Puisi itu dapat diibaratkan seperti bunga. Jika diberikan kepada seorang cewek, merona-ronalah hatinya. Puisi juga dapat disamakan dengan sebuah lagu. Jika “diputar”, terdengar merdu di kuping kita. Puisi telah membuktikkan kepada kita bahwa kata-kata bukanlah sekedar alfabet yang bergabung menjadi satu bagan rapih, melainkan sebuah karya yang bisa membuat hati kita jernih.
Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar, Armijn Pane hingga Taufiq Ismail merupakan segelintir nama penyair puisi yang karyanya sangat dikagumi oleh masyarakat Indonesia. Di luar negeri sana, ada nama-nama seperti Edgar Allan Poe, Emily Dickinson hingga William Shakespeare yang torehan puisi-puisinya sering disebut bisa mengubah dunia.
Maka dari itu, terbentuklah Hari Puisi Internasional, sebuah hari yang dirayakan oleh masyarakat dunia setiap tanggal 21 Maret setiap tahunnya. Namun, kamu-kamu Quipperian apakah tahu asal dan usul dari Hari Puisi Internasional itu sendiri?
Asal Usul Hari Puisi Internasional
Jadi, Hari Puisi Internasional itu dideklarasikan oleh salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni UNESCO (the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 1999. Mengapa UNESCO mendeklarasikan Hari Puisi Internasional?
Hari Puisi Internasional dideklarasikan ketika UNESCO mengadakan pertemuan rutinnya di Paris. Waktu itu, mereka membahas secara dalam terkait masalah-masalah literatur yang ada di seluruh negara dunia, sampai pada akhirnya membahas puisi dan korelasinya dengan kehidupan di muka bumi ini.
UNESCO menganggap bahwa puisi memiliki kemampuan untuk “menangkap” semangat kreatif yang dimiliki oleh pikiran manusia. Salah satu misi utamanya adalah untuk mendukung keberagaman bahasa melalui puisi. Selain itu, dengan adanya Hari Puisi Internasional ini, UNESCO berharap dapat melestarikan bahasa-bahasa tradisional yang hampir punah di setiap negara di dunia.
Sekarang ini, banyak banget anak-anak muda yang mulai melupakan bahasa daerahnya masing-masing dan lebih memilih berkomunikasi dengan bahasa yang dianggapnya keren SERTA lebih gaul. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi UNESCO, yang berharap dengan tercetusnya Hari Puisi Internasional, anak-anak muda di seluruh dunia jadi lebih menghargai bahasa tradisional dari negara mereka berasal.
Hari Puisi Internasional juga menjadi ajang bagi para guru di dunia untuk mengajak murid-muridnya dalam mempelajari sastra melalui puisi. Nggak cuma itu, lho, Hari Puisi Internasional juga mengajak masyarakat dunia untuk menggunakan teater, tarian, musik hingga lukisan sebagai alat untuk berkomunikasi!
Intinya, sih, Hari Puisi Internasional itu dicetuskan untuk menghilangkan image “kuno” yang melekat pada puisi. Nggak jarang anak-anak muda yang menganggap kalau karya seni puisi itu sudah kuno dan ketinggalan zaman. Padahal, puisi itu sebenarnya bisa memainkan peranan penting di dalam tatanan hidup masyarakat dunia.
Lalu, apa aja, sih, kegiatan seru yang biasanya di lakukan pada Hari Puisi Internasional di seluruh dunia? Aktivitasnya bermacam-macam, mulai dari anak-anak yang diperkenalkan dengan puisi di kelasnya masing-masing, masyarakat yang mempromosikan puisi-puisi mereka, para pelajar yang mempelajari tipe-tipe puisi di kelasnya hingga mengadakan pameran yang memamerkan puisi-puisi terkenal.
Puisi bisa jadi sangat menyenangkan kalau kamu mau memaknai arti dari kata-kata yang tertuliskan di setiap puisi itu. Jadi, jangan pernah meremehkan puisi apalagi menganggap kalau puisi itu kuno dan ketinggalan zaman, ya!
Penulis: Kiram
