Pahami Indikator Soal dari Pengertian, Fungsi hingga Contoh Penerapannya

Salah satu tolok ukur keberhasilan seorang guru pada pembelajaran adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal ujian, baik ujian sumatif maupun formatif. Dalam menyusun soal pun, Bapak/Ibu harus berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Kisi-kisi tersebut memuat indikator soal yang nantinya bisa dijadikan acuan belajar peserta didik. Lalu, apa yang dimaksud indikator soal itu? Pada artikel ini, Quipper Blog akan membahas pengertian indikator soal, fungsi, syarat indikator soal yang baik, rumusan, hingga contoh indikatornya. Mari, simak ulasan selengkapnya!

Pengertian Indikator Soal

Indikator soal adalah suatu tolok ukur pencapaian KD yang bisa dibuktikan secara terukur melalui perubahan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator ini merupakan unsur penting yang harus diperhatikan saat Bapak/Ibu sedang membuat kisi-kisi soal. Melalui indikator soal, Bapak/Ibu bisa dengan mudah mengetahui kesesuaian soal dan tujuan pembelajaran. Jika indikatornya tidak sesuai, sudah pasti tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Fungsi Indikator Soal

Saat membuat kisi-kisi, Bapak/Ibu harus bisa mengembangkan indikator soal yang sesuai dengan karakter peserta didik. Dalam hal ini, fungsi indikator soal adalah sebagai berikut.

  1. Sebagai alat ukur kesesuaian antara isi soal dan tujuan pembelajaran.
  2. Sebagai pedoman peserta didik dalam mempersiapkan materi ujian.
  3. Sebagai pedoman guru dalam mengukur tingkat kompetensi peserta didiknya.
  4. Sebagai acuan dalam menentukan kualitas soal, mulai dari sebaran level kognitif hingga tingkat kesulitan.
  5. Sebagai pedoman dalam mengembangkan soal-soal HOTS.
  6. Sebagai pedoman dalam menyusun instrumen penilaian.
  7. Sebagai petunjuk ketercapaian KD.

Syarat Indikator Soal yang Baik

Suatu indikator soal dikatakan baik dan benar jika memenuhi syarat-syarat berikut.

Menggunakan Kata Kerja Operasional yang Sesuai dan Bisa Diukur

Kata kerja yang digunakan pada soal pilihan ganda maksimal hanya satu. Sementara untuk kata kerja soal uraian bisa lebih dari satu. Kata kerja itu harus bisa dibuktikan secara terukur kebenarannya. Misalnya “peserta didik dapat menghitung energi kinetik rata-rata partikel gas”, “peserta didik dapat menemukan gagasan utama paragraf induktif”, dan sebagainya. Dari dua contoh tersebut, kata kerja operasional yang digunakan adalah “menghitung” dan “menemukan”.

Bisa Dikembangkan Menjadi Soal beserta Pengecohnya

Salah satu syarat indikator yang baik adalah indikator tersebut bisa dikembangkan menjadi soal. Tentu akan lebih baik lagi jika bisa dikembangkan pengecohnya. Sebenarnya, pengecoh merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam membuat soal. Dengan adanya pengecoh, daya analisis peserta didik akan berkembang. Berbeda halnya dengan soal-soal yang sudah pasti tahu jawabannya.

Indikator Soal Sesuai dengan Materi

Pembuatan indikator soal tidak boleh menyimpang dari materi yang dipilih menjadi soal. Namun, Bapak/Ibu bisa mengaitkan materi tersebut dengan materi lain selama tidak keluar dari materi utama. Itu artinya, indikator harus mencerminkan isi KD yang telah dirumuskan.

Rumusan Indikator Soal

Suatu indikator soal dikatakan lengkap jika memuat empat komponen, yaitu sebagai berikut.

Audience

Audience merupakan target sasaran dari soal tersebut. Dalam hal ini, yang berperan sebagai audience adalah peserta didik.

Behavior

Behaviour yang berarti tingkah laku. Artinya, dengan adanya soal tersebut, diharapkan muncul tingkah laku tertentu pada peserta didik. Behavior ini diwujudkan dalam bentuk kata kerja operasional, misalnya “menghitung”, “mendeskripsikan”, “menemukan”, dan sebagainya.

Condition

Condition adalah suatu kondisi tertentu yang diberikan pada peserta didik atau diterima peserta didik saat tingkah lakunya diukur. Artinya, condition ini tidak berlaku saat peserta didik belajar di luar konteks soal.

Degree

Degree adalah derajat keberhasilan yang dibuktikan dengan adanya tingkah laku yang benar.

Perhatikan contoh berikut.

“Disajikan grafik gerak parabola, peserta didik dapat menentukan jangkauan maksimum dengan tepat.

Dari contoh di atas:

  • “Disajikan grafik gerak parabola” berfungsi sebagai condition.
  • “Peserta didik” berfungsi sebagai audience.
  • “Dapat menentukan jangkauan maksimum” berfungsi sebagai behavior.
  • “Dengan tepat” berfungsi sebagai degree.

Model Indikator Soal 

Secara umum, model indikator soal dibagi menjadi dua, yakni model pertama dengan kondisi di awal kalimat dan model kedua dengan subjek atau peserta didik di awal kalimat. Lalu, apa perbedaan antara kedua model tersebut?

Model Pertama

Model pertama, yaitu model indikator yang menyertakan suatu stimulus, seperti gambar, tabel, teks bacaan, atau infografis. Dengan adanya stimulus ini, kondisi peserta didik diletakkan di awal kalimat. Contoh “Disajikan sebuah infografis penggunaan energi alternatif, peserta didik dapat menentukan kesimpulan yang benar terkait infografis tersebut.”

Model Kedua

Model kedua ditujukan untuk indikator soal yang tidak disertai stimulus. Pada model ini, audience dan behaviour berada di awal kalimat. Contoh “Peserta didik dapat menghitung energi kinetik rata-rata gas diatomik dengan tepat”.

Nah, soal-soal yang nantinya dibuat harus sesuai dengan indikator soalnya.

Kata Kerja Profesional pada Rumusan Indikator Soal

Tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami soal dibagi menjadi tiga level kognitif, yaitu level 1, level 2, dan level 3. Setiap level memuat kata kerja profesional yang berbeda-beda. Itu artinya, kata kerja profesional yang digunakan di dalam indikator soal mencerminkan level kognitif soal tersebut.

Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 1

Dalam taksonomi Bloom, level 1 terdiri dari C1 dan C2. Kata kerja yang digunakan pada C1 maupun C2 adalah sebagai berikut.

  • C1 (kemampuan mengingat)
    Kata kerja profesional yang digunakan meliputi menyebutkan, menunjukkan, memilih, mengidentifikasi, menyebutkan kembali, dan menuliskan kembali.
  • C2 (kemampuan memahami)
    Kata kerja profesional yang digunakan meliputi menafsirkan, memparafrasekan, membandingkan, menyimpulkan, menguraikan, mendeskripsikan, merangkum, mengelompokkan, dan lainnya.

Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 2

Dalam taksonomi Bloom, level 2 terdiri dari C3 (mengaplikasikan). Kata kerja operasional yang bisa digunakan pada C3 meliputi, menghitung, memperagakan, menerapkan, menggunakan, memodifikasi, mentransfer, dan lainnya.

Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 3

Dalam taksonomi Bloom, level 3 terdiri dari C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Adapun kata kerja yang digunakan pada ketiga tingkatan adalah sebagai berikut.

  • C4 (kemampuan menganalisis)
    kata kerja yang digunakan meliputi membuat diagram, membandingkan, menganalisis, menghubungkan, menunjukkan, dan lainnya.
  • C5 (kemampuan mengevaluasi)
    kata kerja yang digunakan meliputi mengkritik, menilai, memeriksa, dan lainnya.
  • C6 (kemampuan mencipta)
    kata kerja operasional yang digunakan meliputi merancang, membuat, memproduksi, merencanakan, dan sebagainya.

Contoh Penerapan Indikator Soal pada Kisi-Kisi

Kisi-kisi adalah pedoman yang bisa dijadikan dasar penyusunan soal. Di dalam kisi-kisi, terdapat beberapa elemen yang menjadi identitas soal. Salah satunya indikator. Berikut ini merupakan contoh penerapan indikator soal pada kisi-kisi.

Muatan MapelKompetensi DasarIndikator SoalBentuk soalNomor
Fisika3.2 Menganalisis muatan listrik, gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik, serta penerapannya pada berbagai kasus.Disajikan lima pernyataan, peserta didik dapat memahami konsep dasar fluks listrik dengan tepat.Pilihan ganda1
Disajikan ilustrasi tiga muatan, peserta didik dapat menghitung kuat medan listrik pada salah satu muatan dengan tepat.Pilihan ganda2
Peserta didik dapat menentukan energi potensial listrik dengan tepat.Pilihan ganda3
3.3 Menganalisis medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologiDisajikan ilustrasi kawat yang dialiri arus listrik, peserta didik dapat menghitung induksi magnetik di pusat kawat dengan tepat.Pilihan ganda 4
Disajikan ilustrasi muatan listrik yang bergerak di dalam medan magnet, peserta didik dapat menganalisis besar dan arah gaya magnetnya dengan tepat.Pilihan ganda5
Peserta didik dapat memahami penerapan induksi magnetik pada produk teknologi.Pilihan ganda6
3.4 Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hariPeserta didik dapat menghitung ggl induksi antar ujung kawat.Pilihan ganda7
3.5 Menganalisis rangkaian arus bolak balik (AC) serta penerapannyaDisajikan tabel jumlah lilitan dan arus transformator, peserta didik dapat menganalisis jenis transformator dengan tepat.Pilihan ganda8
Disajikan gambar rangkaian kapasitif, peserta didik dapat menghitung reaktansi kapasitif dengan tepat.Pilihan ganda9

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang indikator soal. Semoga bisa bermanfaat. Jika Bapak/ibu ingin mendapatkan pembahasan menarik lainnya tentang dunia guru, silahkan update terus Quipper Blog. Salam Quipper!

Lainya Untuk Anda

Strategi Diferensiasi dalam Persiapan SNPMB: Memahami Kebutuhan Siswa secara Individu

Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa untuk Hadapi SNBP dan SNBT

Menerapkan Pendekatan Diferensiasi dalam Mengajar Mata Pelajaran Pilihan