
Bapak/Ibu guru, asesmen adalah salah satu bagian terpenting dalam pembelajaran. Melalui asesmen, guru dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran.
Namun, dalam melakukan asesmen ada beberapa prinsip dasar asesmen yang harus diperhatikan oleh guru. Lalu, apa saja prinsip-prinsip dasar asesmen dalam Kurikulum Merdeka ini? Bagaimana contoh pelaksanaannya? Untuk mengetahuinya, mari simak artikel berikut ini.
Pengertian Asesmen
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan data siswa secara sistematis untuk memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi siswa. Asesmen tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi selama pembelajaran tersebut berlangsung.
Ini artinya, asesmen tidak hanya berperan sebagai alat untuk mengetahui hasil belajar siswa saja, melainkan bagian dari pembelajaran itu sendiri. Dalam menyusun asesmen, ada prinsip-prinsip asesmen yang harus diperhatikan oleh guru.
Prinsip asesmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik.
Prinsip-prinsip asesmen
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip dasar asesmen Kurikulum Merdeka yang harus diperhatikan guru agar penilaian hasil belajar siswa berjalan lebih efektif.
1. Asesmen merupakan bagian terpadu
Pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Oleh karena itu, asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran, an penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Sebagai pendidik, guru dapat melakukan asesmen di awal pembelajaran sebagai bahan pertimbangan sekaligus pembuatan rancangan pembelajaran. Guru juga dapat melibatkan siswa dalam proses asesmen. Misalnya, melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan saling memberikan umpan balik antarteman.
2. Dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
Asesmen tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Perlu dilakukan perancangan terlebih dahulu, kemudian dilaksanakan sesuai dengan fungsi asesmen itu sendiri.
Namun, guru mendapatkan keleluasaan dalam menggunakan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada berbagai teknik asesmen yang bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya, seperti asesmen formatif dan sumatif.
Selain itu, sebelum melakukan asesmen, guru perlu memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dilakukannya asesmen di awal pembelajaran. Misalnya, asesmen formatif digunakan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam belajar, sedangkan asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar siswa kepada orang tua dan satuan pendidikan lainnya.
3. Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
Sudah seharusnya asesmen dirancang secara adil proporsional, valid, dan dapat dipercaya karena hasil asesmen ini akan digunakan untuk menjelaskan kemajuan belajar siswa, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
Oleh karena itu, guru sebaiknya menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen tidak hanya sebagai sistem penilaian saja, tapi juga menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Nantinya, hasil asesmen ini dapat digunakan guru sebagai bahan untuk penyusunan rencana pembelajaran selanjutnya.
4. Laporan bersifat sederhana dan informatif
Prinsip asesmen berikutnya adalah laporan asesmen harus disajikan secara sederhana dan informatif agar siswa maupun orang tua siswa dapat memahaminya. Informasi yang disajikan berupa penilaian karakter dan kompetensi yang dicapai siswa sekaligus strategi untuk pembelajaran ke depannya.
Selain penyajian laporan yang sederhana dan informatif, pada saat penyerahan laporan hasil belajar, guru juga perlu memberikan umpan balik secara berkala pada siswa dan mendiskusikan strategi belajar selanjutnya bersama-sama. Tak hanya antara guru dan siswa saja, tapi orang tua juga ikut serta dalam pemberian umpan balik dan diskusi strategi belajar ini.
Tujuannya adalah agar orang tua mengetahui bagaimana kegiatan belajar anaknya selama di sekolah.
5. Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi
Asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk menilai dan mengetahui hasil belajar siswa saja. Namun, asesmen juga dapat digunakan sebagai bahan refleksi dari capaian pembelajaran siswa sehingga guru dapat menentukan rencana tindak lanjut atau perbaikan.
Bahkan, tak hanya dapat digunakan oleh guru saja, tapi hasil asesmen ini juga dapat digunakan oleh siswa dan orangtua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Contoh pelaksanaan prinsip asesmen
Untuk memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menerapkan prinsip asesmen, yuk perhatikan contoh pelaksanaannya berikut ini yang dibagi berdasarkan lima prinsip di atas.
Contoh pelaksanaan prinsip asesmen merupakan bagian terpadu
- Guru melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk digunakan sebagai bahan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan belajar siswa.
- Guru merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar siswa dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya.
- Guru memberikan umpan balik dalam bentuk motivasi untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh siswa.
- Guru melibatkan siswa dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
- Guru memberikan siswa kesempatan untuk merefleksikan kemampuan mereka dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen mereka.
- Melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun, guru merancang asesmen untuk mendorong siswa agar terus meningkatkan kompetensinya.
- Pada tingkat pendidikan PAUD, asesmen tidak hanya mencakup berbagai aspek perkembangan yang ada di dalam Capaian Pembelajaran saja, tapi juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Contoh pelaksanaan prinsip asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
- Pada saat merencanakan asesmen, guru tidak hanya memikirkan teknik yang akan digunakan saja, tapi juga memikirkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dilakukannya asesmen di awal pembelajaran.
- Guru menggunakan berbagai teknik asesmen sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen.
Contoh pelaksanaan prinsip asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
- Pada saat melakukan asesmen, guru memastikan bahwa waktu dan durasinya cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
- Guru menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada siswa sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
- Guru berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen.
- Guru menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.
Contoh pelaksanaan prinsip asesmen laporan bersifat sederhana dan informatif
- Laporan kemajuan belajar siswa disusun secara ringkas dan mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami siswa dan orang tua/wali siswa.
- Guru memberikan umpan balik mengenai hasil belajar siswa secara berkala, baik kepada siswa yang bersangkutan maupun orang tua/wali. Kemudian, mendiskusikan bersama-sama tindak lanjutnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki hasil belajar siswa.
Contoh pelaksanaan prinsip hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi
- Guru menyediakan waktu untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
- Guru menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
- Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Prinsip Asesmen Formatif dan Sumatif
Dalam Kurikulum Merdeka, ada dua jenis asesmen yang digunakan, yaitu asesmen formatif dan sumatif. Setiap asesmen memiliki prinsip yang berbeda dalam penerapannya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya mengenai prinsip asesmen formatif dan sumatif.
Prinsip Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan pada awal, pertengahan, akhir pembelajaran, maupun sepanjang pembelajaran berlangsung. Asesmen ini bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik kepada guru maupun siswa agar dapat memperbaiki proses belajar.
Adapun prinsip-prinsip dalam asesmen formatif, antara lain:
- Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
- Merupakan bagian dari rencana pembelajaran.
- Fokus pada proses belajar siswa, termasuk motivasi, gaya, dan strategi belajarnya.
- Melibatkan siswa dalam pelaksanaannya.
- Mengenal tujuan belajar dan kriterianya.
- Membantu siswa untuk memperbaiki diri.
- Mengembangkan kemampuan menilai diri dan teman.
- Melihat setiap pencapaian tujuan belajar.
Prinsip Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran, seperti akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Asesmen ini bertujuan untuk mengetahui hasil capaian pembelajaran siswa.
Berbeda dengan asesmen formatif yang hasilnya tidak akan mempengaruhi nilai rapor atau kelulusan sekolah, hasil asesmen sumatif dapat mempengaruhi nilai rapor maupun keberlanjutan siswa pada tingkat pendidikan selanjutnya. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam asesmen sumatif.
- Berorientasi kepada hasil pembelajaran, bukan proses pembelajaran.
- Bersifat formal dan dapat digunakan sebagai sertifikasi.
- Bersifat komprehensif dan dapat menangani berbagai karakteristik siswa.
- Bebas dari dampak emosional yang merugikan siswa.
- Sebagai alat untuk menentukan nilai atau grade setiap siswa, serta kelulusan mereka di jenjang pendidikan.
- Asesmen harus valid dan dapat diandalkan.
Bapak/Ibu guru, itulah pembahasan mengenai prinsip-prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka beserta contoh pelaksanaannya. Semoga bermanfaat, ya!