Home » Tips & Trick » Your Life » Mengenal Fenomena Ghosting, Mengapa Orang Melakukannya & Apa Dampaknya?

Mengenal Fenomena Ghosting, Mengapa Orang Melakukannya & Apa Dampaknya?

Ghosting

Hai Quipperian!

Ayo ngaku, siapa di sini yang pernah di-ghosting atau justru melakukannya? Hmm, atau jangan-jangan justru kamu enggak sadar sudah melakukan hal itu? 

Well, hal ini sebenarnya sudah umum dilakukan orang lain untuk memutuskan hubungan, lho. Cara ini dianggap praktis dan cepat karena tidak membutuhkan konfirmasi apapun.

Baik si pelaku ataupun korban seolah harus mengerti jika hubungan tersebut sudah berakhir, tanpa adanya komunikasi yang jelas. Tapi, cara ini tidak baik ya, Quipperian dan sudah pasti menyakiti hati orang lain. 

Namun, sebenarnya apa sih ghosting itu? Yuk, cari tahu arti istilah ini selengkapnya!

Apa Itu Ghosting?

ghosting adalah

Ghosting adalah kondisi di mana seseorang yang sedang kamu taksir atau dekati mengakhiri hubungan tersebut tanpa penjelasan apapun. 

Mirip seperti sosok hantu yang datang tanpa diundang dan pergi tanpa pamit. Jadi enggak heran kalau perilaku ini disamakan dengan hantu alias ghost.Sebenarnya perilaku ini memiliki kaitan erat dengan si Pemberi Harapan Palsu (PHP). 

Tak hanya di dunia percintaan, hal ini juga bisa terjadi dalam hubungan pertemanan platonis. Ini merupakan jenis pertemanan yang keduanya memiliki kecenderungan untuk ‘tertarik’ satu sama lain, namun tetap memilih untuk berteman saja. Karena punya perasaan tidak enak atau sudah memasuki area friendzone, maka salah satu biasanya bisa kabur alias ghosting, demi menjaga perasaan satu sama lain.

Mengapa Ghosting Populer?

Istilah ini sebenarnya sudah populer di tahun 1990-an. Beberapa penulis dan cendwkiawan budaya pop menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan ghost writer dalam musik hip-hop. Lalu, kata ini mulai populer lagi semenjak media sosial dan aplikasi kencan online makin booming.

Dilansir Psychology Today, menyebutkan kalau dalam budaya kencan modern saat ini, sekitar 50 persen pria dan wanita menjadi korban ghosting. Bahkan beberapa di antaranya justru enggak tahu bagaimana harus bereaksi ketika mengalami fenomena tersebut. 

Alasan Orang Melakukan Ghosting

alasan orang melakukan ghosting

Ghosting juga tidak terbatas hanya hubungan romantis, lho. Kalau kamu berjanji dengan teman dan kamu tidak datang, secara enggak disadari kamu sudah melakukan ghosting. Pelaku biasanya akan menghilang setelah melakukan komunikasi yang intens. 

Alasan ghosting dalam psikologi yang kerap terjadi adalah menghindari ketakutan tertentu atau menghindari konflik. Mungkin saja, orang tersebut menghindari menyakiti perasaaan seseorang atau malas menghadapi percakapan yang rumit. 

Tapi tetap saja, tindakan ini tidak baik karena merupakan sifat pengecut dalam menyelesaikan masalah. Lalu, apa ya yang menyebabkan beberapa orang melakukan hal itu? 

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seseorang melakukan ghosting:

  1. Dia memang tidak menyukai kamu.
  2. Jadi terlalu sibuk sehingga tidak mementingkan hubungannya dengan kamu lagi.
  3. Kehabisan bahan obrolan.
  4. Merasa takut mengenal seseorang yang baru atau takut reaksinya jika putus.
  5. Tidak sadar kalau mereka melakukan ghosting.
  6. Mungkin saja hubungan yang dijalani berdampak negatif pada kualitas hidupnya.

Baca juga: Gabut, Baper, Mager Itu Apa Sih? Ini Definisi, Sejarah, dan Tips Menghindarinya!

Perbedaan Ghosting dengan Silent Treatment

Siapa di sini yang bertengkar dengan teman atau gebetan tapi memilih untuk mendiamkannya selama berhari-hari? Kalau seperti itu, artinya kamu enggak sadar sudah melakukan silent treatment, guys. Tapi jangan khawatir, kamu enggak sendirian. 

Banyak orang yang juga melakukan hal ini sementara waktu untuk menghindari pertengkaran biar tidak terus berlanjut. Meskipun bertujuan baik, tapi hal ini tak akan membuat hubungan membaik. 

Silent treatment justru bisa membuat hubungan jadi renggang dan akhirnya berpisah jika terlalu lama dibiarkan. Ya, seperti yang kita tahu kalau komunikasi memang kunci dari sebuah hubungan yang berhasil. 

Apabila ada masalah, sekecil apapun masalahnya, tetap harus dibicarakan baik-baik dan dengan kepala dingin ya, Quipperian. Supaya kamu bisa tahu inti permasalahan dan mencari solusinya bersama.

Lalu, apa bedanya dengan ghosting

Jika silent treatment dilakukan seseorang sebagai bentuk emosional atau kemarahannya untuk memberi pelajaran kepada orang lain, ghosting dilakukan karena orang itu memang sudah tidak mau lagi berhubungan dengan kamu.

Mencegah Perilaku Ghosting

Quipperian, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk terhindar dari perilaku ghosting. Jadi, sebelum memilih dan memutuskan untuk dekat dengan orang lain, coba dulu deh simak tipsnya berikut ini ya.

1. Perjelas Hubungan dan Beri Batasan

Cobalah untuk memperjelas hubungan dengan lawan bicaramu. Apakah dia hanya ingin berteman atau mungkin membina sesuatu yang lebih? Kejujuran dan transparansi bisa mencegah perilaku ghosting

Berikan batasan kalau kamu enggak mendapat respon yang baik, itu tandanya kamu harus mengakhiri hubungan tersebut. Tak ada salahnya melindungi diri demi kesiapan hati di masa depan, Quipperian. Cieee!

2. Peka Adalah Kunci

Biasanya ketika dua orang tertarik satu sama lain, mereka akan melakukan apapun untuk mempertahankan hubungan tersebut. Mereka akan menemukan berbagai cara untuk bersatu. 

Nah, coba deh peka dengan kode-kode yang diberikan orang lain supaya kamu enggak terjebak di situasi berharap lebih. Pokoknya, jangan biarkan diri kamu berjuang sendirian, ya. Karena berjuang sendirian itu capek!

3. Beri Batasan Waktu

Kamu belum mendengar kabar dari mereka selama beberapa hari bahkan beberapa minggu? Segera beri ultimatum, Quipperian. Misalnya, kamu bisa mengirim pesan yang meminta mereka untuk menelepon atau mengirim SMS besok, jika tidak itu tandanya hubungan kamu dan lawan bicara sudah berakhir.

Memang agak harsh, ya, guys, tapi tidak ada salahnya untuk mencegah diri sendiri di-ghosting dan menimbulkan dampak negatif di kemudian hari.

Dampak Ghosting

Sebenarnya, penolakan emosional itu mengaktifkan jalur rasa sakit yang sama di otak seperti rasa sakit secara fisik. Ibaratnya, patah hati itu sama rasanya sakitnya seperti kamu jatuh. Tapi parahnya, ketika orang terkena ghosting, penolakan itu justru memperkuat insecure di dalam diri. 

Kamu jadi ragu terhadap nilai diri kamu dan memikirkan apa yang salah dengan diri sehingga mereka meng-ghosting kamu. Perasaan enggak berdaya karena ditinggalkan begitu saja bisa berdampak trauma berat. Akibatnya, korban bisa mengalami depresi bahkan kehilangan tujuan hidup. 

Bukan hanya korban, pelaku juga mengalami dampak dari ghosting, lho. Mereka akan membiasakan diri tidak bertanggung jawab dengan hal apapun. Di pikiran mereka akan terpatri kalau meninggalkan seseorang tanpa kejelasan adalah hal yang lumrah. So, jadilah manusia yang bertanggung jawab, ya!

Sad to say, ghosting nampaknya sudah menjadi hal umum saat ini, tetapi bukan berarti hal ini baik untuk dilakukan. Cobalah pertimbangkan dan memposisikan diri berada di pihak korban. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, that’s the golden rule.

Buat kamu yang terkena ghosting, yuk move on dan berhenti menyalahkan diri kamu sendiri. There’s nothing wrong with you!

Habiskan waktu kamu dengan orang-orang tersayang dan lebih baik wujudkan kembali mimpi-mimpimu karena hidup harus tetap berjalan. 

Kembali belajar juga bisa jadi cara untuk melupakan masalah kamu sejenak. Apalagi kalau belajar lewat Quipper Video yang bikin belajar jadi hal yang menyenangkan. Subscribe and say no to galau ya!

Lainya untuk Anda