Home » Mapel » Mau Lancar Pelajaran Ekonomi? Perdalam Dulu Pengertian Kebijakan Moneter Ini!

Mau Lancar Pelajaran Ekonomi? Perdalam Dulu Pengertian Kebijakan Moneter Ini!

Mau Lancar Pelajaran Ekonomi Perdalam Dulu Pengertian Kebijakan Moneter Ini!

Halo, Quipperian! Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan YME, ya. Duh, zaman sekarang lagi hits film Dilan 1990, nih. Kalian sudah pada nonton belum, Quipperian? Kalau belum, sayang banget! Ini dia alasan kenapa kalian harus nonton Dilan 1990.

Eh, tapi tunggu dulu. Apa sih hubungannya film Dilan 1990 dengan Kebijakan Moneter? Well, nggak berpengaruh banget sih. Tapi setidaknya nanti kamu bisa bilang ke gebetan begini, “Kamu nggak usah belajar kebijakan moneter, berat. Biar aku saja yang menjelaskan ke kamu.” Cieee… Bisa jadi modal untuk PDKT juga kan, Quipperian?

Nah, makanya daripada galau bagaimana metode yang baik untuk mendekatkan diri ke gebetan, mendingan kalian pakai materi kebijakan moneter ini nih untuk PDKT. Selain bisa menambah ilmu, kalian juga bisa membagikan materi ini ke teman-teman yang lain. Yuk, simak pembahasannya di bawah ini.

Pengertian Kebijakan Moneter

Apakah kalian sudah pernah mendengar istilah kebijakan moneter? Mungkin sebagian besar dari kalian yang lahir pada tahun 1998 sering mendengar sejarah krismon alias krisis moneter dari orangtua atau guru kalian, bukan?

Nah, krisis moneter ini terjadi karena kebijakan moneter yang ditetapkan saat itu kurang efektif dalam mengatasi kendala. Jadi, sebenarnya apa arti kebijakan moneter itu sendiri?

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral atau otoritas moneter (di Indonesia adalah Bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat guna mengendalikan perekenomian negara jadi lebih baik.

Menjadi lebih baik maksudnya adalah dengan meningkatnya output keseimbangan atau terpeliharanya stabilitas harga. Dengan kebijakan ini, otoritas moneter nantinya akan mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan atau kondisi yang lebih baik dengan cara mengatur JUB atau jumlah uang beredar.

Golongan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi 2, yakni:

  1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Kebijakan ini merupakan kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

  1. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Kebijakan ini merupakan kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Biasanya disebut juga sebagai Kebijakan Uang Ketat (Tight Money Policy).

Instrumen Kebijakan Moneter

Secara umum ada tiga instrumen utama dalam kebijakan moneter, yakni politik diskonto (discount rate policy), operasi pasar terbuka (open market operation), dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).

Namun, di luar ketiga instrumen tersebut, yang merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatif pemerintah bisa juga melakukan beberapa instrumen seperti imbauan moral (moral persuasion), kebijakan kredit selektif (selective credit policy), dan kebijakan devaluasi atau revaluasi.

Biar tidak bingung atau tertukar, coba yuk kita simak pembahasannya satu per satu di bawah ini.

  1. Politik Diskonto (Discount Rate Policy) -> Kebijakan bank sentral dalam memengaruhi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga bank.
  2. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) -> Kebijakan bank sentral dalam memengaruhi jumlah uang beredar dengan cara membeli atau menjual surat berharga.
  3. Rasio Cadangan Kas (Reserve Requirement Ratio) -> Kebijakan bank sentral dalam memengaruhi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan minimum (giro wajib minimum) yang harus dipenuhi dan dipatuhi bank-bank umum dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Biasanya disebut juga dengan istilah cash ratio.
  4. Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit) -> Kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat dengan cara menentukan syarat-syarat yang ketat terhadap pemberian kredit. Jika bank ingin memberikan kredit, ads syarat-syarat yang harus dipenuhi dan dikenal sebagai 5C, yakni: character, collateral, capital, capacity, dan condition of economy.
  5. Imbauan Moral (Moral Persuasion) -> Otoritas moneter mencoba untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara memberikan imbauan tertentu pads masyarakat lewat media massa yang nantinya bisa memengaruhi sikap lembaga moneter dan pribadi masyarakat itu sendiri.
  6. Kebijakan Devaluasi atau Revaluasi -> Devaluasi merupakan kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing, bertujuan untuk memperbaiki neraca pembayaran luar negeri. Sedangkan revaluasi merupakan kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai rupiah terhadap mata uang asing.

Tujuan Kebijakan Moneter

Lalu, sebenarnya apa sih tujuan dari kebijakan moneter ini? Apa pengaruhnya jumlah uang beredar di masyarakat terhadap perekonomian negara? Daripada penasaran dan galau kayak Milea, mendingan cek di bawah ini.

  1. Menjaga stabilitas ekonomi

Supaya kehidupan masyarakat bisa selalu tenang dan sejahtera, maka stabilitas ekonomi harus tetap terjaga. Jika jumlah uang beredar melebihi jumlah barang dan jasa yang ada maka akan terjadi inflasi. Sebaliknya, jika uang beredar kurang dari jumlah barang dan jasa yang ada maka akan terjadi deflasi. Maka, kebijakan moneter dilakukan guna mengimbangi jumlah uang beredar dengan barang dan jasa yang tersedia.

  1. Menjaga stabilitas harga

Dengan harga barang dan jasa yang stabil di masyarakat (tidak naik dan turun mendadak), maka masyarakat akan lebih tenang dalam bertransaksi dan berinvestasi.

  1. Meningkatnya kesempatan kerja

Jika jumlah uang beredar dengan barang dan jasa yang tersedia seimbang, hal ini berarti menunjukkan perekonomian yang stabil. Nah, jika sudah stabil nantinya akan ada banyak pengusaha yang mau berinvestasi. Investasi inilah yang memungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

  1. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran

Kebijakan moneter bisa digunakan untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran sehingga tidak banyak terjadi defisit dalam negara, tetapi bisa menjadi seimbang atau bahkan surplus.


Bagaimana, Quipperian? Apakah sejauh ini materi kebijakan moneter di atas sudah cukup membantu? Jangan lupa kunjungi laman Quipper Video Blog untuk materi ekonomi atau mata pelajaran lainnya, ya! Kalian juga bisa mengerjakan latihan soal yang ada di sana, lho. Good luck, Quipperian!

Sumber:

Penulis: Serenata

Lainya untuk Anda