Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri beserta Tujuan, Karakteristik, Jenis, dan Contoh

Quipperian, tahukah kalian apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri? Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran berbasis aktivitas yang pertama kali hadir di Indonesia. Model pembelajaran ini mengajak para peserta didik untuk selalu beraktivitas secara maksimal.

Pada implementasi pertamanya, model pembelajaran inkuiri ini diterapkan pada proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sementara di sekolah menengah, model ini diimplementasikan pada mata pelajaran fisika, kimia dan biologi. Kemudian, agar Quipperian dapat memahami model pembelajaran inkuiri, mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, jenis, hingga contoh implementasinya, kalian bisa simak artikel ini sampai habis.

Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang berbasis aktivitas, sehingga dapat mengaktifkan proses belajar siswa. Melalui model pembelajaran inkuiri akan membantu mengembangkan keterampilan berfikir secara kritis dan kreatif, sekaligus melatih keterampilan berkolaborasi secara terbuka bagi peserta didik.

Proses pembelajaran ini dikembangkan agar peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pengamatan, menanya, mencoba, mengolah data, dan menyajikan, serta menyimpulkan atau bahkan menciptakan suatu inovasi baru. Keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran secara maksimal merupakan suatu aktivitas aktif. Maka dari itu, diharapkan dengan aktivitas tersebut dapat memicu interaksi para peserta didik dan meningkatkan keterampilan literasinya.

Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, inkuiri berasal dari kata inquiry dan to inquire yang merupakan kata dalam Bahasa Inggris. Kata inquiry dan to inquire memiliki arti yang sama, yaitu ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban, terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah sendiri merupakan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.

Namun, dalam model pembelajaran inkuiri, Piaget (Wartono, 1996) mengartikannya sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Dalam artian yang lebih luas, yaitu siswa ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan dengan cara mereka sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka pengertian model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses belajar yang ditempuh untuk mendapatkan informasi agar dapat memecahkan suatu permasalahan, dimana siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.

Apa tujuan model pembelajaran inkuiri?

Wina Sanjaya (2006) menyatakan bahwa, tujuan model pembelajaran inkuiri adalah membantu siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

Tujuan model pembelajaran inkuiri dalam mengembangkan kemampuan intelektual juga merupakan bagian dari proses pembentukan mental. Oleh sebab itu, dalam implementasi model pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, tapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimiliki.

Apa ciri-ciri model pembelajaran inkuiri?

Selanjutnya, Wina Sanjaya (2006), Martinis Yamin (2006) dalam karangan Mulyono (2011:72), serta Al-Tabani (2014: 80) sama-sama menyatakan karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran inkuiri sebagai berikut.

  1. Inkuiri lebih menekankan aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan secara maksimal, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
  2. Seluruh aktivitas siswa difokuskan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang tengah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self-belief). Artinya, dalam model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
  3. Melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri, kemampuan intelektual yang sebagai bagian dari proses mental siswa harus dapat lebih berkembang, terutama dalam mengembangkan berpikir secara sistematis, logis, dan berpikir kritis para peserta didik. Sebab, siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, tapi juga menggunakan potensi yang mereka miliki selama proses pembelajaran.

Apa jenis-jenis model pembelajaran inkuiri?

Inkuiri memiliki macam-macam model pembelajaran. Terdapat beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Runika (2009: 1) adalah (1) guided inquiry, (2) modified inquiry, (3) free inquiry, (4) inquiry role approach, (5) invitation into inquiry, (6) pictorial riddle, (7) synectic lessons, dan (8) value clarification.

Namun, penerapan model pembelajaran inkuiri di Indonesia hanya tiga jenis saja, yaitu berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis model pembelajaran inkuiri tersebut adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas (free inquiry), dan inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry).

1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry)

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah proses belajar dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya

Inkuiri terbimbing cocok digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan inkuiri. Dengan inkuiri, ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Pada jenis inkuiri ini, siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan, baik melalui diskusi kelompok maupun individual. Tujuannya agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya, selama proses belajar berlangsung siswa akan memperoleh pedoman sesuai yang diperlukan.

Kemudian, di tahap awal, guru akan banyak memberikan bimbingan, dan mengurangi intensitas bimbingan tersebut pada tahap-tahap berikutnya, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan pun dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat membuat siswa memahami konsep pelajaran matematika.

Di samping itu, guru dapat memberikan bimbingan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama proses belajar berlangsung, guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru bisa mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh siswa.

2. Inkuiri Bebas (free inquiry)

Model pembelajaran inkuiri bebas ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan inkuiri. Inkuiri bebas menempatkan siswa seolah-olah bekerja layaknya seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan masalah untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, guru akan sangat sedikit memberikan bimbingan atau bahkan tidak ada arahan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan model ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended, dan mempunyai alternatif pemecah masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, akan ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau bahkan belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

  1. Waktu yang diperlukan untuk aktivitas menemukan relatif lama, sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.
  2. Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, tak bisa dipungkiri adanya kemungkinan topik yang dipilih oleh siswa di luar konteks yang terdapat dalam kurikulum.
  3. Ada pula kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil perolehan siswa.
  4. Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, maka ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry)

Jenis model pembelajaran inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua inkuiri sebelumnya, yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Meski begitu, permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau beracuan dengan kurikulum yang telah ada.

Artinya, dalam inkuiri ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, tapi siswa yang belajar dengan inkuiri ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun, bimbingan yang diberikan pun lebih sedikit dari inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam inkuiri jenis ini, guru membatasi adanya bimbingan supaya siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan para siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Akan tetapi, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut.

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah awal untuk membangun suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, guru akan mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam tahap orientasi adalah:

  1. Menjelaskan topik yang akan dipelajari beserta tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
  2. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Disini, guru dapat menjelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan dari setiap langkahnya, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai merumuskan kesimpulan.
  3. Menjelaskan pentingnya topik pembelajaran dan kegiatan belajar. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan motivasi belajar pada siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah adalah langkah untuk membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan tentunya yang menantang siswa untuk berpikir dalam memecahkan teka-teki sesuai rumusan masalah yang ingin dikaji. Sebab, masalah tersebut ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

3. Merumuskan hipotesis

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap siswa adalah dengan mengadakan berbagai pertanyaan yang mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara, atau merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari permasalahan yang dibahas.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas mencari informasi untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, pengumpulan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan intelektual.

Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemicu, agar siswa berfikir untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima, sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, tapi harus didukung oleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang telah diperoleh dari hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan goals-nya dalam pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat, maka sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana saja yang relevan.

Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran inkuiri?

Tentunya tidak ada model pembelajaran yang sempurna di dunia ini. Model pembelajaran inkuiri pun juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

  1. Membantu menggunakan daya ingat siswa dan mentransfernya pada situasi-situasi belajar.
  2. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas kemauan atau inisiatifnya sendiri.
  3. Mendorong siswa untuk berpikir secara inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
  4. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
  5. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
  6. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri setiap siswa.
  7. Memungkinkan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar di luar sekolah, dan tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
  8. Menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal).
  9. Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Siswa dengan kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa lain yang lemah dalam belajar.

Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

  1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Sulit untuk merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  3. Terkadang dalam mengimplementasikannya, diperlukan waktu yang panjang, sehingga guru kerap kesulitan dalam menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan.
  5. Memerlukan adanya perubahan kebiasaan cara belajar peserta didik yang menerima informasi dari guru apa adanya, menjadi belajar secara mandiri dan kelompok, dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
  6. Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah dilakukan bertahun-tahun.
  7. Guru dituntut mengubah cara mengajar yang umumnya sebagai penyaji informasi, lalu menjadi fasilitator dan motivator. Hal tersebut tentunya tidak mudah dilakukan.
  8. Model pembelajaran inkuiri dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan sumber belajar dan fasilitas yang memadai, tapi tidak selalu tersedia.
  9. Model pembelajaran inkuiri tidak efisien, khususnya untuk mengajar peserta didik dalam jumlah besar, sedangkan jumlah guru terbatas.

Contoh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Kimia

Implementasi model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran kimia disajikan pada tabel berikut.

Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) pada Materi Pokok Perubahan Entalpi

Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Deskripsi Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan Orientasi
  • Mengkondisikan peserta didik untuk belajar
  • Guru mengecek pengetahuan sebelumnya sebagai prasyarat untuk mempelajari materi selanjutnya.
  • Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dengan menunjukkan media peta konsep.
10 Menit
Kegiatan Inti Merumuskan Masalah
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
  • Guru membagi peserta didik dalam kelompok
  • Guru membagikan LKS kepada peserta didik yang sudah berisi rumusan masalah.
35 Menit
Merumuskan Hipotesis
    
  • Guru membimbing peserta didik membuat rumusan hipotesis percobaan yang akan dilakukan.
15 Menit
Menguji Hipotesis
  • Guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan.
  • Guru membimbing peserta didik dalam penemuan konsep-konsep yang berkaitan dengan percobaan dari berbagai sumber buku diperpustakaan
  • Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan latihan yang ada di LKS untuk memperkuat hipotesis Percobaan
15 Menit
Merumuskan Kesimpulan
  • Guru mengarahkan peserta didik untuk melaporkan (menyimpulkan) hasil temuannya dan merefleksi kembali apa yang telah dipelajari.
  • Peserta didik melaporkan kesimpulan.
  • Guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang berkinerja baik.
10 Menit
Kegiatan Penutup
  • Guru bersama peserta didik merangkum atau membuat kesimpulan terakhir tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari
  • Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya
5 Menit

Quipperian, itulah pembahasan model pembelajaran inkuiri yang sudah mulai banyak diterapkan di Indonesia. Kalian dapat mempelajari lebih lanjut tentang model pembelajaran inkuiri melalui Quipper Video. Ayo, bergabung sekarang juga!