Afiks – Arti dan Jenis Afiks

Bahasa Indonesia memiliki berbagai jenis afiks yang dapat digunakan dalam sebuah kalimat.  Apa pengertiannya? Apa saja jenis yang sering digunakan? Lalu, apakah kamu tahu ada afiks yang berasal dari bahasa asing? Yuk, baca ulasan berikut ini, Quipperian!

Apa Itu Afiks?

Afiks atau imbuhan adalah satuan bentuk yang terikat dengan sebuah kata dan membentuk kata baru dengan makna yang berhubungan dengan kata asal. Kata baru tersebut akan mengalami perubahan makna. 

Afiks tidak mempunyai makna leksikal tetapi hanya mempunyai makna gramatikal. Artinya, ia hanya mempunyai makna apabila ditambahkan pada suatu kata. 

Misalnya ber- adalah afiks yang tidak mempunyai arti, sedangkan anak adalah kata dasar. Jika  ber ditambahkan pada anak, maka terbentuk kata baru yaitu beranak yang memiliki arti mempunyai anak. 

Kata usaha dan berusaha memiliki arti kata yang berbeda namun masih berhubungan. Kata beranak adalah kata berimbuhan yang telah mengalami proses pengimbuhan atau afiksasi. 

Nah, penggunaan ber- pada kata dasar yang lain akan memberikan makna kata yang berbeda-beda, lho. Contohnya afiks ber- pada bersepeda memiliki arti menggunakan dan afiks ber- pada berbau memiliki arti mengeluarkan.

Afiks memiliki fungsi dalam penggunaan kalimat aktif ke pasif, maupun pasif ke aktif. Fungsinya dalam kata ialah:

  1. Menyatakan suatu perbuatan, baik aktif maupun pasif;
  2. Menyatakan ketidaksengajaan;
  3. Menyatakan memiliki sifat;
  4. Menyatakan pelaku pekerjaan;
  5. Membuat jadi lebih menambah;
  6. Menyatakan bilangan;
  7. Menyatakan makna kausatif;
  8. Menyatakan keadaan yang berhubungan dengan ukuran;
  9. Menyatakan objek pekerjaan;
  10. Menyatakan penegasan/penentu;
  11. Menyatakan abstraksi;
  12. Menyatakan peristiwa;
  13. Menyatakan makna sampai/ hingga.

Jenis-Jenis Afiks 

Ada beberapa jenis imbuhan yang tanpa sadar pasti sering kamu temui, yakni:

1. Prefiks

Prefiks adalah afiks yang berada pada awal kata. Prefiks sering juga disebut sebagai awalan. Ada delapan prefiks dalam bahasa Indonesia, yaitu:

me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, dan se-.

2. Infiks

Infiks diletakkan di tengah sebuah kata. Infiks juga disebut sebagai imbuhan sisipan. Ada empat infiks dalam bahasa Indonesia adalah:

  • el + jajah (kata dasar) menjadi jelajah;
  • er  + sabut menjadi serabut;
  • em + tali menjadi temali;
  • in + kerja menjadi kinerja.

3. Sufiks

Sufiks merupakan berkebalikan prefiks, yaitu diletakkan pada belakang atau akhir kata. Sufiks dalam bahasa Indonesia ada 3, yaitu an, -kan, dan -i.

4. Konfiks

Konfiks sering juga disebut dengan ambifiks atau sirkumfiks. Nah, konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan belakang kata. Ada 4 konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu:

  • ke-an (misalnya dalam keterlambatan)
  • pe-an (misalnya dalam pengajuan)
  • per-an (misalnya dalam pertemuan)
  • ber-an (misalnya dalam bersalaman)

5. Simulfiks

Simulfiks adalah afiks yang tidak berbentuk suku kata dan imbuhan yang ditambahkan akan melebur dengan kata dasar. Jadi, simulfiks mengganti satu atau lebih huruf untuk mengubah makna kata.

Contohnya adalah kata sate yang berubah menjadi nyate. Contoh lainnya tongkrong menjadi nongkrong.

6. Kombinasi Afiks

Kombinasi afiks dan konfiks memang mirip, tetapi sebenarnya keduanya tidak sama. Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa contoh kombinasi afiks, yaitu: 

  • me-kan
  • me-i
  • memper-kan
  • memper-i 
  • keber-kan
  • ter-kan
  • per-kan
  • pe-an
  • se-nya

Penggunaan konfiks dilakukan secara langsung pada kata dasar, sedangkan kombinasi afiks terjadi secara bertahap. Contohnya kata penyesuaian dari kata dasar sesuai. Kata penyesuaian dimulai dari menye-kan.

Jenis-Jenis Afiks dari Afiks Serapan

Nah, selain yang di atas, ada juga afiks yang berasal dari afiks serapan, Quipperian. Afiks serapan merupakan imbuhan yang berasal dari kata asing dan memiliki fungsi sebagai kata benda atau kata sifat. Namun, dalam penggunaannya secara umum makna katanya hanya untuk menunjukkan kata sifat saja. Berasal dari berbagai bahasa, namun paling banyak berasal dari tiga bahasa, yaitu:

1.  Berasal dari bahasa Sansekerta

Imbuhan yang berasal dari bahasa Sansekerta digunakan dengan bahasa baku Indonesia yang kemudian membentuk kata baru. Imbuhan serapan yang berasal dari bahasa sanskerta misalnya:

  • -man + seni menjadi seniman
  • -wati + peraga menjadi peragawati
  • -wan + wisata menjadi wisatawan

2. Berasal dari bahasa Arab

Afiks serapan yang berasal dari bahasa Arab adalah:

  • -wi + dunia menjadi duniawi
  • -iah + alami menjadi alamiah
  • -i + kodrat menjadi kodrati

3. Berasal dari bahasa Inggris

Afiks yang diserap dari bahasa Inggris dan di pakai dalam bahasa Indonesia, yaitu:

  • -is + ego menjadi egois
  • -isasi + imun menjadi imunisasi
  • -istis + realita menjadi realistis

Nah, semua bahasa di dunia mengalami perkembangan, baik dari sisi kosa kata maupun serapan bahasa asing. Apalagi dalam era global yang menuntut penggunaan teknologi, tentu kosa kata baru akan selalu muncul dan mengganti kosa kata lama. 

Penyerapan kosa kata bahasa asing akan mengalami proses afiksasi dalam bahasa Indonesia. Umumnya, kosa kata yang dipinjam berbentuk nomina, adjektiva, dan verba.

Contoh beberapa kosa kata yang merupakan pinjaman bahasa asing adalah kritikus, direktur, jurnalis, suporter, dan psikolog. Dari contoh kata tersebut, ada sufiks us, ur, is, er, dan og yang berbeda dengan imbuhan sufiks pada umumnya. Kata-kata tersebut lebih banyak muncul untuk menunjukkan profesi manusia dan semuanya merupakan serapan dari bahasa asing. 

Gimana, apakah pembahasan ini menambah wawasan kamu, kan Quipperian? Kamu juga bisa menambah pengetahuan yang baru lainnya, lho. Buruan daftar di sini dan akses topik-topik keren lainnya bareng Quipper Video! 

Buruan daftar!