi dari cabai biasanya. Brix sendiri biasanya digunakan untuk menghitung tingkat kemanisan pada buah. Tekstur cabai Angello juga lebih renyah dibanding cabai lain. Selain itu cabai ini juga diklaim sebagai sumber vitamin C yang baik.
Tidak hanya manis, cabai Angello juga punya keunikan lain, yakni tidak punya biji. Makanya, tidak heran nih kalau cabai Angello memang tidak punya rasa pedas menggigit. Pasalnya, zat yang bikin cabai pedas ialah kapsaisin yang terdapat di urat putih cabai, yakni tempat melekatnya biji cabai. Sifat kapsaisin sendiri stomakik lho, yang berarti dapat meningkatkan nafsu makan dan merangsang produksi hormon endorfin. Rasa pedasnya bakal menghalangi aktivitas otak ketika ada sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf.
Quipperian, itulah sekilas cerita tentang cabai manis Honey Zepper. Apakah kamu tertarik mencobanya? Buat kamu yang masih mau baca artikel menarik lainnya, yuk, kunjungi Quipper Blog! Selamat makan cabai, Quipperian!
Sumber foto:
- hemuse.asia/tag/honey-zepper
Penulis: Kiram