
Quipperian! Beberapa tahun belakangan, muslimah berhijab menjadi pemandangan sehari-hari yang mudah ditemui. Perempuan-perempuan muslim dengan percaya diri keluar rumah mengenakan jilbabnya.
Bukan saja karena kebebasan yang bertambah namun juga perkembangan industri fashion turut mempengaruhi. Hijab warna-warni dengan berbagai model membuat perempuan-perempuan itu tetap cantik ketika menjalankan kewajiban agamanya.
Fenomena yang sekarang berkembang, para perempuan yang sudah memutuskan berhijab memilih untuk mengekspos kecantikannya. Bukan hanya kecantikannya namun juga pakaian yang dikenakan, modelnya, brandnya, atau detail yang lain. Adakah yang salah dengan itu semua?
Kamu adalah penyebar kebaikan
Memang, munculnya perempuan-perempuan kreatif yang menyulap hijab menjadi bagian tren fashion tentu tak dapat dinafikan. Di tangan dingin mereka, berjilbab menjadi cantik, simpel dan jauh dari kesan ketinggalan zaman.
Bersama inovasi-inovasi yang mereka lahirkan, banyak perempuan yang awalnya enggan untuk berjilbab mulai mengenakannya. Banyak perempuan yang menjadi kian percaya diri untuk mengenakan hijabnya.
Bukan permalasahan tentang model atau merek, tapi hijab adalah keimanan dan takwa.
Tak ada yang salah dengan keinginan tampil cantik bagi perempuan, baik bagi yang berhijab maupun yang tidak mengenakannya. Sah-sah saja dengan keinginan itu.
Namun, keputusan berhijab berarti mengikhlaskan diri mengikuti perintah-Nya dan agama sudah mengatur batasan berhias bagi perempuan dan kepada siapa ia berhak menunjukkan kecantikannya. Hijab adalah komitmen untuk menaati batas-batas itu bukan?
Lebaran Telah Tiba! Yuk Maknai Idul Fitri Lebih Dalam Lagi
Ingatkah arti kata taqwa, yang dulu sering diulang-ulang oleh guru agama dan para ustad di langgar yang mengajari kita mengaji untuk pertama kali? Semoga kita belum bosan mendengarnya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ia, Sang Maha Indah dan menyukai keindahan tapi Ia tak suka yang berlebihan. Maka saudariku, kenakanlah hijab sewajarnya selama menutup apa yang mesti ditutup.
Soal merek hijabmu, semoga itu bukan bermaksud meminta pujian dari sesama makhluk. Bagaimana pun hijab adalah pakaian taqwa, Ia akan melihat kita pada hati kita bukan pada apa yang kita tampilkan di luar.
Eh tapi, sederhana itu bukan berarti sekenanya ya. Hijab hijau, atasan jingga lalu rok ungu. Duh duh, kalau begitu bisa bikin sakit mata yang melihatmu.
Kenakan pakaian yang bersih, mix and match agar warna dan model baju serasi, tidak mengenakan pakaian yang terlalu longgar atau terlalu sempit, dan murah senyum sudah cukup untuk membuatmu tampil cantik dan tetap berada di dalam jalurnya. Ia memang Maha Indah dan menyukai keindahan.
Tetapkan hatimu hanya pada yang di atas, bukan opini orang lain
Seperti aku yang tak berhak menghakimi, mereka yang mengikuti media sosialmu dan kau jejali dengan senyum tiga jari itu tak pernah bisa memeriksa hatimu. Foto-fotomu mungkin menggoda bagi sebagian laki-laki.
Mungkin juga jadi pesan kebaikan bagi saudarimu yang lain, mereka mungkin jadi tertarik berhijab setelah melihat hijabmu yang cerah dan pembawaanmu yang ceria.
Lagi-lagi, itu tergantung pada hati masing-masing. Kami tak pernah tahu niatmu, hatimu yang terdalam menyimpannya rapat hanya untukmu dan Dia. Bukankah menjadi lebih indah jika kita bisa saling menjaga hati?
Pada akhirnya, sebagaimana perintah-Nya yang lain, hijab menjadi ibadah bagi yang mengenakan. Ia menyambungkan kita pada Sang Pemilik.
Lalu, perlukah orang lain tahu kemesraan kita dengan Dia? Bukankah cinta-Nya jauh melampui puja-puji manusia? Maka cukupkan Ia. Ya Maha Pembolak-balik Hati, jauhkan kami dari prasangka dan keinginan dipuji.
Penulis: Sritopia
