Home » Tips & Trick » Your Life » 5 Alasan Mengapa Kamu Harus Banget Mendengarkan Siaran Radio Republik Indonesia!

5 Alasan Mengapa Kamu Harus Banget Mendengarkan Siaran Radio Republik Indonesia!

“Ngapain dengerin RRI? Kuno banget enggak sih?” Eits, bisa jadi anggapan tersebut keliru, lho Quipperian.

Mungkin pepatah don`t judge a book by its cover bisa kamu terapkan ketika berusaha mendengarkan siaran Radio Republik Indonesia. Selain bisa menikmati lagu-lagu asyik, kalian juga bisa mendapat informasi terbaik langsung dari ahlinya.

Enggak banyak kan siaran radio kasih ruang untuk dunia kampus, siaran langsung dengan para pelajar Indonesia di luar negeri, dan ngomongin sastra. Bila kebanyakan orang memberi perhatian melihat sejarah RRI di Hari Radio Nasional, maka enggak ada salahnya untuk kita mengulik siaran-siaran terbaik RRI di era digital. Quipperian penasaran? Kepoin alasan mengapa kalian harus banget dengerin siaran RRI. Check this out!

Informasi Kampus

Enggak banyak lho gaes siaran radio tapi ngobrolin dunia kampus, mulai dari seluk-beluk program studi, perkuliahan, cerita-cerita lucu di kampus, unit kegiatan mahasiswa, dan hal-hal seru lainnya.

Cerita-cerita menarik seputar kampus biasanya kan kamu peroleh dari kerabat atau teman-teman seniormu. Tapi, enggak semua seniormu kuliah di jurusan pilihanmu. Kamu pasti mau banget kan ngulik seluk-beluk perkuliahan di jurusan favoritmu.

Nah, RRI PRO2 kasih kesempatan kamu untuk ngulik itu semua di acara “PRO2 Kampus”. Siaran RRI PRO2 memang khusus memanjakan pendengar penggemar Lifestyle & Entertainment. Anak muda banget!

Program PRO2 Kampus biasanya menjadi agenda mingguan RRI di masing-masing daerah, dan mengudara di hari Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB. Di situ, kalian bisa mendengarkan langsung pengalaman para mahasiswa di beberapa universitas di kota masing-masing berbagi kisah tentang kehidupan kampus dan suka-duka menjadi mahasiswa. Kebayang kan gimana serunya?

Asyiknya lagi, tiap daerah memiliki siaran berbeda-beda. Misal, RRI Bandung akan menyajikan cerita kehidupan mahasiswa di perguruan tinggi di Bandung. Begitu pun di daerah lainnya.

Jadi, kalian akan merasakan pengalaman otentik masing-masing mahasiswa di berbagai kota. Seru kan!

Cerita Pelajar Luar Negeri

Bagi Quipperian pendamba kuliah di luar negeri, tentu autoseneng kalau bisa mendapat informasi asyik soal pengalaman dan isu-isu terkini di masing-masing negara.

RRI menggandeng Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI) untuk program RRI VOI Youth Forum. Isu-isu aktual tentang peringatan hari penting akan dibahas di acara tersebut. Melalui narasumber anggota PPI di salah satu negara, tema tentang, misalnya Hari Anti Korupsi, akan disajikan dengan perspektif berbeda dengan pembadingan regulasi mengenai pemberantasan korupsi di negara tempat si narasumber menuntut ilmu.

Tentu, selain menjadi ajang silaturahmi antar-pelajar luar negeri, siaran tersebut juga menjadi sumber informasi bagi generasi muda untuk tahu lebih banyak tentang beasiswa atau suka-duka menjadi pelajar di luar negeri. Asyik banget.

Sandiwara Radio


<a href="https://quipper-video-wordpress.s3.amazonaws.com/images/2018/09/5-Alasan-Mengapa-Quipperian-Harus-Banget-

Kamu malas baca novel tebal-tebal? Tenang, enggak perlu khawatir. Lagi-lagi kamu cukup stay tuned di Radio Republik Indonesia.

FYI, Sandiwara Radio sempat booming di tahun 1950-an. Sebelum televisi mudah didapatkan, masyarakat biasa melepas penat menikmati drama melalui radio. Mereka akan setia mendengarkan kisah Tutur Tinular dan lainnya hingga selesai.

Tentu menjadi pengalaman berbeda kala mendengar Sandiwara Radio, ketimbang menonton pertunjukan atau film layar lebar. Bila menyaksikan pertunjukan atau film layar lebar, penonton disuguhkan gambaran visual tentang tokoh maupun jalannya cerita, sementara mendengarkan Sandiwara Radio membawa imajinasi tersendiri bagi tiap pendengar.

Nah, di era digital seperti sekarang, kalian penikmat sastra dan drama bisa banget pantengin RRI PRO1 untuk menikmati Sandiwara Radio berjudul Butir-Butir Pasir di Laut. Kalian akan dibawa untuk menyelami dialog masing-masing tokoh dan plot-plot cerita nan susah ditebak. Menakjubkan.

Kabar Wilayah Perbatasan

Satu lagi keunggulan program RRI dibanding siaran radio lainnya, mampu menjangkau sudut-sudut terpencil wilayah NKRI. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geografis begitu luas, membuat jangkauan komunikasi menjadi pekerjaan besar. Kabar-kabar terkini mengenai wilayah perbatasan sangat sulit digapai masyarakat.

Bagi Quipperian penyuka destinasi ekstrem pasti kepingin tahu bagaimana medan dan keunikan wilayah perbatasan. Informasi tersebut bisa banget kamu peroleh di siaran RRI. Pihak RRI sedang mengoptimalkan siaran-siaran di wilayah perbatasan agara keunikan maupun potensi daerah tersebut bisa tergali.

Program RRI Indonesia Menyapa Perbatasan bisa dinikmati di siaran pagi RRI, setiap pukul 07.00 WIB. Quipperian bisa mendengar kisah-kisah menarik di Atambua, Batam, Bovendigul, Entikong, Nunukan, Ranai-Natuna, Sintang, dan Tahuna.

Siaran Berbahasa Daerah

RRI menjadi rumah bagi bahasa daerah di Indonesia. Bagi Quipperian penutur asli bahasa daerah tentu siaran menggunakan bahasa daerah akan jauh lebih mengena dan bisa sebagai sarana melepas rasa rindu.

Bahasa memang bukan sekadar alat komunikasi, tapi lebih jauh sebagai pengikat identitas kultural. Orang Maluku tentu akan lebih nikmat bila mereka berkomunikasi dengan bahasa Ambon ketimbang bahasa keseharian anak muda di Jakarta.

Menurut lembaga penelitian bahasa ethnolog.com, Indonesia setidaknya memiliki 742 bahasa daerah. Sementara, menurut Konferensi Internasional Bahasa, Sastra, dan Budaya Universitas Brawijaya (2016), diperkirakan sebanyak 266 bahasa daerah terancam punah, 76 nyaris punah, dan 12 telah punah.

Jumlah itu tentu akan bertambah ketika bahasa daerah tak lagi digunakan. Bila penutur asli bahasa tersebut tak lagi menggunakan bahasa penuturnya, maka label punah perlahan tapi pasti akan menghampiri.

Berdasarkan hal tersebut, tak heran RRI berusaha memberi ruang seluas-luasnya agar siaran berbahasa daerah di masing-masing wilayah kebudayaan bisa terus lestari.  

Sumber:

Penulis: Rahmat Ali 

Lainya untuk Anda