Home » Mapel » Fisika » Bisakah Kita Menciptakan Arus Listrik dari Magnet? Simak di Sini!

Bisakah Kita Menciptakan Arus Listrik dari Magnet? Simak di Sini!

Seorang fisikawan sekaligus kimiawan asal Denmark, Hans Christian Øersted (red: Oersted), mengamati bahwa aliran listrik pada konduktor bisa menghasilkan medan magnet. Hal ini ia simpulkan setelah melihat arah jarum kompas yang berubah ketika didekatkan pada aliran arus listrik.

Selanjutnya, para ilmuwan lain pun penasaran apakah hal tersebut berlaku sebaliknya? Apakah medan magnet juga bisa menghasilkan arus listrik? Untuk mendapatkan jawabannya, simak pembahasan berikut, yuk, Quipperian!

Percobaan Menciptakan Arus Listrik dari Medan Magnet

Setelah muncul hipotesa dari Oersted, yang juga dibuktikan dengan perumusan hubungan antara medan magnet dengan arus listrik oleh Biot-Savart, banyak ahli fisika yang kemudian mendesain percobaan-percobaan untuk mendeteksi kemunculan arus listrik yang diinduksi oleh medan magnet.

Sayangnya, usaha mereka sia-sia. Hingga pada abad ke-19 muncul dua ilmuwan fisika, Joseph Henry dan Michael Faraday, secara terpisah menyadari konsep baru yang sama.

Memang benar bahwa faktanya, medan magnet bisa menghasilkan arus listrik. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi secara simultan, melainkan harus ada pada kondisi tertentu, yaitu ketika medan magnet berubah seiring berjalannya waktu.

Sesungguhnya ketika Faraday menemukan bahwa medan magnet dapat menginduksi arus listrik, ia hanya beruntung. Ia membuat arus mengalir pada kumparan kawat sehingga arus tersebut akan membangkitkan medan magnet. Selanjutnya, ia berharap bahwa medan magnet tersebut akan memicu munculnya arus listrik pada kumparan yang kedua. Ternyata, harapannya tidak terwujud. Mulanya Faraday merasa sedikit kecewa, akan tetapi ia pun menyadari sesuatu yang aneh.

Ketika ia menyalakan dan mematikan arus pada kumparan kawat pertama, memang terjadi sedikit lonjakan arus listrik pada kawat kedua. Namun, hal tersebut hanya terjadi ketika arus diubah dari mati menjadi hidup atau hidup menjadi mati. Saat itulah Faraday menyadari bahwa ia mencari hal yang salah: Keberadaan medan magnet yang konstan memang tidak bisa menghasilkan arus listrik pada kumparan kawat. Tetapi, hanya medan magnet yang berubah yang bisa menghasilkan arus listrik.

Gagasan inilah yang kemudian muncul sebagai Hukum Induksi Faraday, yaitu perubahan pada medan magnet dapat menginduksi gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan kawat. GGL merupakan energi yang diberikan pada setiap muatan listrik untuk bergerak antara dua kutub sumber daya listrik dan memiliki satuan volt. GGL inilah yang pada akhirnya membuat elektron bergerak dan menghasilkan aliran listrik.

Hubungan Fluks Magnetik dengan Medan Magnetik

Jadi sekarang Faraday tahu bahwa ketika medan magnet diubah seiring waktu, medan magnet tersebut akan menginduksi GGL di dalam kumparan kawat. Tetapi tidak hanya medan magnet, sebenarnya ada hal lain yang juga bisa menginduksi GGL, seperti perubahan luas bidang yang melingkupi medan magnet serta perubahan sudut antara kumparan dengan medan magnet juga akan menginduksi GGL.

Hal tersebut menjadi faktor yang memengaruhi perubahan fluks magnetik, yang disimbolkan dengan ΦB. Fluks magnetik merupakan besaran yang mengukur banyaknya medan magnet yang melewati luas penampang tertentu. Ketika nilai fluks berubah, GGL pun terinduksi.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga besaran yang memengaruhi nilai fluks magnetik pada suatu kumparan, yaitu besar medan magnet (B), luas penampang bidang yang melingkupi medan magnet (A), dan sudut θ yang menunjukkan sudut antara medan magnet dengan garis yang tegak lurus dengan permukaan kumparan.

Nilai luas permukaan penampang bidang berbanding lurus dengan medan magnet yang dihasilkan. Semakin besar areanya, semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan. Dengan mengombinasikan ketiga faktor tersebut, kita bisa mengukur besar fluks magnetik sebagai berikut:

Pengukuran Fluks Magnetik untuk Memperoleh Kuat Arus Listrik

Ketika mengukur GGL, hal yang sebenarnya penting adalah bagaimana fluks berubah seiring waktu. Jika fluks magnetik yang melewati kumparan menurun, nilai GGL akan bertambah. Sebaliknya jika fluks meningkat, nilai GGL menurun.

Selain itu, setiap lilitan pada kumparan menghasilkan besar fluks magnetik yang sama sehingga total GGL yang dihasilkan proporsional dengan banyaknya lilitan pada kumparan. Secara matematis, hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai:

Jadi, Hukum Induksi Faraday menunjukkan cara menghitung berapa besar GGL – dari sini dapat diperoleh besar arus listrik – yang diinduksi pada kumparan kawat dari perubahan fluks magnetik. Kita akan coba mengaplikasikan rumus di atas untuk menyelesaikan soal berikut:

Suatu kumparan terdiri dari 1.000 lilitan dan memiliki hambatan 10 Ω. Kumparan tersebut melingkupi fluks magnetik yang berubah terhadap waktu sesuat persamaan Φ = (t + 2)2. Maka kuat arus yang mengalir pada saat t = 0 adalah…

Jadi, kuat arus yang mengalir pada kumparan saat t = 0 adalah sebesar 400 A. Notasi negatif menunjukkan bahwa kuat arus menurun ketika fluk magnetik meningkat.

Aplikasi Hukum Induksi Faraday dalam Kehidupan Sehari-Hari

Salah satu penerapan Hukum Faraday dapat dengan mudah kita temukan pada dinamo sepeda. Alat tersebut terdiri dari kumparan yang bergerak dalam medan magnet tetap. Ketika kita mengayuh sepeda dan roda berputar, kumparan di dalam dinamo ikut berputar. Akibatnya, fluks magnetik berubah-ubah. Perubahan itulah yang menginduksi GGL dan pada akhirnya bisa menyalakan lampu pada sepeda.

Dari pembahasan di atas, ternyata tidak hanya arus listrik yang bisa menghasilkan medan magnet, tetapi juga medan magnet bisa memicu munculnya GGL. Nah, jika Quipperian ingin bisa memahami lebih lanjut tentang sifat kelistrikan maupun magnet, kamu bisa berlangganan Quipper Video melalui link berikut ini!

Link cara daftar: bit.ly/caradaftarquipper

Link registrasi: https://learn.quipper.com/signup/video/ID

Penulis: Laili Miftahur Rizqi

Lainya untuk Anda