
Quipperian, apakah kalian tahu akhir bulan nanti kita akan menyambut hari apa? Pada tanggal 30 Maret nanti, Indonesia akan merayakan Hari Film Nasional. Usut punya usut, pada 30 Maret 1950 dulu adalah hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa karya Usmar Ismail yang merupakan film pertama yang diproduksi oleh sutradara dan perusahan film Indonesia.
Kalau melihat-lihat siklus genre film Indonesia selama ini, kalian sadar enggak sih, kalau genre yang paling banyak muncul adalah genre horor? Kalau kalian perhatikan, sejak tahun 70-80 an, banyak banget film horor di Indonesia yang berkisahkan soal legenda mistis nusantara. Ratu horor Indonesia, Suzanna pun lahir di era ini, Quipperian.
Dan selama bertahun-tahun itu, hingga sekarang, film bertemakan hantu Indonesia enggak ada matinya. Setiap tahun pasti banyak banget film hantu yang muncul. Apalagi beberapa tahun terakhi, film horor Indonesia muncul dengan kualitas yang mumpuni. Sebut saja Jelangkung, Beranak dalam Kubur, Pengabdi Setan, Sebelum Iblis Menjemput, dan Kafir.
Hasrat Terpendam Manusia

Lantas, kenapa sih, film horor bisa segitu banyaknya menyerbu industri film kita? Melansir dari cinemapoetica.com, Sigmund Freud yang merupakan pakar psikoanalisis bilang kalau ada hasrat terpendam manusia di bawah alam sadar. Horor atau hal-hal yang berbau mistis ini, adalah salah satunya. Horor berasal dari sesuatu yang ganjil, ditandai dengan kemunculan imaji dan pikiran primitif manusia yang sebelumnya tertekan oleh ego yang beradab.
Maka dari itu, horor disukai. Bahkan menurut Aristoteles, manusia memang senang dengan kisah-kisah seram penuh kekejaman karena bisa membawa katarsis atau kelegaan emosional dalam dirinya.
Film Horor di Indonesia yang Pertama

Di Indonesia sendiri, film hantu pertama yang muncul adalah Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (1934). Film ini bercerita soal dua siluman ular yang ingin bisa hidup sebagai manusia biasa. Sejak itu, film horor di Indonesia semakin berkembang. Tahun 1971 jadi titik baliknya. Quipperian pasti pernah dengar kan, film Beranak dalam Kubur? Film ini jadi film horor debut Suzanna, sang ratu horor Indonesia.
Di era 1970-1990an inilah, film horor Indonesia yang mengangkat tema cerita rakyat dengan unsur kekerasan, seks, dan komedi mulai muncul dan berkembang. Penonton suka sekali dengan film horor yang seperti ini dan berimbas pada luar biasa lakunya film horor di pasaran.
Film Horor Tahun 2000-an hingga Kini

Film Jelangkung (2001) jadi salah satu film yang jadi titik balik film horor Indonesia masa kini. Waktu pengambilan gambarnya hanya dua minggu dan biaya total produksi sekitar Rp1 miliar, film ini ditonton sama sekitar 1,5 juta penonton selama diputar di layar lebar. Film Jelangkung berkisah soal empat remaja asal Jakarta yang penasaran untuk mencari penampakan setan ke desa Angkerbatu di Jawa Barat. Apa Quipperian pernah nonton film ini?
Tren uji nyali anak muda yang dilakukan sama Jelangkung pun diadopsi sama film-film horor selanjutnya. Film-film ini dibuat sengaja untuk menyasar pasar anak muda. Anak muda milenial di kota, yang punya rasa penasaran berlebih soal hal mistis.
Ongkos produksi murah dan jaminan membludaknya jumlah penonton kemudian jadi alasan terus bertahannya film horor anak muda kayak gini. Menurut data dari filmindonesia.or.id, 70 film Indonesia terlaris 2007-2015, 16 judul di antaranya bergenre horor.
Mungkin, diangkatnya kehidupan perkotaan anak muda di era globalisasi, jadi salah satu alasan kenapa film horor di Indonesia laris banget. Kehidupan yang dekat dengan keseharian para penontonnya, familiaritas penonton terhadap cerita yang diangkat, jadi kekuatan film horor Indonesia.
Kalau kamu gimana, Quipperian? Apakah termasuk salah satu dari sekian banyak penggemar film horor Indonesia? Eh tapi, walau suka nonton, jangan lupa belajar. ya. Biar soal-soal ujian yang kamu hadapi enggak terasa horror!
Sumber:
Penulis: Kiram