Pengertian AKM Sekolah, Tujuan, dan Contoh Soal

Apa itu AKM? Meskipun sudah diberlakukan sejak tahun 2021, tetapi masih ada sebagian orang yang belum memahami tentang AKM.

Nah, AKM adalah singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum yang akan digunakan sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). Lantas, apa tujuan AKM ini? Siswa kelas berapa saja yang mulai menggunakan AKM ini? Bagaimana penilaiannya?

Tenang, semua pertanyaan tersebut akan dibahas secara lengkap dalam artikel ini, mulai dari pengertian, tujuan, penerapannya, penilaian, hingga contoh soal AKM. Mari, simak bersama pembahasannya!

Apa Itu AKM?

Mengutip dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemendikbud, AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Singkatnya, AKM adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menilai kemampuan dasar siswa secara individual. Ada dua kemampuan dasar yang ditekankan pada asesmen ini, yaitu literasi dan numerasi.

Asesmen Kompetensi Minimum sudah mulai diterapkan pada tahun 2021 dan akan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN). Itu artinya, tahun 2020 adalah tahun terakhir siswa mengikuti UN karena di tahun-tahun berikutnya, mereka akan mengikuti AKM.

Mengutip dari laman Kemendikbud, adapun alasan yang mendasari UN digantikan dengan AKM adalah penerapan UN tidak sesuai dengan tujuan pendidikan abad ke-21 yang mana ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kompetensi lain yang lebih relevan dengan abad globalisasi ini.

Selain itu, UN juga kurang mendorong guru untuk menggunakan metode pengajaran yang lebih efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Terakhir, UN dinilai kurang optimal dalam memperbaiki mutu pendidikan secara nasional.

Untuk Apa AKM Diadakan?

Adapun tujuan diadakannya AKM adalah untuk mendapatkan informasi akurat mengenai kemampuan siswa dalam belajar sehingga kualitas pembelajaran yang dirasa masih kurang baik dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Pasalnya, kualitas pembelajaran ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Secara garis besar, tujuan utama AKM ini adalah meningkatkan mutu pendidikan siswa di Indonesia.

Setelah siswa mengikuti AKM, nantinya sekolah akan menerima hasil asesmen tersebut. Hasil AKM ini dapat digunakan guru untuk merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, serta sesuai dengan tingkat capaian siswa. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah dalam menguasai materi suatu mata pelajaran.

AKM untuk Siswa Kelas Berapa?

Berbeda dengan UN yang biasanya diadakan di tahun terakhir jenjang sekolah, AKM justru diadakan di pertengahan jenjang sekolah, seperti kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA. Mengapa diadakan di pertengahan jenjang sekolah?

Nah, tujuannya adalah supaya sekolah dapat memanfaatkan hasil AKM untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswanya.

Selain itu, tidak semua siswa akan mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum ini. Hanya ada beberapa siswa saja yang akan dipilih secara acak dengan kriteria tertentu oleh Kemendikbud untuk mengikuti asesmen ini.

Dilansir dari laman sekolah SMA Negeri 1 Pariangan, untuk siswa AKM SD maksimal diikuti oleh 30 siswa, AKM SMP maksimal diikuti oleh 45 siswa, dan AKM SMA maksimal diikuti oleh 45 siswa.

Siswa yang tidak dipilih untuk mengikuti AKM tidak perlu khawatir karena tidak akan mempengaruhi nilai di sekolah. Selain itu, meskipun AKM berperan sebagai pengganti UN, tetapi hasil tes AKM tidak akan menjadi penentu kelulusan ataupun menjadi syarat untuk melanjutkan jenjang pendidikan.

Dengan begitu, siswa dapat belajar dengan lebih tenang. Guru dan orang tua juga tidak perlu khawatir dengan hasil tes AKM ini.

Sebaliknya, hasil tes AKM bisa guru jadikan sebagai umpan balik atau feedback agar dapat menyusun strategi belajar yang lebih baik.

Soal AKM Seperti Apa?

Perlu diketahui, ada dua kompetensi dasar yang menjadi fokus utama penilaian AKM, yaitu literasi dan numerasi.

1. Literasi

Asesmen literasi adalah asesmen yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks. Dengan kemampuan literasi yang baik, siswa diharapkan mampu mengembangkan diri, menyelesaikan permasalahan sendiri, dan berkontribusi secara aktif di masyarakat.

2. Numerasi

Asesmen numerasi adalah asesmen yang dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dalam menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

Selain itu, kompetensi terkait literasi dan numerasi ini akan ditinjau dari tiga aspek, yaitu konten, proses kognitif, dan konteks.

Adapun bentuk soal AKM adalah pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai bentuk soal AKM ini.

  • Untuk pilihan ganda, terdapat pokok soal dan beberapa pilihan jawaban dengan satu jawaban yang benar. Siswa hanya boleh memilih satu jawaban saja yang dianggap paling benar.
  • Untuk pilihan ganda kompleks, terdiri dari pokok soal dan beberapa pernyataan. Pernyataan tersebut akan diikuti dengan kolom pilihan jawaban ya atau tidak, benar atau salah, atau lebih dari 2 pilihan jawaban. Siswa dapat memberikan lebih dari satu jawaban dengan cara memberi tanda centang pada kolom yang tersedia.
  • Untuk jawaban menjodohkan, bentuk soalnya terdiri dari dua lajur, yaitu lajur kiri untuk poko soal dan lajur kanan untuk jawaban. Untuk menjawabnya, siswa harus menghubungkan pokok soal dengan jawaban yang paling tepat.
  • Untuk isian singkat, bentuk soalnya tersusun dalam kalimat berita. Siswa dapat memberikan jawaban dalam bentuk bilangan, menyebutkan nama, kata, simbol, atau jawaban lainnya.
  • Sementar untuk soal uraian atau esai, siswa dapat memberikan jawaban dalam bentuk kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Adapun jumlah soal yang diujikan pada AKM adalah 36 soal untuk masing-masing literasi dan numerasi yang terbagi ke dalam tiga stage dengan waktu pengerjaan 90 menit.

Mata Pelajaran Apa Saja yang Diujikan dalam AKM?

Dalam AKM, tidak ada mata pelajaran tertentu yang akan diujikan. Hal ini dikarenakan soal yang disajikan bersifat multi disiplin ilmu.

Jadi, dalam satu soal bisa memuat materi dari berbagai mata pelajaran yang saling berkaitan.

Selain itu, soal-soal AKM juga bersifat HOTS (Higher Order Thinking Skill) sehingga jenis soalnya lebih mengarah pada kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menemukan jawaban yang tepat.

Bagaimana penilaian AKM?

AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini berfokus pada dua aspek kompetensi minimum, yaitu literasi dan numerasi sehingga penilaian kompetensi ini akan mencakup tiga hal, yakni:

  • Kecakapan dalam berpikir logis-sistematis
  • Kemampuan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari
  • Keterampilan memilah dan mengolah informasi yang didapatkan oleh siswa

Contoh soal AKM

Adapun beberapa contoh soal AKM adalah sebagai berikut.

Contoh Soal 1

Urus KTP? Siapa takut! Lengkapi berkas Anda! Datang ke kelurahan setempat. Dijamin satu jam selesai!

Penjelasan isi kalimat keempat pada teks iklan tersebut adalah …

  1. Mengurus KTP bisa selesai dalam satu jam
  2. Mengurus KTP tidak perlu merasa takut
  3. Mengurus KTP dengan melengkapi berkas
  4. Mengurus KTP di kelurahan masing-masing

Jawaban: C

Pembahasan: Kunci utama dalam kalimat tersebut terletak pada “Lengkapi berkas Anda”. Sebab, syarat utama pengurusan KTP adalah berkas-berkas yang dibutuhkan harus lengkap.

Contoh Soal 2

Ibu mempunyai telur yang disimpan di 5 keranjang. Setiap keranjang berisi 175 telur. Ibu membagikan 550 telur kepada saudaranya. Sisa telur Ibu adalah … butir.

  1. 375
  2. 425
  3. 325
  4. 225

Jawaban: C

Pembahasan: Coba perhatikan kalimat pertama dan kalimat kedua. Ibu memiliki 5 kerajang dan setiap keranjang berisi 175 telur.

Itu artinya, Ibu memiliki telur secara keseluruhan sebanyak: 5 keranjang x 175 telur = 875 butir telur.

Kemudian, ibu membagikan 550 butir telur kepada saudaranya. Jadi, 875 butir telur yang dimiliki ibu harus dikurangkan dengan 550 butir telur karena diberikannya kepada saudara sehingga sisa telur yang dimiliki adalah 875 – 550 = 325 butir telur.

Contoh Soal 3

Tamo masuk ruang kelas. Langkahnya tegap cermin ketegasan. Memang, menurutnya harus demikian seorang guru bertingkah laku di depan kelas. Setelan wajah kendor tanpa beban. Sorot matanya tajam, tapi tak menakutkan. Gaya bicaranya lambat, tapi lancar dan jelas. Langkah kakinya aktif menjelajah lorong meja-meja seluruh kelas. Mata anak didiknya, diberi jatah tatapan yang adil dan merata. Sesekali memberikan kesempatan siswa tertawa lepas.

Penggalan cerpen di atas menggunakan sudut pandang …

  1. orang ketiga di luar cerita
  2. orang ketiga di dalam cerita
  3. orang ketiga jamak
  4. orang kedua

Jawaban: A

Pembahasan: Untuk menjawab soal ini, siswa harus memahami sudut pandang yang sering digunakan dalam penulisan cerpen. Kemudian, perhatikan gaya penulis bercerita.

Dari gaya penulis bercerita, bisa diketahui bahwa penulis berperan sebagai orang ketiga yang mengisahkan si tokoh utama, yaitu Tamo tanpa mengetahui isi hati dan pikiran tokoh utama cerita sehingga sudut pandang yang digunakannya adalah orang ketiga di luar cerita.

Demikian pembahasan mengenai AKM sekolah yang digunakan sebagai pengganti UN. Semoga bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu.

Lainya Untuk Anda

Strategi Diferensiasi dalam Persiapan SNPMB: Memahami Kebutuhan Siswa secara Individu

Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa untuk Hadapi SNBP dan SNBT

Menerapkan Pendekatan Diferensiasi dalam Mengajar Mata Pelajaran Pilihan