Quipperian, miris tidak sih pemberitaan di berbagai media maupun lini masa media sosial banyak soal konflik? Dari mulai skala kecil sampai besar antarnegara, konflik pertikaian terjadi dan mengindikasikan dunia kita ini tidak dalam kondisi damai.
Indeks Perdamaian Global (GPI) pun dikabarkan makin memburuk sebesar 0.27%, lho. Berdasarkan laporan Global Peace Index (GPI) dari Institute for Economics and Peace (IEP) 6 Juni 2018, selama empat tahun terakhir GPI terus menurun. Kali ini ada 92 negara yang situasinya memburuk dan 71 negara situasinya membaik. Bahkan tren tingkat perdamaian yang terus menurun ini sudah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir. Salah satu keutamaannya karena dipengaruhi situasi di daerah Timur Tengah.
Negara Paling Tidak Damai
Timur Tengah sendiri bersama Afrika Utara memang berdasarkan penelitian GPI menjadi kawasan yang paling tidak aman di dunia. Sedangkan untuk negara secara spesifik, negara peringkat perdamaian paling bawah ialah Suriah, Afghanistan, Sudan Selatan, Irak, dan Somalia.
Lalu negara apa saja yang paing damai? Data menunjukkan negara-negara di kawasan Eropa-lah yang menjadi kawasan terdamai. Islandia, Estonia, Austria, Portugal, dan Denmark menjadi lima negara terdamai di dunia. Selain itu ada pula Selandia Baru yang masuk dalam negara paling damai di dunia.
Indonesia sendiri berada di urut ke-55. Peringkatnya lebih rendah dibanding beberapa negara tetangga, seperti Malaysia yang menduduki peringkat ke-25 dan Laos di peringkat ke-46. Di Asia, Jepang dan Singapura menjadi perwakilan dalam sepuluh besar negara terdamai di dunia.
Hari Perdamaian Internasional
Untuk menekan konflik dan menciptakan kehidupan damai, pada 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace. Setiap tahunnya, Hari Perdamaian Internasional jadi momentum nih untuk merenungkan kembali tentang kondisi dunia. Berbagai konflik dan permasalahan dunia jadi bahan yang terus dikoreksi bersama agar tercipta masyarakat yang rukun.
Awalnya Hari Perdamaian Internasional sudah pertama kali digagas pada 1981, lho. Lalu pada 2001 dikukuhkan kembali supaya diperingati setiap tanggal 21 September melalui Resolusi Nomor 55/282. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) lah yang menjadi pihak di balik ini semua.
Lembaga tersebut terus berupaya untuk merancang dan menjaga perdamaian dunia setelah selesainya Perang Dunia II. Peringatan ini sendiri didedikasikan untuk memperkuat perdamaian dunia, khususnya demi selesainya perang dan kekerasan.
Setiap tanggal 21 September, di Markas Besar PBB tepatnya di New York, Lonceng Perdamaian PBB dibunyikan sebagai tanda pembuka. Lonceng itu sendiri terbuat dari berbagai koin hasil sumbangan anak-anak seluruh benua kecuali Afrika yang jadi pengingat korban manusia sebagai dampak perang.
Peranan Menjaga Perdamaian Dunia
Saat ini, Indonesia sendiri sudah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020. Melalui keanggotaan tersebut, Indonesia punya tanggung jawab besar terkait perdamaian dan keamanan internasional. Jadi nantinya Indonesia dan 4 negara anggota tetap bersama 10 negara anggota tidak tetap akan menentukan hal apa saja yang menjadi ancaman dalam perdamaian dunia.
Tidak hanya pemerintah Indonesia saja yang punya peranan dalam menjaga perdamaian dunia. Kita sebagai masyarakat pun punya andil besar, dimulai dari tingkat kecil di keluarga dan lingkungan pertemanan.
Sudah sepatutnya nih kita sebagai bangsa yang punya tingkat keragaman tinggi bisa menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Meskipun rentan konflik karena terdiri dari ratusan suku, kita harus mengedepankan kerukunan dan kemajemukan serta menjadi contoh sebagai negara yang damai.
Penulis: Kiram



