Hai, Quipperian!
Tak terasa, sudah berbulan-bulan kamu bersekolah dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), ya. Gimana, sekolah dan tugas-tugasmu aman dan lancar enggak, nih?
Mengesampingkan kebosanan yang muncul karena PJJ, pasti ada juga dampak positifnya, kan? Misalnya, sekarang banyak di antara kamu yang tidak perlu lagi ikut menyumbang polusi saat harus bepergian ke sekolah dengan kendaraan bermotor.
Walaupun udara di kota-kota besar masih belum tergolong baik, setidaknya kamu, para pelajar, sudah turut menurunkan tingkat polusinya.
Nah, bicara tentang polusi, jika kamu tinggal di kota besar, mungkin kamu sudah merasa gerah dan kesal. Bahkan, karena polusi tersebut, kota-kota besar seringkali diselimuti kabut yang terlihat jelas.
Eits, tapi itu termasuk kabut bukan, sih? Daripada bingung, yuk kita cermati bahasannya berikut ini.
Pengertian Kabut
Kabut adalah salah satu gejala pada cuaca dan iklim yang terjadi karena adanya proses kondensasi uap air di dekat permukaan tanah atau di dekat air yang dingin hingga ketinggian 500 meter.
Dapat dikatakan bahwa kabut adalah awan yang menyentuh tanah. Meskipun sama-sama terbentuk karena proses kondensasi uap air, tapi keduanya berbeda, lho. Apa bedanya?
Letak perbedaannya terdapat pada ketinggiannya. Kabut hanya terbentuk pada ketinggian yang rendah karena menyentuh permukaan bumi, sementara awan dapat terbentuk pada berbagai jenis ketinggian, bahkan bisa mencapai berkilo-kilometer lebih tinggi dari permukaan air laut.
Bagaimana Proses Terbentuknya?
Sebetulnya, dalam proses terbentuknya dapat dikatakan sama dengan awan, Quipperian.
Terbentuk pada saat uap air atau air dalam wujud gas mengalami kondensasi. Pada saat itulah, molekul-molekul yang terdapat di dalamnya akan menyatu dan menghasilkan titik-titik air yang melayang-layang di udara. Tidak seperti uap air yang tidak terlihat, perubahan menjadi titik-titik air inilah yang membuat kita dapat melihat kabut.
Nah, proses ini biasanya karena adanya peningkatan kelembapan udara atau pada saat suhu udara menurun. Maka, sering terbentuk pada pergantian malam ke pagi hari, saat di mana suhu udara biasanya ada di titik paling rendah. Udara yang lembap mengandung banyak uap air di dalamnya.
Kabut terbentuk dari pertemuan udara dengan suhu yang berbeda, misalnya udara sejuk bertemu dengan udara hangat.
Setelah terbentuk, ada yang terus naik hingga akhirnya menjadi awan dan ada pula yang jatuh ke permukaan bumi karena lebih berat. Nah, yang tetap berada di permukaan bumi inilah yang akan menempel di berbagai tempat, misalnya tumbuhan, sebagai embun, dan akan menghilang setelah titik-titik air di dalamnya menguap karena ditembus oleh sinar matahari.
Jenis-Jenis Kabut
Ternyata, ada berbagai jenis kabut, nih, guys. Mari kita pahami beberapa di antaranya.
- Kabut radiasi, yang biasanya terbentuk pada sore menuju malam hari, saat panas yang diserap oleh bumi dari matahari di pagi hari diradiasikan ke udara.
- Kabut adveksi, yang terbentuk saat udara yang hangat dan lembap melewati permukaan yang sejuk. Proses ini dinamakan adveksi. Biasanya, terjadi pada tempat di mana udara hangat tropis bertemu dengan air laut yang lebih dingin.
- Kabut lembah, biasanya ditemui di lembah pegunungan pada musim dingin. Terbentuk pada saat udara yang lebih padat ‘terperangkap’ karena adanya pegunungan.
- Kabut asap, kondisi yang terjadi saat bercampur dengan asap. Jenis satu ini dinamakan smog, gabungan dari kata smoke dan fog. Kabut asap berbahaya bagi kesehatan, terutama karena terdiri atas partikel-partikel kecil yang bisa menembus hingga ke dalam organ dalam tubuh kita. Jenis ini juga bisa mengganggu karena merusak tumbuhan.
Apakah Kabut Dapat Menyebabkan Permasalahan?
Ada kabut yang tebal dan juga tipis. Pada beberapa kondisi, dapat terbentuk dengan sangat tebal, dan bisa membuat kamu tidak bisa melihat atau menembusnya, lho.
Jangankan melihat sesuatu yang kecil, melihat bangunan yang menjulang tinggi sekalipun akan sulit, apabila daerah di sekitarnya tertutup kabut tebal.
Jika kita hanya berjalan kaki, mungkin kita bisa selamat di tengah kabut tebal dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap permukaan tanah di sekitar kita. Namun, bagaimana dengan orang yang harus melewatinya dengan mobil atau bahkan pesawat terbang?
Di darat, ribuan kecelakaan lalu lintas terjadi setiap tahunnya begitupun di udara tentunya lebih berbahaya, maka biasanya penerbangan akan mengalami pembatalan atau penundaan jika kondisi sedang berkabut.
Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi bahaya yang timbul, salah satunya bantuan dari satelit yang mengitari bumi untuk menghasilkan prediksi lokasi akan terjadinya kabut. Ini penting sekali supaya semua orang bisa bepergian dengan aman.
Ada pula lampu pada kendaraan bermotor yang harus dinyalakan pada saat berkabut yang dikenal sebagai lampu dim atau lampu jauh.
Nah, sekarang kamu sudah tahu lebih banyak tentang kabut. Untuk tahu gejala-gejala lainnya yang terjadi di atmosfer, rajin-rajin mampir ke Quipper Blog, ya! See you!
Penulis: Evita