Home » Tips & Trick » Your Life » Kenali Ragam Istilah Peristiwa 1965 Agar Kalian Tak Lagi Keliru

Kenali Ragam Istilah Peristiwa 1965 Agar Kalian Tak Lagi Keliru

Quipperian sering banget kan merasa suasana lini masa agak menegang di pengujung bulan September? Warganet mendadak rajin memperdebatkan peristiwa berdarah di tahun 1965. Dari mulai hal remeh-temeh tentang siapa pelaku dan motifnya hingga keterlibatan agen asing di dalam operasi pembunuhan keenam jenderal dan seorang perwira Angkatan Darat.

Ngomongin teori konspirasi memang seru banget, gaes. Tapi, jangan sampai kalian mengesampingkan hal-hal kecil. Boleh banget kok kalian mengorek informasi keberadaan agen intelijen asing, atau teori konspirasi di seputar Peristiwa 1965,

tentu dibarengi pula dengan pengetahuan mendalam seluruh aspek.

Paling gampang, apakah kalian mengerti beda Gestapu, Gestok, dan G30S/PKI? Pertanyaan itu simple banget kok gengz, tapi sangat susah untuk dijawab. Well, gimana kalo kita bahas beragam istilah tentang tragedi berdarah dini hari di tanggal 1 Oktober 1965 tersebut untuk bekal pengetahuanmu? Cus, simak baiq-baiq ulasannya!

Gestapu

Gerakan September Tiga Puluh atau disingkat Gestapu kali pertama muncul di surat kabar-surat kabar corong TNI, seperti Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata beberapa hari usai peristiwa.

“Soegandhi dikenal sebagai perwira tinggi yang memperkenalkan singkatan Gestapu untuk Gerakan September Tiga Puluh,” tulis wartawan senior, Salim Said dalam buku Gestapu 65: PKI, Aidit, Soekarno, dan Soeharto.

Direktur Penerangan Staf Angkatan Bersenjata (SAB) sekaligus Pemimpin Umum koran Angkatan Bersenjata, Brigjen TNI Soegandhi memperkenalkan istilah Gestapu karena kejadian penculikan dan pembunuhan 6 jenderal dan 1 perwira TNI di Lubang Buaya terjadi pada tanggal 30 September 1965.

Istilah tersebut begitu menguat karena hanya koran-koran terbitan TNI saja bisa melenggang mengabarkan kejadian tersebut. “Angkatan Darat memberangus hampir semua surat kabar dalam pekan pertama Oktober 1965 dan menerapkan sensor terhadap beberapa di antaranya yang mendapat izin kembali,” tulis John Roosa dalam Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto.

Gestapu sebagai penamaan kejadian bukan tanpa celah. “Ahli-ahli propaganda Soeharto menemukan akronim untuk G-30-S, yang dikaitkan dengan polisi rahasia Nazi Jerman (Gestapo). Akronim itu, Gestapu, tidak sesuai dengan kepanjangan yang berbunyi Gerakan Tiga Puluh September,” tulis John Roosa.

Ketidaksesuaian itu terjadi karena peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal berlangsung pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Presiden Soekarno pun menolak menggunakan istilah Gestapu.

Gestok

Pemberitaan media massa seusai peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal begitu masif menyebut PKI dan organisasi di bawahnya, seperti Pemuda Rakyat dan Gerwani, terlibat pada serangkain aksi tersebut.

Dua surat kabar, Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata, secara berkala melaporkan update mengenai peristiwa tersebut dengan menggunakan istilah Gestapu.  Masyarakat terbakar amarah mengetahui aksi tersebut sebagaimana termuat di surat kabar. Massa menuntut pembubaran PKI. Bahkan menuntut Soekarno berhenti.

Para pendemo bahkan menjuluki Soekarno sebagai “Gestapu Agung.” Dengan gelar itu, menurut Hersri Setiawan dalam Kamus Gestok, para kesatuan aksi bermaksud menempatkan Soekarno sebagai dalang utama di balik peristiwa G30S.

Soekarno menolak menyebut G30S dipimpin Letnan Kolonel Untung Samsuri disebut Gestapu. Ia memberikan istilah berbeda.

Setelah berkali-kali memberikan keterangan lisan menolak istilah Gestapu, Soekarno secara terbuka pada sidang kabinet pertama setelah peristiwa berdarah, tepatnya tanggal 9 Oktober 1965, mengajukan istilah Gestok atau akronim Gerakan Satu Oktober.

Meski begitu, suara Soekarno untuk memberi alternatif lain terhadap istilah gerakan tersebut tak digubris karena opini masyarakat telah menguat.

G30S/PKI

Bagi Quipperian mungkin istilah G30S/PKI masih menjadi pilihan populer untuk menyebut peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal di tahun 1965.

Sebutan itu memang menguat di masa Orde Baru. Seluruh buku pelajaran memuat secara gamblang istilah tersebut. Bahkan, melalui film propaganda Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, anak-anak Indonesia terpatri ingatannya untuk terus mewarisinya.

Sebelum Reformasi, seluruh murid di berbagai jenjang pendidikan diharuskan menonton film garapan Arifin C Noer dan membuat resensinya. Di film itu tergambar betapa kejinya PKI dan Gerwani membunuh para jenderal di Lubang Buaya.

Orde Baru secara terang benderang menggunakan istilah tersebut untuk memberi kesan G30S sebagai gerakan PKI, sehingga muncul G30S/PKI.

Setelah Reformasi, Orde Baru tak lagi berkuasa, narasi besar tentang peristiwa kelam di tahun 1965 mulai berubah. Beberapa sejarawan memberi perspektif berbeda tentang kisah tersebut dan menolak menggunakan istilah G30S/PKI.

Keterlibatan PKI sebagai sebuah partai pada peristiwa tersebut masih menjadi perdebatan lantaran banyak dokumen penting hilang. Berbagai publikasi ilmiah mengenai kejadian-kejadian di tahun 1965 membuktikan PKI bukanlah aspek tunggal.

Maka, pasca reformasi banyak sejarawan menghilangkan PKI pada istilah tersebut menjadi G30S. Di beberapa buku pelajaran pun hanya tertulis G30S.

Peristiwa 1965

Sebagian ahli bahkan menyebut perstiwa itu saling berkait, mulai pra, hari pelaksanaan, dan pasca. Maka tak cukup hanya menyebut G30S. Mereka berpendapat tragedi kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan sebagai Peristiwa 1965.

Kejadian-kejadian di tahun 1965 itu tidak hanya merenggut nyawa 6 jenderal dan satu perwira di Lubang Buaya, tetapi ribuan simpatisan, anggota, dan orang dicap PKI hingga Soekarnois meregang nyawa.

Seluruh simpatisan, anggota, bahkan orang dicap PKI dan Soekarnois kala itu bisa menjadi sasaran. Mereka dibawa ke suatu tempat untuk dieksekusi dan dimasukan ke penjara tanpa proses pengadilan.

Stigma negatif pun masih terbawa ketika mereka telah keluar dari penjara karena dianggap PKI, musuh negara, dan pembunuh para jenderal. Jelas, kejadian tersebut tak bisa hanya dilepaskan pada G30S, tapi Peristiwa 1965.

Quipperian, gimana dengan penjelasan Quipper Blog di atas? Semoga dengan penjelasan ini, kalian jadi lebih mengerti dan terbuka terhadap Peristiwa 1965, ya. Baca terus buku sejarah dari berbagai sumber dan jangan lupa kunjungi Quipper Blog untuk artikel Sejarah menarik lainnya. Sampai jumpa!

Cara Asyik Melawan Lupa Lewat 5 Film Berlatar Peristiwa G30S!

Penulis: Rahmat Ali

Lainya untuk Anda